Enam

5.6K 200 2
                                    


Gue gak nyangka bokap lo setega itu

-Zahra

Saat ini Rana masih memikirkan apa yang dibicarakan papanya tadi pagi, ia benar benar tidak mengerti

"Raa lo kenapa sihh dari tadi ngelamunn mulu, gue kan udah pernah bilang kalo lo lagi ada masalah lo harus ceritaa sama gue. Sekarang gue tanya lo kenapaa,  apa lo lagi ada masalah" tanya Zahra yang mebuyarkan lamunan Rana dan mendapatkan gelengan dari Rana

Rana masih belum bisa menceritakan semua yang tadi pagi terjadi pada Rana karna Ranapun masih beluk mengerti semuanya

"Yaudahh kalo misalnya lo belum bisa cerita sekarang, gue gapapa kok yang pastinya lo jangan ngelamun lagi yahhh. Lebih baik kita kekantin aja soalnya gue laper bangettt" ajakan Zahra dan Rana hanya menjawab menggunakan anggukan saja

Saat mereka berjalan menuju kantin banyak celotehan yang keluar dari para siswa maupun siswi lainnya

"Ooh ini yang namanya Rana, yang mau dijual sama bokapnya ke om om"

Sekiranya seperti itu dan ada juga kata kata lainn

Saat mereka sampai dikantin banyak para mata yang melihat Rana sinis, kasian dann lainnya

Sungguh Rana baru merasakan hal ini dalam hidupnya

"Maksud mereka apaan sih kok pada bialng kalo lo dijual bokap lo  ke om om sihh Raa" tanya Zahra yang tidak mengerti apapun karna Rana belum menceritakan pada Zahra

"Emm jadii....." omongan Rana terpotong oleh Shindi yang tiba tiba dateng kemeja kantin yang diduduki oleh Zahra dan Rana

"Haloo Ranaaa si anak yang gak dianggap sama bokapnya sendirii" kata Shindi

"Hehh maksud lo apaa" kata Zahra

"Uuuuhh mungkin sahabat lo ini gak tau apa apa yahh, sini sini gue ceritain. Rana Emmeline kelas 10 anak IPA besok akan dijual sama bokapnya ke om om, entah pelayan apa yang dimaksud bokapnya itu" kata Shindi yang agak sedikit teriak

"Hehh lo tuh kalo bicara dijaga dongg jangan asal ceplas ceplos, mentang mentang lo senior kita jadi lo dengan seenaknya mejelek jelekan Rana didepan semua orang" bentak Zahra pada Shindi

"Woyy lo gak usah ikut campur dehh, karan aemang dasarnya lo gak tau apa apa" kata Silvia

"Udahh Zahraa jangan teriak teriak gituu gak enak diliatin sama orang, lebih baik kita kekelas aja yaa biar nanti semuanya aku jelasin dikelas" kata Rana

"Duhhh cacian banget sihh yang ketinggalan informasi tentang sahabatnya sendiri" sindir Silvia pada Zahra

"Diemm lo bitch" kata Zahra

Rana segera menarik Zahra keluar dari kantin, agar Zahra tidak terus terusan bertengkar dengan Shindi karna masalahnya

"Sekarang lo harus cerita sama gue Raa, maksud mereka tuhh apa??" tanya Zahra tanpa basa basi terlebih dahulu

"Sebenarnya aku masih belum ngerti apa yang papa bilang tadi pagii, tapi aku bakal tetep ceritain sama Zahra"

Flashback on

"pagii semuanya" sapa Rana dengan senyum terpaksanya

"Hmm, cepat duduk papa ingin bicarakan sesuatu yang penting sama kamu" kata Seno

Rana langsung mendudukan dikursi yang bersebelahan dengan Shindi karna itu sisa bangku satu satunya

"Setelah sekian lama papa dan Ratna mengurusmu, kami belum pernah minta apapun darimu. Jadi sekarang papa minta kamu mau menuruti apa kemauan papa sekarang"

"Kemauan apa maksud papa??" tanya Rana

"Apa kamu yakin akan menuruti permintaan papa?? Tapi meski pun kamu gk mau papa akan tetap menyerahkanmu pada mr. Orlando"

"Maksud papa apa??" tanya Rana karna emang dari awal ia tidak mengerti apa yang dibicarakan oleh papanya

"Kamu akan menjadi pelayan dirumah mr. Orlando, apakah sekarang kamu mengerti!? Dan kamu akan dijemput oleh suruhan mr.Orlando besok pagi"

"Pe pela pelayan? tapi kenapa paa, aku kan masih sekolah dan untuk apa aku menjadi pelayan cita citaku bukan menjadi pelayan paa" kata Rana sambil menahan air matanya agar tidak menetes

"Tidak ada lagi yang harus dibicarakan, sekarang kamu cepat habiskan makananmu dan bergegas kesekolah karna ini adalah hari terakhirmu bersekolah. Dan ingat kamu tidak boleh coba coba kabur, Shidi akan selalu mengawasimu"

Flashback end

"Nahh jadi gitu ceritanya, tapi aku masih belum ngerti apa apa" kata Rana sambil menahan tangisannya

Gue gak nyangka bokap lo setega itu batin Zahra

"Gue mau nanya, kenapa bokap lo tega ngebuat lo jadi pelayannya mr. Orlando ituu, emang lo kenal sama tu mr mr yang mau jadiin lo pelayannya"

"Aku juga gak tau, aku masih belum ngerti apa apa Zahraaa hiks hiks" dan akhirnya tangis Rana pecah

"Udah dong Raa jangan nangis, gue ikutan sedih juga kalo lo nangiss. Dari pada lo nangis mending kita cari cara buat lo kabur"

"Well well well, duhhh ternyata Zahra sahabatnya Rana ini mau mempengaruhi Rana supaya kabur dari bokapnyaa" kata Shindi yang tiba tiba dateng ke kelas Rana

"Hehh lo tuh ya, bisa gak sih sehariiii aja lo gak ganggu Rana" kata Zahra

"Emm sayangnya gak bisa, kenapa?? karna Rana itu mainan gue dan sekarang hari terakhir dia sekolah jadi mau gak mau gue harus puas puasin ganggu Rana" balas Shindi

"Rana akan tetep sekolah selamanya, jadi hari ini bukan hari terakhir Rana sekolah!?"

Triinggg tringgg

Akhirnya bel selasai istirahat bunyi jadi Shindi dan Silvia segera kembali ke kelasnya dan Rana yang sedang menangispun akhirnya berhenti

Belajar mengajar pun berjalan baik baik saja bagi murid murid lainnya namun tidak dengan dengan Rana dan Zahra

Rana yang saat ini melamun dan Zahra yang memikirkan bagaimana caranya membujuk om Seno papanya Rana

Jam demi jan berjalan hingga akhirnya bell pulang berbunyi

"Raa gue ikut kerumah lo yah, kali aja setelah gue ngebujuk om Seno lo gak jadi dijadiin pelayan lagi" ujar Zahra dan dibalas anggukan Rana

Mereka pergi kerumah Rana menggunakan mobil milik Zahra karna tadi pagi Rana tidak menggunakan motornya

"Assalamualaikum" salam Rana dan Zahra bersamaan saat memasuki rumah

"Waalaikum sallam, eh Zahra kamu ngapain kesini" jawab Seno

"Gini om, Zahra cuma mau om ngebatalin Rana jadi pelayan dirumahnya Mr.Orlando" kata Zahra dengan wajah memohonnya

"Gak bisa!! Keputusan om sudah bulat dan kamu gak bisa membujuk atau memohon mohon pada saya, sekarang kamu pergi dari sini" kata Seno sambil menunjuk pintu rumahnya

"Paa jangan kasar gitu sama Zahra"

"Ranaa sekarang kamu masuk dan bereskan barang barang kamu sekarang dan kamu (menunjuk Zahra) sudah saya bilangkan pulang ya pulang!!"

"Raa gue pulang yahh nanti kita cari cara lain lagi oke" bisik Zahra dan dibalas anggukan oleh Rana

"Maaf yaa" kata Rana dan Zahrapun tersenyum

Setelah Zahra sudah tidak ada di kawasan rumah Rana lagi,  Rana segera masuk kekamarnya dan membereskan baju yang tadi disuruh oleh papanya

Disela sela Rana membereskan bajunya, ia menangis atas nasibnya

"Hiks hiks kenapa papa tega menjual aku ke orang untuk dijadiin pelayan hiks hiks"




Oke chapter ini cukup sampai disini jan lupa vote and coment nyaa yaaa

My Boss MadTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang