Chapter 3 [Telah Direvisi]

57.3K 3.4K 86
                                    

Adrian terdiam di kamarnya sambil menatap buku biologinya yang terletak di atas meja belajarnya. Bukannya mengerjakan pr matematikanya, ia malah membuka buku biologinya. Entah kenapa, Adrian terobsesi banget sama biologi dan fisika. Menurutnya, kedua pelajaran yang kebanyakan dibenci teman-temannya itu adalah sesuatu yang menantang. Adrian penasaran dengan semua tentang sains.

Sedangkan Adrian sendiri nggak suka ditantang, dan dia bukan lah tipe orang yang gampang menyerah. Kalo jawabannya nggak ketemu, pasti berjam-jam Adrian bakalan berkutat sama soal itu sampai rambutnya rontok.

Tiba-tiba, sesuatu terlintas dipikirannya. Kapan ya, gue bisa pacaran kayak Arka? Ya walaupun Ervan sama Gabriel belom punya pacar juga sih, tapi, kan, seengganya gue lebih cakep dari Arka! Masa dia duluan sih yang dapet?

Tak lama, Adrian menggelengkan kepalanya. Dia membuang jauh-jauh pikirannya itu, lagian prinsipnya sekarang tuh cuma 'kewajiban gue itu belajar, biar sukses. masa SMA juga dilewatin buat seneng-seneng sama temen, bukan pacar. Kalo udah pacaran, urusannya udah beda! gue pasti bakalan fokus pacaran ketimbang pelajaran!'

Sebenernya sih, Adrian kepengen pacaran kaya yang lainnya. Apalagi, Adrian terobsesi sama yang namanya Beyonce, atau serentetan artis-artis bohai lainnya. Dan Adrian juga pernah bermimpi, bakalan punya pacar seseksi Beyonce atau Shakira. Buktinya, mereka awet muda dan tetep seksi walaupun sudah memiliki anak.

Adrian pun segera mengakhiri lamunannya dan segera melanjutkan belajarnya. Sebentar lagi, akan diadakan seleksi olimpiade sains dan Adrian harus ikut.

*

Hari ini, Adrian merasakan semua kemistisan itu lagi. Dari mulai saat ia pergi ke kelas, ke kantin sampai ke koperasi pun ia merasakan seseorang mengikutinya dari belakang. Dan kalo ia tanya Arka, ia hanya bilang bahwa ia tidak mengetahuinya. Apalagi Ervan atau Gabriel, mereka tidak tahu apa-apa tentang ini.

"Gue mulai ngeri, sekolah ini banyak setannya." ujap Adrian, yang langsung dibalas dengan tatapan sinis Arka yang sebal karena ia terus membahas hal ini.

Arka bukanlah orang yang percaya dengan hal-hal yang berbau mistis. Jika diajak nonton film horor pun, cowok itu tidak pernah mau. Adrian curiga, sebenarnya Arka takut atau memang tidak percaya?

"Jangan terlalu mendramatisir Adrian ganteng, lagian lo pengen banget sih diikutin? Setan mana coba yang mau ngikutin lo? Yang ada malah setannya yang sawan, bukan lo." kata Arka, kembali mengejek Adrian..

"Mending kalo sawan, kalo mati untuk yang kedua kalinya?" tanya Ervan, ia tertawa geli.

"Lagian nih ya, keluarga gue banyak yang sekolah di sini dulu. Dan gak pernah tuh ada yang cerita tentang kejadian mistis." tambah Ervan.

"Emang bukan setan yang ngikutin Adrian, tapi orang." kata Gabriel tiba-tiba.

"Maksud lo Gab? Lo liat?" tanya Adrian antusias.

"Nggak, gue belum liat."

"Berarti akan liat?"

"Mungkin."

Adrian berdecak sebal, terkadang Gabriel emang nyebelin. Seperti yang kita ketahui, dia adalah orang yang detail. Sudah pasti kan, dia sadar bahwa Adrian diikuti oleh seseorang. Hanya saja, jika Gabriel merasa tidak yakin dengan apa yang dilihatnya, cowok itu akan menggantungkan omongannya seperti tadi dan membuat banyak orang kesal.

*

Lagi-lagi, Rena mendengus karena ia selalu bertemu dengan Raka. Baru saja dia keluar dari kelas dan berniat untuk membeli pulpen di koperasi, senior menyebalkan itu udah nongol di depan kelasnya dengan senyuman khasnya yang menurut Rena sangat menyebalkan.

MGS [4] PhotographTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang