Bagian 7

10 1 0
                                    

WAKTU sudah menunjukkan pukul 19:09 itu tandanya acara makan malam akan segera dimulai.

Bela tampak sudah siap ia mengenakan Dress berwarna hitam panjagnya selutut, gaun itu cukup sederhana tidak terlalu ramai  namun terkesan elegan rambut sepinggangnya ia cepol dan sedikit polesan make-up tipis di wajah cantiknya tidak lupa ia mengenakan sepatu hak tinggi berwarna Silver dan Slingbag dengan warna yang senada dengan sepatunya terlihat menggantug di bahu kirinya.

"DEEEEEK! PAPA UDAH JEMPUT" Teriak Yoga dari bawah.

"IYAAA TUNGGU BANG AH" teriaknya dari dalam kamar.

Bela segera beranjak dari kamar kemudian bergabung dengan Yoga dan ayahnya.

"Ayo berangkat" ucap Bela bersemangat.

"Widiih cakep banget lu dek" cetus Yoga dengan mata berbinar menatap lekat adiknya.

"Siapa dulu dong Bela Citra Mahardika putri dari Mahardika putra dan Lidia Ayunintias" beo Bela membanggakan diri.

"Sudah sudah kita berangkat sekarang" Dika menyerocos.

"Ayoo" Bela dan Yoga bersamaan.

........

Seorang pria nampak terlihat tampan dengan setelan jas berwarna silver dan kemeja hitam.

"DAMAAAA KITA BERANGKAT SEKARANG SAYANG" teriak Galena dari bawah.

Tanpa babibu Dama keluar dari kamarnya kemudian menuju kebawah tempat ibunya berada.

"Waah kamu tampan sekali na" puji Lidia.

Sama hanya tersenyum menanggapi pujian dari Lidia.

"Ya sudah kita berangkat sekarang, pak Dika sudah otw katanya" cetus Jaya.

"Satu lagi Dama kamu naik mobil sama kami" lanjut Jaya.

Sama dan sekeluarga beserta Bu Lidia berangkat ketempat janjian mereka akan berkumpul disana.

Tidak membutuhkan waktu yang panjang mereka nampak sudah memarkirkan mobilnya di depan sebuah Restoran. Beda dengan Bela, jarak Restoran dan rumah Bela lumayan jauh jadi mereka membutuhkan waktu yang panjang untuk sampai.

"Mari masuk" ucap Jaya mempersilahkan.

"Sepertinya pak Dika belum sampai" cetus Galena memperhatikan sekitar.

"Wajar lah Jeng rumah kami dari restoran kan jauh" Lidia meyakinkan

"Ya sudah kita masuk duluan, ayo Dam ikuti kami na" ucap Galena.

Mereka sudah tiba di ruangan khusus yang sudah mereka pesan tadi sore sambil menunggu kedatangan pak Dika, Bela dan Yoga.

Pak Dika, Bela, dan Yoga sudah tiba di depan Restoran tempat janjian mereka untuk makan malam sekaligus membicarakan perjodohan antara Bela dan Dama.

"Ayo kita sudah sampai, kalian turun" perintah Dika.

"Mamah udah di dalem pah?" tanya Bela.

"Iya sayang mari kita masuk, Yoga ngapain ngelamun ayo!" cetus Dika kepada kedua anaknya.

Mereka sudah memasuki Restoran kemudian menuju ke ruangan yang sudah di janjikan.

Bela tampak sangat anggun malam ini sesuai pesan mamanya, namun tiba-tiba ia tidak percaya diri ntah ada apa yang terjadi pada dirinya.

Bela memutuskan untuk menunduk karena merasa tidak siap bertemu dengan sahabat orang tuanya.

"Itu sepertinya mereka sudah datang" ucapan Lidia samar-samar mulai terdengar di telinga Bela dari kejauhan.

"Iya itu mereka" suara seorang wanita.

"Selamat malam" sapa Dika kepada semua orang.

"Silahkan duduk Dik, kami sudah menunggumu dari tadi" ucap Jaya mempersilahkan duduk.

Bela tetap saja menunduk sedangkan Yoga sudah duduk di samping Lidia.

"Jadi ini toh anak kalian?" ucap Galena sambil melirik bergantian Yoga dan Bela.

"Iya jeng kenalin dia anak sulung kami namanya Yoga anindito Mahardika panggil saja Yoga, dan dia putri sulung kami namanya Bela Citra Mahardika panggil saja Bela" ucap Lidia memperkenalkan.

"Ohh nak Bela mari sini ikut bergabung dengan kami" perintah Galena sambil menatap Bela yang masih menunduk.

Bela akhirnya memberanikan diri untuk menatap si empunya suara tadi.







AFFECTION (The Bad Boy)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang