kak....

19 1 0
                                    


" oh iya kenalin ya dia Raka. Yang kemarin ga hadir rapat perdana. Raka lo kenalin diri gih" suruh kak Nindi.

Aku mulai memandanginya ketika ia berbicara menjelaskan siapa dirinya. Seisi ruangan juga mendengarkan.

" hallo. Gua Raka bramasta gua tingkat 2 . salam kenal "

"ohh, dia kakak tingkat gue. " gumamku dalam hati

Setelah itu kak nindi membawa sebuah proposal untuk kita, dia memberitahu tentang tugas kita nantinya. Katanya kita adalah bagian paling terpenting di acara festival seni ini. Katanya begitu. Aku fikir ini akan baik baik saja.

"gua balik duluan ya, kak nindi gua balik duluannya ada urusan nih" tiba – tiba Raka meninggalkan kami yang sedang berdiskusi. Katanya sangat tiba-tiba. Entahlah urusan apa yang dia punya. Dia meninggalkan kami terus pergi sampai tak terlihat lagi.

" eh by, abis ini lo mau kemana ?" Tanya rifka.

Rifka adalah teman baruku satu divisi, gadis imut yang baru aku kenal ini sudah mampu membuatku sedikit nyaman dikepanitiaan ini.

" hmm ga tau nih, kayaknya gua mau balik deh" jawabku sambil menatapnya

"hmm kita makan bareng yuk, tuh depan kampus ada rumah makan enak, biasanya kita manggilnya bu cantik, hehe"

" bu cantik ?" Tanya ku sambil memiringkan pandanganku dan tersenyum heran

" iya kita-kita ga tau nama si ibunya, makannya kita suka manggil ibu cantik gitu by" jelasnya padaku , kak nindipun ikut tersenyum

" oh gitu. Boleh deh boleh ." akupun menyetujuinnya. Ya dari pada aku langsung pulang ke kost begitu saja, ya aku fikir ini agar aku semakin dekat dengan rifka. Ternyata kak nindi, ikbal dan kak haninpun ikut makan. Sesampainya di ibu cantik. Kita langsung memesan makan dan sembari mengobrol santai di sore hari.

Katanya tahun lalu adalah tahun pertama dimana kak nindy, kak hanin, ka Raka dan kak fredy mengikuti event festival seni ini. Sedangkan aku, rifka, ikbal tahun pertama kita ikut event ini. Kata mereka tahun lalu itu meriah sekali acaranya. Mereka menceritakan bagaimana mereka hampir di usir dan diam diam menginap di kampus hanya karena besok acara mulai jam 6 pagi dan sebagian dekorasi belum selesai. Kata kak nindi mereka juga pernah ga mandi seharian karena ngurusin ini itu. Kak hanin bilang kalau kita pernah masuk perusahaan yang bagus banget untuk minta sponshorship dan ternyata kita malah lupa bawa proposalnya.

Apakah aku akan mempunyai kisah semenarik itu di sepanjang kepanitiaanku ?

Aku terus terfokus pada kalimat kalimat nostalgia milik mereka, kedengarannya sangat hangat dan menggelitik, sebab yang mereka ceritakan sebagian besar adalah lelucon, mungkin mereka tak mau menceritakan bagaimana mereka berjuang untuk bisa mensukseskan acara itu.

...

" hah, akhirnya gua sampe kost juga" aku langsung mengecek ponselku, dan ternyata ada pemberitahauan kalau besok ada kumpul lagi untuk menjual bunga. Seru.

"kok seril ga ada ngechat gua sih, coba gua telfon deh "

Beberapa detik kemudian ternyata seril tak menjawab panggilanku. Mungkin sedang sibuk mempersiapkan acara pernikahan kakaknya.

Aku selalu berterimakasih pada malam, karena dibalik gelapnya ia selalu ada hal yang ingin di fokuskan, antara bulan dan bintang tingl kau pilh saja mana yang kau suka. Seseorang pernah berkata padaku, jika kau ingin terfokus pada bulan. Ingat semakin terfokus bulan semakin memudar dan semakin turun untuk digantikan oleh matahari. Akus suka bintang. Dia begitu banyak. Jikalau dia hanya sendiri di langit sana . sesunggunya aka nada satu bintang yang menemani disiinya walaupun itu jauh entah di langit yang mana.

Segelas susu hangat kini menani malamku. Aku membuka jendela kamar agar udara malam bisa ikut masuk ke kamarku. Aku putar music  yang berjudul fly me to the moon by Frank sinanta.

Bagiku lagu ini memiliki keistimewaan tersendiri, aku tersenyum memandangi malam hari , segelas susu hangat masih ku genggam erat bersama dinginnya malam.

...

" ishh , udah pagi aja . telfon dari siapa nih banyak banget" aku terbagur dari mimpiku. Dering telfon mungkin membangunkanku, ternyata serilmemanggilku 20 kali, dengan mata yang begitu tidak siap menerima cahaya ponsel aku duduk di ranjangku dan menelfon balik ke seril

" hallo, kenapa ril kok loe manggil gua banyak banget hmm" suara khas gadis yang baru bangun tidur

" eh, melby loe lupa kita ada kelas pengganti jam 8 buruan ke kampus, mumpung dosennya belum dateng "

What?

" eh demi apa ?, akhh sial, pasti chat grup kelas ketimbun sama chat grup grup lainnya, yaudah guda mandi dulu terus siap siap ke kampus, by seril see u there."

Aku dengan sigapnya menuju kamar mandi dengan waktu yang begitu singkat, tuhan, kenapa aku lupa kalau ada jam penggganti hari ini.

Dengan kecepatan yang tinggi aku melajukan motorku yang kuberi nama ceon menuju kampus. Sesampainya di kampus aku langsung memakirkan dan berlali menuju lantai 2

DUG

" aw.. " kepala ku terjeduk oleh tubuh, aroma lelaki, ku donggakan kepala dan langsung meminta maaf, aku berlali menaiki tangga dan mengelus elus kepalaku, agak sedikit sakit, kaget juga. Saat di depan kelas aku melihat ternyata dosen sudah masuk. Aku langsung meletakan tas di luar agak dosen mengira aku sudah msuk dan pergi ketoilet. Aku masuk dengan pura pura membereskan baju seakan akan dari toilet. Mataku langsung menjelajah se isi ruangan untuk mencari sosok seril. Ah ternyata ia di belakang sana.

" tas lo mana ?" Tanya sheril berbisik

" di luar. Pinjemin gua kertas sama pulpen ril"

..

Jam kuliah telah usai. Aku langsung mengajak seril untuk pergi ke mall berbelanja kebutuhan sehari hari. Aku senang bersahabat dengan seril , seril adalah teman pertamaku ketika aku masuk ke universitas ini. Dia baik, cantik. Aku senang melihat senyum seril. Terimakasih seril.

Aku merangkul pundak seril sambil menjelajah seisi mall.

" eh ril liat deh " aku menunjuk kesebuah store pernak pernik aku meliht ada beberapa yang sangat bagus. Serilpun ikut memanjakan matanya denganku

...

Malam tiba, aku segera menuju tempat rapat untuk menjual bunga. setiba di tempat rapat raka datang menghampiriku, tangannya membawa seikat bunga. aku tau itu bunga untukku tapi tidak untuk dimiliki, untuk ku genggam sementara dan aku jual.

" nih by, ini ada 6 bunga, tadi masing masing anak juga dapet 6 bunga, harus sampai abis ya " katanya begitu

" i..iya kak" aneh, aku gugup di depan raka. eh kak raka maksudku.

" woii nin, gua nebeng lo ya ?' teriak suara lelaki yang kurasa aku belum pernah mendengar suara itu. Dia melewati aku. Aku kenal aromanya, aku kenal bagaiman suara hentakan jalannya. Dia berhenti di depanku dan melihat aku penuh heran. Aku juga heran sebenarnya siapa dia. Aku lupa.




DandelionWhere stories live. Discover now