2

133 7 0
                                    

Setelah kepergian Nara dan dua orang teman laki-lakinya, kini hanya tinggal Jaehyun seorang diri dikelas itu. Jaehyun menimbang-nimbang sebentar apa yang harus dilakukannya, haruskah ia berjalan-jalan mengitari sekitaran sekolah, atau ke kantin mungkin, ah bagaimana dengan perpustakaan sekolah. Akhirnya Jaehyun memutuskan untuk mengitari sekolah sekalian untuk bisa lebih mengenal selu beluk sekolah ini.

Jaehyun melewati gedung olahraga yang didalam ada beberapa siswa yang telah asik bermain basket, ah ia harus bergabung dengan club basket nantinya mengingat basket merupakan salah satu keahlian yang dimilikinya. Dari gedung olahraga ada sebuah bangunan yang tidak terlalu besar dan juga terdengar beberapa suara yang berasal dari alat musik yang tengah dimainkan, Jaehyun menyimpulkan mungkin itu adalah gedung seni. Sedikit berjalan kearah belakang sekolah dapat Jaehyun dengar sanyup-sanyup suara-suara seperti sekelompok murid-murid yang tengah bercengkrama sambil sesekali tertawa begitu kerasnya, karena rasa penasarannya Jaehyun berjalan sedikit lebih jauh untuk melihat dari mana sumber suara itu.

Ditempat itu adalah sebuah bangunan kecil yang mungkin adalah sebuah gudang karena terdapat beberapa kursi dan meja yang terlihat tidak layak untuk digunakan lagi. Jaehyun bersandar pada salah satu dinding gudang lalu menengokkan kepalanya sedikit untuk melihat apa yang ada dibalik gedung gudang tersebut. Jaehyun melihat sekelompok murid-murid yang sedang asik bercerita bahkan ada yang tengah memainkan sebuah gitar, setelah memperhatikan dengan lebih jelas Jaehyun ingat dua diantara murid-murid itu adalah mereka yang tadi datang ke kalasnya menjemput Nara.

Saking asiknya mengintip, Jaehyun tidak menyadari kalau daritadi ada orang lain yang memperhatikan apa yang sedang dilakukannya.

"YAK!!!" Jaehyun terlonjak kaget saat sebuah tepukan mendarat dipundaknya. Jaehyun menoleh mendapati Nara sang tersangka utama yang membuatnya hampir kehilangan detak jantungnya. "kau sedang apa, anak baru?"

"Namaku Jaehyun," bukannya menjawab pertanyaan yang dilontarkan Nara, Jaehyun malah kembali menyebut namanya.

"Ya.. ya.. ya.. terserah siapapun namamu, yang aku tanyakan sedang apa kau disini?"

"Emm.. emm.. aku, aku hanya sedang berjalan-jalan sekitar sini hehe iya aku hanya jalan-jalan tadi," Jaehyun manjawab partanyaan Nara gugup bagaikan seseorang yang ketahuan tengah mengambil barang milik orang lain, "haha kalau begitu aku akan kembali ke kelas sekarang."

Belum sempat Jaehyun malangkahkan kakinya, Nara lebih dulu menahan langkahnya dengan kaki kanannya, "tunggu! Kenapa kau tidak bergabung saja dengan kami?" Jaehyun terkejut mendengar tawaran yang ditawarkan oleh Nara. Sungguh Jaehyun sangat ingin bergabung dengan mereka sebenarnya karena teman-teman Nara terlihat begitu mengasikkan bagi Jaehyun.

"Eoh? Bolehkah?" mendengar jawaban dari Jaehyun yang terkesan begitu polos membuat Nara tertawa terbahak-bahak hingga sudut matanya sedikit mengeluarkan air.

"Tentu saja boleh, ayo aku kenalkan sama yang lain," Nara meraih tangan kanan Jaehyun lalu menariknya mendekati teman-temannya yang tengah asik bercengkrama satu sama lain. Sementara Jaehyun hanya bisa pasrah ditarik seperti itu oleh Nara.

Jaehyun tidak menyangka ia akan mendpat teman dengan begitu cepatnya, belum juga ia sehari berada disekolah ini tapi liat sekarang, ia sedang duduk diantara Nara dan teman-teman barunya. Setelah tadi Nara menariknya kemudian mengenalkan pada yang lain yang jaehyun ingat ada Doyoung siswa yang memiliki mata seperti seekor kelinci, ada Taeyong yang memiliki aura yang begitu dingin awalnya tapi ternyata merupakan sosok yang begitu hangat, lalu Ten seorang siswa yang ternyata berasal dari Thailand yang mengikuti orang tuanya yang bekerja dikorea, dan terakhir ada Yuta yang juga siswa yang berasal dari luar korea tepatnya dari Osaka. Ya, Kim Nara adalah satu-satunya kaum hawa yang ada diantara mereka,

Mareka menghabiskan waktu sisa istirahat dengan bercerita banyak hal hingga bel tanda berakhirnya jam istirahat berbunyi. Mereka berjalan bersama menuju gedung kelas dan kemudian berpisah menuju kelas masing-masing, Taeyong dengan Doyoung yang berada dikelas yang sama, begitu pula dengan Yuta dan Ten, Jaehyun Sampai penasaran bagaimana awal mula Nara bisa berteman dengan keempat orang itu padahal mereka tidak berada dikelas yang sama.

***

Jaehyun tengah membereskan buku-buka pelajaran diatas meja, "Jaehyun-ah, kau pulang dengan siapa?" Jaehyun menoleh kesamping begitu mendengar pertanyaan yang diajukkan Nara.

"Aku pulang dengan supirku, mungkin dia sudah menunggu di gerbang sekolah, kau sendiri?"

"Ah, kalau begitu ayo cepat, jangan membuat supirmu menunggu." Nara berdiri menunggu Jaehyun yang masih sibuk memasukkan buku kedalam tasnya.

Jaehyun dan Nara berjalan berdampingan sepanjang koridor hingga meraka berpapasan dengan Taeyong dan Doyoung yang juga baru keluar dari kelasnya lalu kembali melanjutkan jalan menuju gerbang sekolah.

Melihat keempat orang itu jalan berdampingan tak pelak menarik perhatian murid-murid lain. Bagaimana tidak, Taeyong dan Doyoung yang memang terkenal dengan ketampanan mereka kini ditambah dengan Jaehyun belum lagi diujung koridor dekat tangga ternyata Yuta dan Ten telah menunggu mereka untuk berjalan bersama. Lima orang dengan tampang bak dewa yunani tengah berjalan disekitarmu kira-kira apa yang kau rasakan.

Sudah jelas mereka akan menarik perhatian murid-murid terutama kaum hawa yang pasti mengagumi visual kelima orang itu. Tapi tidak semua memandang meraka kagum, sosok Nara yang berada diantara tatapan kagum itu akan berubah menjadi tatapan iri bahkan ada yang terang-terangan memandang Nara dengan tatapan kebencian.

"ah sayang sekali Jaehyun tidak bisa ikut dengan kita." Kata Nara begitu mereka sampai digerbang sekolah. Kwon Ahjussi telah setia menunggu sang majikan disamping mobil sedan hitam itu.

"Kalian mau kemana memangnya?" tanya Jaehyun.

"oh seperti biasa kita mau kerumah Taeyong," Ten menjawab pertanyaan Jaehyun.

"Kau yakin tidak ingin bergabung?" kali ini Yuta yang bertanya.

"Aku tidak bisa, dari sini aku harus ke tempat les." Jaehyun tersenyum tidak enak hati.

"Tidak apa, mungkin besok-besok kau bisa bergabung dengan kami, jangan sungkan." Doyoung menepuk pundak Jaehyun.

Setelah percakapan singkat itu, mereka memisahkan diri. Jaehyun berjalan menuju dimana mobilnya terparkir sementara yang lainnya berjalan menuju halte bis tak jauh dari sekolah.

***

"Bagaimana hari petama anda disekolah, Tuan muda?" Kwon Ahjussi bertanya ditengah kegiatannya mengemudi mobil.

Jaehyun yang mendapat pertanyaan seperti itu menjawab dengan antusias, "kau tau Ahjussi, aku bertemu dengan teman-teman baruku, mereka sangat menyenangkan-" Jaehyun terus bercerita sepanjang sisa perjalanan menuju tempat lesnya, sementara Kwon Ahjussi terus mendengar celotahan bak anak umur lima tahun yang pertama kali kesekolah sambil sesekali melirik Jaehyun melalui kaca spion tengah mobil itu.

"-ah sayang sekali aku tidak bisa ikut mereka berkumpul sekarang." Jaehyun menampakkan ekspresi seolah-olah tengah bersedih yang nampak begitu menggemaskan bagi Kwon Ahjussi, ah sebenarnya berapa usia majikannya ini.

" Jaehyun menampakkan ekspresi seolah-olah tengah bersedih yang nampak begitu menggemaskan bagi Kwon Ahjussi, ah sebenarnya berapa usia majikannya ini

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Mungkin lain kali Tuan Muda bisa ikut juga kan."

"Kau benar, ah aku tidak sabar untuk kembali kesekolah besok."

***

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 15, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Spoiled Prince • Jung JaehyunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang