*
*
*
*
*
*
*
*
*
*Jung Hoseok adalah pria muda yang menarik dilihat dari segi manapun. Kulit mulus, jari lentik, tubuhnya menggoda, matanya yang indah, dan yang paling penting adalah senyumnya yang... sexy, terkadang dibuat polos namun menggoda.
Hoseok berasal dari keluarga yang kaya. Dia selalu mendapatkan semuanya sedari kecil. Rumah mewah, mobil yang berjejer di garasi, dan semua yang ia inginkan dengan mudah bisa ia dapat.
Tapi Hoseok bukanlah pemuda manja yang suka merengek pada eomma dan appanya untuk mendapat apa yang ia mau.
Saat Hoseok memasuki bangku SHS, Hoseok belajar untuk mandiri. Tidak menghambur-hamburkan uang dari orang tuanya. Katakanlah Hoseok adalah anak yang rajin untuk menabung. Ya, Hoseok memang anak yang baik.
Biar kuberi tahu sesuatu.
Sebenarnya...
Jika Hoseok mau sesuatu, dia tidak perlu meminta. Karna ada banyak orang, umm.. maksudku sudah ada banyak pria yang memberikan segalanya untuk Hoseok.
Jalan-jalan, Joonmyeon sering mengajaknya. Terakhir mereka pergi ke Perancis untuk berlibur. Biaya? Jangan tanyakan soal uang jika sudah menyebut nama 'Kim Joonmyeon'.
Belanja? Yoongi si prince of ice akan membukakan pintu Mall miliknya lebar-lebar untuk Hoseok.
Kepuasan?
Ini sensitif kau tahu. Maksudku, soal ranjang. Hoseok bukan pemuda naif yang bahkan tidak tahu apa itu onani. Pengalaman bercinta Hoseok yang pertama dia dapat saat kelas 2 SHS. Dia punya seseorang yang luar biasa untuk menghangatkan tubuhnya. Biar kukenalkan kalian pada Kim Namjoon. Putra pemilik toko berlian terbesar di Korea.Kim Namjoon ini spesial. Karna menjadi pria pertama yang mendapatkan tubuh si pria manis putra Tn.Jung.
Dan itu masih berlanjut sampai usia Hoseok kini menginjak 23 tahun.
Hoseok ini tipikal orang yang pandai menyembunyikan emosinya. Seperti saat ini. Dimana ia berjalan dengan tenang menyusuri koridor Art International School.
Beberapa jam yang lalu Hoseok sedang bersama Namjoonnya. Menikmati film Iron Man di apartemen mewah milik Namjoon, sampai dia mendapat telfon dari pihak sekolah. Menerima kabar bahwa Park Jimin, adik kesayangannya pingsan dan harus masuk unit kesehatan sekolah.
Jimin adalah putra dari pamannya Park Jungsoo. Sebagai wali menggantikan Jungsoo selama Jimin tinggal di Korea, pingsannya Jimin membuat Hoseok khawatir.
Tapi sekali lagi Hoseok adalah tipikal yang pandai menyembunyikan emosi. Saat Namjoon hendak mengantarnya ke AIS, Hoseok masih bisa menolaknya dengan senyuman dan sedikit lumatan pada bibir kissable Namjoon.
Tepat di tikungan koridor pertama, Hoseok tidak sengaja bertabrakan dengan salah satu murid AIS. Bisa dilihat dari blazer yang digunakan si murid tersebut.
Sebagai seorang pemuda yang mungkin berusia 17an, menurut Hoseok dia terlalu tinggi, tampan, dan sexy.
"Maaf aku tidak sengaja" Setelah beberapa detik mereka saling bertatapan, Hoseok memutuskan untuk pertama kali bersuara.
.....
.....
"Aku yang seharusnya meminta maaf karna menabrakmu dan membuat bajumu basah"
Suara bass itu mengganggu pendengaran Hoseok. Selain wajahnya yang luar biasa, suara pemuda ini pun tekanannya luar biasa."Yah.. Ini bukan hari keberuntunganku eh... Kim Taehyung" lirik Hoseok pada name tag seseorang dihadapannya.
"Tapi kurasa ini adalah hari keberuntunganku" Taehyung menaikan sudut bibirnya.
"Pakailah untuk membersihkan bajumu"Sebuah sapu tangan tersuguhkan di depan Hoseok. Sebentar Hoseok melirik sapu tangan yang ditawarkan lengan kekar dihadapannya sebelum akhirnya Hoseok terima dengan sedikit sentuhan menggoda dari ujung telunjuknya pada si pria muda. Membuat Taehyung semakin menaikan seringainya.
"Well... Sepertinya ini bukan jam untuk murid sepertimu berkeliaran dengan satu cup kopi di koridor kan?"
"Well ini juga bukan tempat untuk pria cantik sepertimu kan? Siapa? Guru baru? Staff? Dokter baru? Atau..."
"Seseorang yang butuh petunjuk arah kurasa" sela Hoseok sebelum Taehyung menyelesaikan pertanyaannya.
"Jadi?"
"Jadi bisakah kau beritahu aku dimana klinik kesehatan? Aku harus menjemput adikku"
"Adik? Apakah.. Park Jimin?"
"Kau mengenalnya? Apa kau temannya?"
"Aku hanya tahu, kurasa kami tidak cukup dekat untuk dikatakan teman. Jadi.. Park Jimin adalah adikmu Tn..."
"Hoseok. Jung Hoseok. Kau bisa memanggilku hyung. Dan ya, Jimin adikku"
"Nde. Hoseok hyung. Senang berkenalan denganmu"
"Senang bisa berkenalan denganmu Tae"
Taehyung merasa tergelitik. Entah mengapa namanya terdengan sangat manis saat keluar dari bibir yang sepertinya manis didepannya.
"Kliniknya?"
"Ooh.. Nde" Taehyung tersadar dari lamunan sesaatnya.
"Kau harus kekanan dari sini, lalu kau akan menyebrangi taman di depan sana. Dan kau akan menemukan klinik kesehatan setelah taman itu. Aku tidak keberatan untuk mengantarmu.. hyung""Aku belum membutuhkan tour guide sepertinya. Terima kasih bantuanmu. Sapu tanganmu akan kukembalikan" Hoseok kembali melangkah sebelum sebuah suara menghentikannya.
"Sebenarnya kau bisa menyimpannya, dan Jimin sudah sadar"
Hoseok sedikit berbalik dan tersenyum "Thanks"
"Dan kau bisa memiliki nomer ponselku"
Hoseok mendengus "Terima kasih juga untuk yang itu. Tapi sepertinya kau yang membutuhkan nomor ponselku kan Kim Taehyung"
Itu bukan pertanyaan, tapi pernyataan yang tidak dibantah oleh Taehyung.
Diperhatikannya punggung kecil yang semakin lama semakin mengecil karna jarak itu.
"Jung Hoseok eeh? Kita akan bertemu lagi"
Taehyung melangkah dengan seringai sexy pada bibirnya.
Tbc / End?