Part 1

118K 3.1K 46
                                    

**

 
"Ko nyeker, Neng?"

      Perempuan cantik yang baru saja melewati gerbang sekolah itu menunjukkan cengiran khasnya, mengibaskan rambut coklat yang sedikit kusut sepinggalnya dengan ringan lalu menatap kaki telanjangnya.

"Banjir,  Mang."

"Inikan kemarau, Neng."

"Maksudnya saya mimpi hari ini bakal banjir."
   Ia terkekeh sinting, membiarkan satpam sekolahnya hanya mampu menggeleng yang bertingkah aneh seperti biasa.

"Yaudah masuk, Neng. Bentar lagi bel, loh."

"Siap, Mang Ujang!"
     Ia memekik senang, bergegas memasuki pelataran sekolah tidak peduli adik kelas ditahun ajaran baru menatap kakinya jelalatan karna rok abu abu yang ia gunakan terlalu pendek.

  
   Ia bahkan tidak peduli tatapan yang menghujam sulaman emas yang tampak berkilauan di seragam putihnya yang sengaja ia keluarkan dari roknya dengan sangat tidak rapih.

Kristall Arabella Damian

    

"Kristall!"

"Ara!"

"Bella!"

Panggil Damian aja sekalian!

   Remaja itu melongos cepat menuju koridor kelas dua belas, tidak peduli Guru konseling yang berjarak empat tahun darinya itu melotot kearahnya.

"Kristall, berhenti!"
    Gadis yang selalu dipanggil Kristall itu menulikan telinganya, mulai mempercepat langkah kaki nya tidak peduli kalau dihari pertamannya kali ini lagi lagi disambut dengan manis oleh si Nenek lampir SMA Aditama.

    
Tuhkan!

"Kristall, ko nyeker?"
   Remaja berkacamata menyambut Kristall diambang pintu kelas, si cupu cantik Camelia yang memiliki kamus dikepalanya.

"Banjir!"

"Mulai mulai, masih pagi juga ih!"
     Si tomboy Prinka memekik kesal,  tidak perlu orang jenius untuk tahu apa yang biang kerok angkatan mereka lakukan pagi ini.

"Maksudnya, semalam mimpi sekolah kita banjir."

"Sinting!"
    Prinka menjerit frustasi, menatap Kristall yang dengan santainya duduk manis disudut kelas tepat disamping Camelia yang mulai tenggelam kedalam buku terbuka diatas meja.

"Serius gue."
   Prinka menggelengkan kepalanya, seharusnya si  Kristall itu sudah harus waras mengingat mereka sebentar lagi ujian kelulusan.

Demi tuhan!

Tingkahnya bahkan semakin gila.

"Sudah, sebentar lagi wali kelas baru kita akan datang."
   Ucapan Camelia bagaikan angin segar ditengah sesak polusi keanehan Kristall pagi ini, Prinka mengambil tempat duduk dengan cepat didepan meja kedua teman dekatnya.

"Eh, tau nggak?"

"Ngga tau."
   Kristall menjawab dengan polosnya, Prinka nyaris menghatam kepalanya kemeja dengan kesal.

"Gue kan belom ngomong."

"Lah, trus lo sekarang lagi apa?"

"Kristall ih!"
    Prinka gondok sendiri, tidak bertemu sebulan penuh ternyata tidak menghilangkan kadar kekesalannya pada Kristall.

"Tadi tau apa?"
    Camelia kembali menyela, setidaknya mengalihkan Prinka yang sebentar lagi mungkin bunuh diri karna kesal.

"Wali kelas baru kita!"
Prinka memekik girang, perubahan ekspresinya yang cepat membuat Camelia tersenyum sendiri.

So I Kissed The Teacher [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang