BAB 1

55 7 1
                                    

Matahari pagi yang masuk ke celah jendela seseorang membuat seorang gadis yang sedang tertidur terganggu, hingga akhirnya gadis tersebut membuka mata nya perlahan. Setelah itu ia beranjak menuju kamar mandi untuk membersihkan diri, setelah selesai dia pergi ke meja makan untuk sarapan bersama keluarga nya.

"Morning mom, dad" Sapa Andara kepada orang tuanya yang sudah berada di meja makan. Lalu ia ikut duduk bersama kedua orang tuanya.

"Pagi sayang" Jawab Monalisa dan Albert bersamaan, mereka adalah mommy dan daddy Andara.

"Loh mom, kak Brayn mana? Gak ikut sarapan?" Tanya Andara kepada mommy nya ketika dia tidak melihat kakak satu-satunya itu. Brayn Malhet, dia adalah kakak Andara.

"Mungkin dia lag--" Belum sempat Monalisa menjawab pertanyaan anaknya, suara derap langkah terdengar begitu nyaring di telinga mereka. Hingga nampaklah sosok Brayn dari arah tangga yang akan menghampiri keluarganya.

"Pagi mom, dad, dan little angel" Sapa Brayn ketika sudah berada di meja makan lalu duduk di samping adiknya.

"Pagi boy" Jawab ketiganya bersamaan.

"Yasudah sekarang waktunya sarapan" Seru Albert. Hingga akhirnya mereka semua sarapan dengan keadaan hening, hanya ada dentingan sendok dan garpu yang terdengar. Dan setelah selesai sarapan, mereka menuju ke ruang keluarga karena Andara meminta kepada keluarganya untuk kesana karena ada yang ingin ia bicarakan.

"Kamu mau ngomong apa sayang?" Tanya Albert untuk memulai percakapan.

"Andara pingin pindah sekolah dad, aku gak betah di sekolah yang ini. Andara pingin pindah ke sekolah SMA Pelita" Jawab Andara sambil menundukkan pandangan nya, karena takut tidak di izinkan oleh kedua orang tuanya.

"Kenapa lo pingin pindah sekolah? Kalau lo pindah berarti lo gak satu sekolah sama gue dan lo jauh dari pengawasan gue. Gue gak ngizinin!" Sahut Brayn tidak terima dengan keputusan adiknya. Karena selama ini ialah yang selalu menjaga adiknya agar kejadian itu tidak terulang kembali.

"Iyah sayang, benar kata kakakmu. Kamu jangan pindah sekolah ya, biar kakak kamu bisa jagain kamu terus" Ucap Monalisa dengan penuh nada khawatir, ia membenarkan ucapan anak laki-lakinya. Karena mereka semua tidak ingin kejadian itu terjadi kembali pada Andara.

"Tapi Andara bisa kok jaga diri. Andara mohon mom, dad" Mohon Andara kepada kedua orang tuanya.

"Gue tetep gak set--"

"Oke kalau itu mau kamu sayang, daddy setuju. Daddy akan urus semuanya sekarang, mulai besok kamu sudah bisa sekolah di SMA Pelita" Putus Albert yang memotong ucapan Brayn. Dan keputusan tersebut membuat Andara tersenyum bahagia, lalu ia pun memeluk kedua orang tuanya dan juga kakaknya.

"Tapi lo harus jaga diri baik-baik di sekolah baru, kalau ada yang jahatin lo bilang ke gue! Oke?" Pesan Brayn kepada adik kesayangan nya.

"Oke" Jawab Andara sambil mencium pipi kakak nya.

∆∆∆

Hari ini adalah hari pertama Andara menginjakkan kaki di sekolah barunya, dia sangat senang hari ini. Kini dia sedang berjalan menuju ruang kepala sekolah untuk menanyakan dimana kelas nya. Ketika ia melewati seluruh murid SMA Pelita, banyak yang menatap heran karena mereka tidak pernah melihat Andara berada disini. Dan mereka semua berpikir bahwa mungkin Andara murid baru, selain itu banyak juga tatapan memuja akan kecantikan nya. Bahkan banyak yang menatap tidak suka ke arahnya karena banyak yang memuji kecantikannya, namun ia tetap cuek.

Setelah tadi menanyakan kepada kepala sekolah untuk menanyakan dimana kelasnya, kini Andara sedang berjalan disamping ibu Kania. Guru yang mengajar mata pelajaran Bahasa Indonesia sekaligus wali kelasnya. Tak terasa akhirnya mereka sampai di depan kelas, tepat di depan pintu terdapat tulisan "XI. IPA2". Kini Andara sedang menunggu diluar kelas atas perintah wali kelasnya itu.

"Assalamu'alaikum, pagi anak-anak" Sapa ibu Kania kepada anak didiknya.

"Wa'alaikumsalam, pagi buu..." Jawab seluruh murid IPA2 dengan kompak.

"Oke, disini akan ada murid baru pindahan. Dan ibu akan memperkenalkan nya kepada kalian" Ucap ibu Kania dengan tenang, dan hal tersebut mengundang keributan dikelas IPA2 karena penasaran akan sosok murid barunya, terkecuali dengan Andreas yang sibuk dengan handphone dan earphonenya. Banyak bisik-bisik yang terdengar, hingga keributan tersebut sampai terdengar ke telinga Andara yang sedang berada diluar kelas.

"Sudah jangan berisik! Ibu akan memanggilnya. Ayo sini nak masuk" Ucap ibu Kania mempersilahkan anak didiknya untuk masuk. Dan semua mata pun menoleh ke arah pintu, Terkecuali Andreas. Banyak teriakan dari kaum adam yang menggoda dan memuji Andara ketika ia mulai memasuki kelas. Dan banyak pula bisik-bisik dari para wanita yang sirik akan kecantikannya, dan ada juga yang memuji akan kecantikannya.

"Ibu sudah bilang jangan berisik! Dan kamu, silahkan perkenalkan dirimu" Ibu Kania pun mempersilahkan Andara untuk memperkenalkan diri. Dan kelas yang awalnya berisik, kini menjadi hening.

"Perkenalkan nama gue Andara Valeri. Kalian bisa panggil gue Dara. Gue murid pindahan, senang bertemu dengan kalian" Andara pun memperkenalkan dirinya dengan ramah, dan tak lupa dengan senyum manisnya yang terlihat jelas lesung pipinya. Dan hal tersebut membuat semua murid laki-laki menatapnya dengan penuh kagum.

"Woy Dre, ada murid baru. Lo malah asik sama handphone" Bisik Bima kepada Andreas sambil melepas earphone yang terpasang di telinganya.

"Apasi lo ganggu gue aja!" Kesal Andreas karena aktivitasnya terganggu.

"Lo lihat tuh ke depan, ada murid baru. Cantik lagi orangnya" Ucap Bima lalu kembali memandang Andara yang masih setia menampilkan senyumnya yang manis.

Dan dengan malas, Andreas melihat ke depan dimana murid baru tersebut berdiri. Ketika Andreas tepat melihat ke depan, matanya saling beradu dengan manik mata milik Andara. Keduanya saling tatap hanya dalam beberapa detik. Hingga akhirnya Andreas yang memutuskan kontak mata mereka lalu fokus kembali kepada handphone dan earphonenya.

"Manis" Ucap Andreas dalam hati.

"Yasudah Dara, kamu bisa duduk di sebelah Yuri. Dan ibu permisi dulu, wassalamu'alaikum" Ucap ibu Kania sambil menunjuk bangku Yuri, lalu ia pun pamit.

"Wa'alaikumsalam" Jawab murid IPA2 dengan kompak. Setelah itu Andara pun duduk di bangku yang di perintahkan oleh wali kelasnya itu.

ANDREAS Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang