7. Gila loe!

69 4 0
                                    

"Aku tidak butuh hasil akhir. Aku hanya butuh proses untuk mendapatkan hasil akhir."

-Kimberly Leona-

*****

Permainan akhirnya berakhir juga. Sekujur tubuh Kim basah, seperti habis diguyur hujan yang begitu deras. Napasnya juga terus memburu. Rambutnya juga sudah acak-acakan. Kim terlihat begitu berantakan. Dan beruntungnya, dia tidak jadi untuk dinner dengan salah satu lawan Ando.

"Kim!"

Teriak seseorang dari arah koridor meneriaki namanya. Kim yang masih terlihat kelelahan mendengus kesal. Baru saja dia selesai bertanding, sekarang harus berurusan dengan makhluk astral ini.

"Kim, loe harus cepet balik ke kelas." Ucapnya setelah sampai mendekati Kim.

"Loe nggak liat gue kek gini hah? Loe gila ya! Gue masih capek. Loe mau bunuh gue? Gue butuh istirahat Joe! Kalo loe mau gue ke kelas, jangan sekarang! Gue capek." Tukas Kim dan pergi meninggalkan Joe setelah puas memarahinya.

"Kim! Jangan gitu dong. Kim!" Teriak Joe sambil membuntutinya menuju kantin.

*****

Sudah tiga botol air mineral yang dia minum. Dan sekarang tengah memakan bakso. Itupun sudah empat mangkuk porsi bakso yang Kim makan. Joe yang hanya bisa menunggu dan menyaksikan Kim saat ini menyantap makanannya dengan lahap nya, hanya bisa geleng-geleng kepala saja.

"Loe kalo makan nggak ada feminim-feminim nya sama sekali. Pantas aja loe jomblo terus." Omel Joe tidak habis fikir dengan kelakuan Kim.

"Biarin! Jomblo itu harus dinikmati, jangan diratapi terus. Jomblo tuh bebas. Bebas ngelakuin apapun yang gue mau. Emang loe nggak jomblo lagi hah?" Oceh Kim disela-sela makannya.

"Hehehe, gue masih belom ngelepas masa jomblo gue." Celetuk Joe sambil cengengesan.

Pletakk....

Kim memukul tepat mengenai dahi Joe. Joe meringis kesakitan, sambil terus menerus memegangi dahinya. Terlihat lucu. Ini lah yang Kim suka dari Joe. Konyol dan humoris. Yang mampu menghilangkan sedikit rasa kesalnya pada orang lain.

"Aaddaaww! Sakit woy. Nih kepala udah difitrahin, enak aja loe asal jitak aja." Gerutu Joe sedramatis mungkin.

"Bisa diem gak loe? Mau gue tampol tuh bibir biar gak ngoceh mulu." Gertak Kim yang disambut reaksi bergidik ngeri.

Joe kembali diam. Menuruti perintah Kim. Namun, walaupun Joe diam tetap saja gestur tubuhnya yang tidak bisa diam, dan mulai mengusik ketenangan Kim saat menghabiskan bakso nya.

"Loe bisa diem gak sih?! Mulut loe udah bisa dikondisikan ini malah ganti badan loe yang gak bisa dikondisikan." Tukas Kim sedikit terganggu.

"Makan mah makan aja. Gak usah perhatiin gue." Timpal Joe.

"Gimana gak perhatiin loe? Orang loe nya ada di depan gue! Gimana sih loe?"

Joe hanya menjawab dengan kekehan kecil. Ternyata tidak mudah menjinakkan Kim jika sudah mengusiknya.

"Ayo!" Gertak Kim tiba-tiba.

Joe bingung dengan Kim yang tiba-tiba, "ayo kemana?" Tanya Joe bingung sendiri.

Kim berdiri dari duduknya sambil melipat kedua tangannya didada, "tadi loe nyuruh gue cepet-cepet ke kelas, sekarang loe malah diem aja? Otak loe dikemanain? Dijual?" Kim mulai gemas dengan sikap pelupa Joe.

Aku, Kamu & Mimpi (On Going)✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang