Jakarta,18 Mei 2018
Di pagi hari, seorang perempuan sedang membuang sampah hasil piket kelasnya di tempat sampah ujung koridor.
"Akhirnya selesai juga." ucap Anya sambil membersihkan tangannya.
"NYANYAAAA!!!" teriak seorang gadis yang baru saja datang, Wenda.
"WENDAAAA!!!" teriak Anya, ia langsung memeluk sahabatnya itu.
"Lama banget sih liburannya, kangen tau ga" ujar Anya yang masih memeluk Wenda.
"Cuma 3 hari doang kok Nya, ga sampe berbulan-bulan." jawab Wenda.
"Gimana di Hawaii, ada cogan ga ???" tanya Anya dengan sangat antusias.
"Weits rahasia, lo ga boleh tau kalo ada cogan atau ngga di Hawaii." ujar Wenda sambil terkekeh geli.
"Terserah lo deh, Wen."
"PAGI AZGAA" teriak Wenda dan Anya sambil tersenyum lebar.
Azga hanya merespon dengan gumaman tidak jelas, dan melanjutkan perjalanannya menuju kelas XI IPA 2.
Anya menghela nafas pelan, dengan raut wajah yang sedikit berubah.
"Namanya juga Azga, maklum aja."ujar Wenda pelan
"Kuy lah ke kelas."ajak Wenda sambil merangkul Anya.
Sikap Azga yang selalu cuek sudah dimaklumi oleh semua temannya, termasuk Anya.
***Suasana di kelas XI IPA 2 selalu dikenal dengan kegaduhannya, meskipun ada atau tidak ada guru yang mengajar. Tetapi tidak untuk saat ini, jika guru yang terkenal paling killer di SMA Benezart sedang mengajar di kelas mereka, suasana nya akan berubah drastis, seluruh murid yang sebelumnya pecicilan dan sebagainya, seolah-olah menjadi murid teladan sekarang.
"Nya, tau ga sih tadi pas gue ke toilet, gue ketemu kakel yang ganteng banget banget!!" ujar Wenda dengan sangat antusias.
"Trus dia senyum ke gue ANYAAAAA OEMJIIII!!!"
lanjut Wenda, hingga ia tidak sadar bahwa satu kelas telah melihatnya dengan tatapan aneh, termasuk Pak Tono yaitu guru terkiller di SMA Benezart yang mengajar pelajaran kimia."Wen, sadar Wen." bisik Anya dengan kepala menunduk karena malu atas kelalukan siswi yang duduk di meja depannya yang bernotabene sebagai sahabatnya sendiri.
"Ap- , eh maaf Pak" Wenda telah menyadari akan keadaan sekarang, ia merutuki dirinya sendiri dalam hati sambil tersenyum kikuk, tak peduli dengan wajah yang sudah merah seperti tomat.
"Wenda, saat ini bukan waktu untuk bercerita."
Ujar Pak Tono dengan singkat, padat, dan jelas.
Mungkin mood Pak Tono hari ini sedang bagus sehingga ia tak memarahi anak muridnya tersebut, kalau tidak mungkin Wenda sudah dijemur di lapangan.***
(mulmed) : Anya
Akhirnya update lagi setelah sekian lama kawan-kawan :)
Mohon maaf maaf sebesar-besarnya kalau ada typo, kesalahan pemilihan kata, ceritanya ga jelas, dsb.Mohon kritikannya yaaa semuaa🙏
(kalau suka vote+comment, hueheheheheh)Next part ???
Comment ⬇️⬇️⬇️

KAMU SEDANG MEMBACA
Serious
Novela JuvenilDaveno Kazgara Cowo langka di SMA Benezart yang selalu menganggap segala hal dengan serius, dingin sedingin kutub es, selalu mendapat juara kelas, dan tentunya memiliki wajah yang diidamkan seluruh kaum hawa. Itulah alasan mengapa para siswi di seko...