Chap 3 - See you again

1K 134 52
                                    

DON'T LIKE? DON'T READ
.
.

KRITIK DAN SARAN DIBUTUHKAN

.
.

Summary: "Apakah kata 'Benci menjadi cinta' akan berlaku untukku?"

.

NIELHWANG

Wajah Daniel terlihat pucat

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Wajah Daniel terlihat pucat. Semua kejadian akhir-akhir ini membuat nafsu makan dan tidurnya menjadi buruk. Bayangan orangtuanya yang kecewa selalu menghantui dirinya karena gagal menjaga kakaknya.

Daniel menyayangi Seongwoo, karna Seongwoo satu-satunya keluarga yang dia punya setelah kedua orang tuanya meninggal, namun nasib sial kembali mendatangi Daniel.
Dia harus kehilangan hyung-nya karena perbuatan bodoh yang dilakukan Minhyun.

"Dasar manusia jalang kau Hwang Minhyun!" itulah kata-kata yang sering meluncur dari mulut Daniel ketika dia melihat foto Seongwoo.
Walaupun Daniel merasa kehilangan, dia bukan tipikal orang yang akan selamanya terpuruk dengan menelantarkan semua pekerjaanya dan bertingkah layaknya orang gila yang kehilangan akal sehatnya.

Dia adalah orang yang bertanggung jawab. Sebagaimanapun masalah yang dia punya dia tetap berusaha profesiaonal.

Daniel mengambil jas yang tergantung didalam lemari. Lalu berjalan kearah cermin besar yang memantulkan bayangan dirinya yang sangat sempurna. Dengan stelan hitam dan kemeja putih dan tata rambutnya yang dibirkan sedikit berantakan.
Bila biasanya setiap dia bercermin akan ada seulas senyum yang dia ukir, namun kali ini untuk tersenyum saja bagaikan barang berharga yang sangat sulit ditemukan pada dirinya.

Daniel dengan segera keluar dari kamar dan berjalan kearah pintu utama. Daniel menghela nafas sebelum membuka pintu tersebut. Karna dia sudah yakin bahwa dibalik pintu itu sudah ada seorang namja manis yang selama satu minggu ini selalu mengikutinya.
Perlahan namun pasti, Daniel membuka pintu tersebut.

Bingo!

Namja manis itu sedang tersenyum amat manis hingga matanya menyipit itu dapat membuat semua namja maupun yeoja terpana akan senyumnya kecuali manusia es dihadapannya itu.

"Pagi Daniel- ah ! Sudah ingin berangkat kerja? Ini aku sudah menyiapkan makanan kesukaanmu," ujar Minhyun dengan senyum manisnya yang tentu saja tidak mendapatkan balasan.

"Sudah kubilang untuk yang keberapa kalinya untuk jangan datang kerumahku lagi dan jangan mengikuti! Kau semakin terlihat seperti manusia jalang!" ujar Daniel tajam.

Minhyun menundukan kepalaya. Ia menarik nafas dalam dan kembali menatap mata Daniel dengan senyum yang masih terpatri indah diwajahnya, "kau sudah mengatakan itu puluhan kali Kang Daniel. Dan aku selalu mengingat setiap kata yang kau ucapkan."

"Apa maumu sialan?" tanya Daniel geram karna Minhyun justru memerkan senyum manisnya yang Daniel anggap sebagai hinaan atas dirinya.

"Tentu saja maaf darimu Tn.Kang," ujar Minhyun ceria.

"Dalam mimpimu!" ujar Daniel kemudian melangkahkan kakinya.

"Bahkan dalam mimpiku Tuhan tidak memberikanku izin untuk mendapatkan maaf darimu," 

Minhyun yang menyadari Daniel berjalan meninggalkanya, segera berlari mengejar Daniel dan menahan langkah Daniel,
"Sekarang apa maumu?" tanya Daniel datar.
"Ini! Kau harus membawa ini. Kau belum sarapan bukan?"
Daniel mengambil kotak makanan yang Minhyun berikan, lalu mebolak-balikan kotak tersebut.

Minhyun tersenyum ketika Daniel memulai membuka kotak makanan itu. Namun harapan dirinya yang mengharapkan Daniel memakan makanan itu kembali sirnah karna nyatanya, Kang Daniel dengan santai melempar kotak makan yang ia pegang kearah tempat sampah yang persis berada disampinya.

"Kau pikir aku mau memakan makanan dari tangan namja jalang sepertimu?" ujar Daniel kejam lalu kembali melangkahkan kakinya kearah mobil dan melajukannya meninggal Minhyun yang masih berdiri mematung.

Minhyun tersenyum pedih melihat kotak makanannya yang kini berada di kotak sampah, ia berjalan mengambil makananya yang berada ditempat sampah itu.
Minhyun mengambil secara perlahan, bekal itu masih tersisa hampir setengah dari isinya, karna setengah isinya sudah keluar dan berceceran didalam tempat sampah.

Minhyun menatap kotak makanannya dan jari-jarinya secara bergantian.
"Bahka aku rela belajar memasak hingga membuat jari-jariku terluka hanya untuk membuat sarapan untukmu, aku hanya ingin agar kau tidak membeli makanan yang tidak terjamin kesehatannya," lirihnya.

Mata rubah itu mulai berkaca-kaca, "aku tau kau sangat membenciku bahkan kau selalu memanggilku dengan sebutan jalang. Aku tidak marah padamu, karena aku masih tau diri," lanjutnya semakin lirih dengan air mata yang sudah mengalir dan membasahi pipinya.

Minhyun menyendok makanan dari dalam kotak makan itu lalu memakannya, "bahkan hiks.. kau selalu membuang masakan yang.. hiks.. kubuat dengan mengorbankan jari-jariku tanpa kau cicipi sedikitpun. A-aku hiks.. tidak tau apa yang bisa hiks.. membuatmu memaafkanku. Apa aku harus mati didepanmu Kang Daniel?" isak Minhyun semakin menjadi tanpa menyadari kehadiran Daniel yang tepat beberapa meter berdiri dibelakangnya.


 Apa aku harus mati didepanmu Kang Daniel?" isak Minhyun semakin menjadi tanpa menyadari kehadiran Daniel yang tepat beberapa meter berdiri dibelakangnya

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

-minhyun nakal ya Niel?-

-TBC-

Aku tau ini pendek kok, Maaf karna aku lagi males ngetik #plak masih kebawa galau efek semalem

Niatnya mau dibuat alur lambat, berhubung aku orangnya gampang bosen mending alurnya dipercepat,

Makasih yang masih mengharapkan ff ini lanjut, yahh semoga kalian puas walaupun pendek..

Okey, see you di chap depan,
Kalau DOUBLE UP pada setuju gak nih? Gausah nanya pasti jawabannya iya..





-KimDanikk-

NIELHWANG : My Bad BoyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang