Di Penghujung Akhir

560 20 0
                                    

Halo,
Hari ini saya sedang patah hati.
Mengingat, aksaraku sebelumnya berjalan dengan lancar.
Tapi, mulai sekarang Si Pecinta Senja sudah benar-benar akan kututup.

Terimakasih kepada semua yang sudah membaca sampai akhir,
Bahkan saya sendiri tak tahu bahwa ini akan menjadi ujung cerita.

Setelah beberapa waktu yang lalu, kami sempat berpisah, tidak saling menengok senja lagi bersama.
Saat itu, karena belum saling tegur menegur akan hal pribadi.
Lalu, saya, si nona pemberi hak berbicara memberinya kesempatan kedua. Merelakan takdirnya berada ditangan si tuan.

Lalu, ia pilih jalan bersama menikmati senja berdua lagi.
Kupercayai alur ceritaku padanya,
Merangkai kata demi kata disetiap waktunya.

Kuhabiskan waktu bersamanya, tumbuh lebih baik dengan hobi yang sama, masih melihat senja.

Jarak memisahkan kami,
Sungguh bukan hal yang berat bagi kami.
Jarak hanya sebuah bumbu rindu.

"Jarak itu sebenarnya tak pernah ada. Pertemuan dan perpisahan dilahirkan oleh perasaan."

-Joko Pinurbo, dalam salah satu kumpulan puisinya.

Ya, itu memang betul.
Jarak tak berarti bagi kami, bertemu dipertengahan kota. Bersinggah, menikmati liburan bersama.

Kulihat tingkahnya mulai berbeda, lebih baik saat pertemuan si nona dan si tuan beberapa waktu yang lalu.

Kesempatan kedua itu namanya.
Begitu tegur anak-anak jaman sekarang.

Iya, si nona beri tanpa rasa enggan.

Belum lama jarak telah kami kalahkan,
Rindu pun telah kami obati,
Pertemuan telah kami tepati,

Bak tak ada angin, ombak, bahkan badai
Saya dihantam.
Si nona dihantam tuk kedua kalinya oleh si tuan.

Perpisahan.

"Kalo kamu sayang, kamu akan menyetujui perpisahan ini. Aku sayang padamu, maka dari itu aku minta putus"

Jatuh, semuanya.
Hati
Impian
Janji
Kata-kata
Lagu
Aksara

Tak tahu apa lagi yang harus kukatakan.
Nyatanya, ku beri hati namun tetap meminta jantung.

"Tidak, bukan itu cara kamu menunjukan rasa sayangmu pada seorang puan. Jika kamu benar-benar begitu, kamu tak berjalan sendiri mengikuti alunan egomu, ini masalah hubungan, hubungan dijalin berdua, berpasangan. Tapi bukan begitu caranya. Kita bisa perbaiki bersama jika memang perasaanmu begitu."

Cinta itu bicara.

Cinta itu perjuangan. Mencari kebenaran dalam segala rintangan.

Ini hanya omongkosong.
Bukan ini sebenarnya yang kamu ingin utarakan padaku.

Menangis,
Seorang puan menangis diujung telfonnya.

Bingung,
Diam yang hanya bisa ia utarakan dalam perbincangannya.

Sesaat sebelum kata-kata itu terucap dari sambungan telfon si tuan,
Sebelumnya
Setelah shalat dzuhur dan ashar yang saat itu kujamak,

Tuhan sudah memberiku jawaban.
Lewat doaku,

"Jangan biarkan ini menjadi liburan terakhirku bersamanya."

Dan saat setelah keluar dari masjid, tepatnya masjid Istiqlal.

Sesampainya di monas, karena impianku ingin pergi mengunjungi monas.

"Aku takut ditinggal lagi, tuk kedua kalinya." kataku, sambil menatap si tuan dihadapanku ditemani angin sepoy-sepoy Jakarta saat itu.

Ia tersenyum
"Itu takkan terjadi lagi."

Tapi
Kali ini yang ada hanya kekecewaan

Dunia hancur seketika.
Dan disaat itu pula,

Si nona baru menyadari, bahwa si tuan datang hanya sementara, singgah saja. sebentar.

Dan si nona menyadari bahwa pada akhirnya, si tuan tidak menghargainya.

"Ada kenangan ketika bersamamu membuatku sangat, amat, bahagia.
Kita boleh mempunyai sesuatu yang sangat indah, tapi kupikir kita tak pernah tahu. Aku takkan pernah melupakan waktu-waktu yang indah bersamamu. Tapi aku juga takkan pernah lupa bagaimana kamu menyakitiku lebih dari orang-orang yang pernah kujumpai sebelumnya."

Terimakasih telah bertemu denganku,
Memperbaiki sisa-sisa keburukanku,
Menemani hari-hariku
Mengobati rasa sakitku

Terimakasih pada waktu, kesempatan, dan energimu.
Telah banyak hal yang sudah kita lewati bersama disini.

Terimakasih sudah dijadikan prioritas utama bagimu.
Bersyukur pernah menjadi seseorang yang penting dan special di hidupmu.

Terimakasih atas pengalaman, perjuangan, penantian, dan pemberianmu
Sekecil apapun hal itu, aku menghargainya.

Terimakasih sudah menjadi sosok peran penting dalam hidupku, terutama dalam aksara ini.

Terimakasih atas perasaanmu,
Khawatir
Benci
Mengagumi
Sayang
bahkan
Cintamu
selama ini aku sangat bersyukur.
entah seberapa banyak atau seberapa dalam pembuktianmu, aku terima. Akupun melakukan hal yang sama disini.

Terimakasih atas rasa sakit, kekecewaan, juga kebencian disini,
Aku bisa berlapang dada, memaafkan bahkan belajar dalam suatu kesalahan.

Jangan rindu padaku lagi, karena ini jalan yang kau pilih, tuan.

Hari ini sudah kucukupkan aksaraku, biarkan pena hitam berbicara nanti.

Mungkin sudah takdir cerita ini,
Aksaraku ini,
Tidak selesai tapi dituntut untuk berakhir.

Salam manis dari puan yang mencintaimu dengan tulus, tapi telah kau hancurkan.

Semoga tanpa adanya aku, akan ada senja indah lagi yang kan kau temukan kelak.

Sekian.
Selamat tinggal.
(Sabtu, 21 Juli 2018)
(03.21-04.30 WIB)

Si Pecinta SenjaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang