"Plis! Mau ya Ren? Gue pengen banget ke sekolah lo! Lagian kan, yang mau masuk sana gue, kenapa coba lo yang masuk?" ucap Kyna, sambil terus memohon pada Rena.
Rena menggeleng. Bagaimana nanti kalau Kyna membuat masalah di sekolahnya? Yang akan menerima akibatnya kan, dia. Bukan saudara kembarnya. Belum lagi kalau sampai mereka ketahuan.
"Sekaliii aja, Ren. Janji deh nggak akan bikin masalah." Bujuk Kyna lagi.
"Jangan sekarang." kata Rena, ia tidak ingin bulan-bulan pertamanya sekolah di Adhi Bangsa di rusak oleh Kyna. Dan bahkan Rena yang seratus persen bahwa terjadi sesuatu di sekolah kembarannya itu sampai-sampai Kyna mau memohon kepadanya.
"Terus kapan?" tanya Kyna, ia hampir menyerah membujuk Rena.
"Tunggu kalo gue udah siap, gue masih mau liat Adrian." Jawab Rena, ia langsung menjauh dari Kyna.
Rena berjalan ke arah ranjangnya, gadis itu hendak tidur karena saat ini sudah pukul sepuluh malam.
"Lah? Kan cuma satu hari doang tukeran sekolahnya!" kata Kyna, yang terus membujuk Rena hingga mengejarnya sampai di ranjang Rena.
"Grrr... Yaudah! Sehari doang!" ujar Rena kesal.
Kyna tersenyum puas, lalu langsung memeluk saudara kembarnya itu. Akhirnya, ia bisa mencicipi SMA Adhi Bangsa walau hanya sehari. Dan tentunya, Kyna juga ingin tahu tentang kedua cowok yang fotonya ada di kamera Kyna.
"Kamera lo mana? Besok gue yang bawa, biar gue keliatan kaya lo." kata Kyna, walau pun sebenarnya dia malu harus membawa kamera Rena kemana-mana. Menurutnya, itu adalah tindakan yang norak.
"Kamera? Dih! Nggak! Enak aja, lo kalo mau tukeran sekolah ya tukeran aja! Jangan kamera gue juga dong."
"Kalo pada nyurigain gue gimana? Terus kalo di sekolah gue, tiba-tiba ngeliat gue bawa kamera terus gimana? Apa nggak dikatain aneh tuh?" tanya Kyna.
Rena terdiam, tampak berpikir sejenak. Tapi, selanjutnya ia tetap menggelengkan kepalanya tidak setuju. Yang ingin bertukar sekolah, kan, Kyna. Bukan dirinya. Jika Kyna terkena masalah, itu urusannya.
"Ya, itu sih resiko." kata Rena, ia mengangkat bahunya acuh tak acuh.
"Yaudah, deh. Lo duduk sama temen gue yang namanya Gelbi ya, baris ketiga di urutan nomor dua." kata Kyna.
"Gue baris pertama dari pintu, dan urutan kedua juga. Temen gue namanya Amanda," kata Rena.
"Oke," kata Kyna, ia tersenyum puas pada kembarannya itu.
Walau pun mereka sering sekali bertengkar, namun di sisi lain keduanya hampir tidak bisa dipisahkan. Rena yang tidak bisa hidup tanpa Kyna, begitu juga dengan Kyna yang tidak bisa hidup tanpa Rena. Mereka berdua saling menyayangi, lebih dari apa pun.
*
Rena dan Kyna tetap berangkat sekolah seperti biasa, hanya saja mereka berpisah di perempat jalan yang memisahkan antara SMA Adhi Bangsa dan SMA Bayangkara yang sering tawuran itu. Mereka segera menjalankan misinya untuk bertukar sekolah selama satu hari. Sebenarnya sih Rena nggak terlalu keberatan, cuma dia takut Kyna mengacaukan atau membuat onar di sekolahnya. Jika itu sampai terjadi, mau ditaruh mana wajah Rena saat kembali sekolah di sekolahnya besok?
Kan aneh, kalau tiba-tiba Rena lebih 'centil' dari pada biasanya. Dan aneh juga, kalau Kyna jadi lebih kalem dari biasanya. Tapi, nggak apa deh. Sehari doang, kok, mungkin nggak ada yang bakalan sadar. Pikir Rena.
Rena berhenti sebentar di depan gerbang sekolah SMA Bayangkara yang udah lama jadi musuh bebuyutan SMA Adhi Bangsa, sekolahnya. Rena mengamati anak-anak di sana, lalu melangkah masuk ke dalamnya.
![](https://img.wattpad.com/cover/18503747-288-k908362.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
MGS [4] Photograph
Teen FictionPindah ke Dreame, link in bio. "Apa lo pernah berpikir, tentang apa arti cinta itu sendiri sebenarnya?" "Cinta itu memang gak bisa dipaksakan, tapi cinta itu pantas untuk di hargai." "Kalau memang pada akhirnya kita akan di persatukan kembali," "Cin...