"Yang mati duluan jadi pacarku." Renjun berucap cuek, kemudian melengos begitu saja. Tidak memedulikan dua orang anak adam yang sedaritadi mencoba menarik perhatiannya. Masa bodoh, masih banyak hal yang harus pria bergingsul itu lakukan.
Hari-hari damai Renjun di tempat kuliah mulai berantakan sejak tiga minggu lalu. Dua orang pria tampan pujaan Universitas A tiba-tiba berlomba-lomba menjadikan dia sebagai pacar salah satu dari mereka. Mulanya si Lee Jeno, mahasiswa jurusan seberang, terang-terangan mengajaknya berkencan di depan pintu perpustakaan yang sepi. Semilir angin mengenai wajahnya siang itu, dan Renjun seperti mendapat pertanda tidak baik dari sana.
Belum lagi Renjun sempat menjawab ajakan Jeno, Na Jaemin datang mengintrupsi. Mendorong Jeno yang berada di depannya, kemudian menempati posisi Jenoㅡyang bergeser hampir mengenai tempat sampahㅡ dengan dirinya sendiri. Sudah di pastikan apa yang keluar dari mulut Si Hazel ini tidak jauh berbeda dari pria bermarga Lee tadi. Dan ternyata benar, ajakan berkencan disertai kalimat menyanjung diri sendiri terdengar setelahnya. Bahkan tak cukup sampai situ, Jaemin masih sempat menambahkan tudingan tajam penuh hinaan untuk Jeno.
Jeno yang tersulut emosi membalas ucapan Jaemin dengan tidak kalah tajamnya. Dan kemudian mereka bertengkar seperti bocah delapan tahun. Saling melempar makian, berlomba-lomba menjatuhkan satu sama lain dengan ucapan. Renjun yang terlibat tidak ingin membuang tenaga untuk memisahkan mereka, terlalu merepotkan, jadi ia memilih untuk mengundurkan diri.
Setelah hari itu hingga sekarang, Jeno dan Jaemin masih terus mengejarnya dengan gigih. Renjun mengira awalnya mereka hanya bermain-main padanya, tidak menyangka mereka sampai seserius ini. Maaf saja, tapi Renjun sendiri sama sekali tidak tersanjungㅡatau terharuㅡ melihat mereka berjuang keras demi mendapatkan dirinya. Pria bersurai merah kelam itu muak jika boleh jujur, muak dengan semua perhatian yang ia dapat dari mereka.
Setiap hari harus menebalkan telinga dari kalimat omong kosong berisi ajakan menjalin hubungan, mendapat hadiah berupa bunga atau coklatㅡyang berakhir dengan dibuangnya semua itu dari lantai 5, atau malah langsung di injak-injakㅡ sampai memberikan bantuan bantuan kecil yang sebenarnya tidak ia butuhkan. Kadang Renjun heran melihat Jeno yang rela jauh-jauh mendatangi fakulitasnya, padahal gedung mereka terpisah. Walau gedung mereka berhadapan, tetap saja memakan waktu untuk sampai ke sini. Kenapa mahasiswa fakultas kedokteran punya banyak waktu luang untuk melakukan sesuatu yang tidak perlu?
Lain halnya dengan Jaemin, dia sih beda cerita. Anak bodoh ini sebenarnya sahabat Renjun dari mereka belum bisa berbicara hingga sekarang. Bersekolah serta bimbingan belajar ditempat yang sama, ditambah lagi rumah yang letaknya bersebrangan membuat mereka seolah tumbuh bersama. Bahkan Renjun mengenal Jaemin lebih baik dari dirinya sendiri. Jadi bukan hal yang baru jika mereka jalan beriringan, sejak pertama kali masuk Universitas A mereka sudah terlihat seperti itu.
Tapi sekarang orang yang berpapasan mengernyit aneh jika melihat mereka jalan bersama. Pasalnya hampir setiap pagi Renjun memaki habis-habisan dua orang idiotㅡmenurut Renjunㅡ tapi setelahnya ia akan menjalani hari bersama salah satu dari idiot itu. Jaemin.
Kejadian dua pria tampan pujaan semua orang mengejar seseorang yang sama juga menjadi topik panas semenjak tiga minggu lalu. Mereka berbondong-bondong membahas hal ini di website terbuka khusus mahasiswa-mahasiswi Universitas A. Website yang dipakai bukan website resmi tentunya, melainkan website biasa yang memang diciptakan untuk membahas kejadian yang terjadi di kampus mereka. Biasanya orang yang membuka topik menamai postingannya thread.
Dari awal dibuat hingga sekarang, thread soal Jeno-Renjun-Jaemin menjadi thread populer dengan peringkat pertama. Terhitung tiga ribu orang sudah memberi komentar di sana. Komentarnya pun beragam, dari mencela, meluapkan perasaan cemburu, hingga memberi spekulasi bahan bergosip.
KAMU SEDANG MEMBACA
How to Falling in Love With Your Biggest Enemy;ㅡA Thread | Nomin
FanficNa Jaemin, 20 tahun, semester 4. Hidup tertata rapi, tidak ada celah kegagalan yang mungkin akan terjadiㅡmenurut perhitungannyaㅡ dan selalu ingin dinomor satu kan. Cassanova fakulitas bisnis, dan seperti di cerita fiksi lainnya, dia populer. Karna a...