Dandelion

55 2 2
                                    


Terlihat seperti dandelion pada awalnya dan ingin seperti dandelion. Sempurna. Bunga dandelion, terlihat sangat rapuh, namun sangat kuat, sangat indah, dan memiliki arti yang dalam. Kuat menentang angin, terbang tinggi dan menjelajah angkasa, dan akhirnya hingga di suatu tempat untuk tumbuh menjadi kehidupan baru. Begitu dia mendeskripsikan dandelion.

Malam datang, dia menyombongkan sinar bulan yang sangat cantik membuat aku selalu ingin diluar untuk menyaksikan. Sendiri. Dibalut hoodie aku cukup hangat Namun aku harus cepat menuju rumah untuk aku rebahkan tubuh ini.

"terimaksih diriku untuk hari ini" ucapku sambil kurebahkan tubuh sewaktu aku telah tiba di kamar.

Ting

Bunyi pesan masuk memaksakanaku untuk membuka mata. Aku ambil ponsel yang ada di tas keudian segera aku mengeceknya.

-eh by gue ada info nih

"oh dari serli" gumamku

-info apa ? aku bertanya sembari membenarkan posisi tidurku

­-ada info kalau ada open requitment panitia pagelaran seni. Kamu kan emang suka banget sama seni apalagi sama kepanitian kayagini, yuk ikutan bareng aku.

- Hm tau aja deh, oh iya cara daftarnya gimana ?

- Kita tinggal datang aja keruangan seni ntar kita langsung wawancara disana by

- Ok. Jam 3 kita kesana ya

- Ok deh melby. See you there

- See you too serli

...

Jam 4 sore aku tiba disana, melebihi jam yang telah aku janjikan bersama serli. Aku lihat ternyata antrian daftar cukup banyak.

" kalau antrian sepanjang ini kita urutan berapa dong ser" aku mulai sedikit pesimis dan malas menunggu.

" gak tau by. Ini sih bisa sampe maghrib. Gak papa kan kita nunggu sampe selesai?"

Serli menatapku seakan ia memintaku untuk tetap menunggu.

"heem" aku anggukan kepala sambil merangkul serli untukku ajak duduk di kursi dekat ruang teater.

"atas nama serli arifka"

Suara kakak panitia terdengar begitu lantang setelah menunggu cukup lama. Serli begitu gugup dan terus meniup niup tangannya yang tiba-tiba kedinginan.

"mau sampe kapan loe gugup kaya gini?"

Tanyaku sambil memegang tangannya

"by kok gua deg degan gini sih?"

"loe mah aneh kan, yang ngajak daftar siapa yang deg degan siapa. Eh beneran loh ini tanganlo kok ampe dingin gini sih ser?"

"tuh kan by. Gimna dong" mendengar serli semakin gugup aku terus berusaha meyakinkannya walupun aku juga agak gugup

" lo tutup mata Tarik nafas hembuskan anggap kakak kakak yang wawancara loe itu adalah temen temen lo yang udah akrab, mereka cuman ngajak ngobrol kok, tenang yah"

"thanks by, gua masuk dulu ya"

Perlahan dia berjalan menuju ruang wawancara kemudian ia membalikan matanya melihatku aku tersenyum memastikan semuanya akan baik baik saja

7 menit telah berlalu

Melby alessia .

Begitu namaku disebut. Ternyata cukup membuat gugup juga. Aku masuk keruangan . ruangan yang tidak terlalu besar namun sekana aku merasakan Susana kehangatan diruangan ini. Dinding yang dipenuhi dengan foto-foto kegiatan mereka dan beberapa piala terpanjang gagah di atas lemari.

DandelionWhere stories live. Discover now