"Apa kau benar-benar tidak ingat padaku?" tanya Natan ketika ia berjalan bersama dengan Mala.
"Tidak, aku sungguh tidak ingat," jawab Mala. Natan mengangguk dua kali.
"Uhm...boleh aku minta id line mu?" tanya Natan.
"Tentu," jawab Mala.
Sejak itulah Mala dekat dengan kakak kelas bernama Natan dari ekstra musik itu. Dan hubungan mereka semakin membaik seiring berjalannya waktu. Keduanya sering bertemu dan menghabiskan waktu bersama ketika weekend. Meskipun ada waktu dimana Mala harus menghadapi bullyan para kakak kelas yang suka mengaku pacar Natan. Seperti yang satu ini misal. Tamara Emile. Flashback...
Sepulang sekolah, Mala sudah berniat untuk pulang lebih awal karena ada janji dengan orang tuanya. Karena itulah Mala pergi ke parkiran lebih cepat dari biasanya. Belum sampai membuka pintu, tubuh Mala dibalik secara paksa hingga menghadap sosok yang menariknya itu. Mala shock dan menatap Tamara takut.
"Berhenti menempel pada Natan," ucap Tamara dengan penekanan disetiap katanya. Mala masih diam, karena tak tahu apa yang harus dia katakan.
"Jauhi Natan. Kau bukan siapa-siapa di hidupnya," ucap Tamara.
"Lalu bagaimana dengan kakak sendiri?kakak siapa?Kak Natan tidak pernah bilang kalau dia punya kekasih," tanya Mala sambil mendorong tubuh Tamara kemudian masuk ke dalam mobilnya. Tamara geram, ia memukul kaca jendela mobil Mala yang jelas dihiraukan Mala yang lebih memilih menjauh. Flashback...
Natan tahu kalau Mala mengalami itu, karena Arisa menceritakannya pada Natan. Hingga pada akhirnya Natan yang turun tangan, dia tidak bisa membiarkan kejadian itu begitu saja. Karena ada sesuatu juga yang memaksanya melakukan ini.
Mala sangat suka ketika melihat Natan tampil membawakan lagu dengan biola skylark warna putih Natan. Yup, Natan dari ekstra musik. Natan juga yang mengajari Mala bermain gitar. Begitu juga dengan Arisa, yang tanpa Arisa sadari sendiri kalau dia selalu berada di dekat Cavio. Seperti disaat acara ulang tahun sekolah. Natan akan tampil bersama dengan anak vocal dan musik membentuk sebuah band. Mala mengajak Arisa untuk menonton di barisan paling depan.
"Aku pergi ke kantin, nanti aku akan kembali," ucap Arisa. Padahal ia baru saja duduk. Mala berdecak, tapi membiarkan Arisa pergi. Begitu semuanya sudah berada di atas panggung, Mala tersenyum menatap Natan yang juga menatapnya. Mala mengucapkan kata 'semangat' tanpa suara dan hanya melalui gerakan bibir yang dimengerti oleh Natan sepenuhnya. Dan begitu permainan dimulai, Mala menikmatinya dengan sungguh-sungguh sembari memperhatikan Natan yang bermain sepenuh hati.
Kedekatan mereka memang tidak Mala sadari sama sekali. Bahkan sebenarnya Mala sudah mengenal Natan sebelumnya, hanya saja Mala tidak bisa mengingatnya. Dan hari ini adalah bulan kelima setelah perkenalan mereka. Dan hari ini weekend. Mala sudah mengajak Arisa keluar untuk jalan-jalan, tapi tidak bisa karena Arisa ada urusan. Jadi terpaksa hari ini Mala hanya bergelung di atas kasur tanpa melakukan apapun. Hingga sebuah chat masuk ke notif ponselnya. Mala tersenyum ketika melihat siapa yang mengiriminya pesan.
From : Natan
"Apa yang sedang kau lakukan?"
To : Natan
"Tidak ada. Hanya bermain di kamar,"
From : Natan
"Mau jalan-jalan?ada sesuatu yang harus kukatakan padamu,"
To : Natan
"Oke,"
From : Natan
YOU ARE READING
Between Us
Teen FictionAda sebuah kalimat yang membuatku sadar akan sesuatu. 'cinta tak harus memiliki'. Kurasa itu memang benar adanya. Lagipula belum tentu kita bisa bersama dia untuk selamanya, kan? ~Mala Gita Fikaila