8. Cemburu

34 0 0
                                    

Sepulang sekolah, Audrey menepati janjinya menemui Bu. Lilis bersama Egi.

Dimas terbakar api cemburu.

"Kenapa harus kalian berdua yang dipanggil Bu. Lilis?" tanya Dimas sembari melangkah.

"Aku gak tau. Gak usah khawatir sayang, aku bisa jaga diri kok," jawabnya.

Tiba - tiba Egi datang dengan wajah penuh bahagia.

"Yuk, drey!" ajaknya.

"Eh, eh, tunggu dulu." Dimas menghalangi langkah Egi. "Jangan macem - macem lu sama cewek gue."

"Iye, bang. Lebay amat, sih."

"Audrey!" panggil Dimas. "Nanti baliknya mau aku anterin gak?"

Sontak Egi langsung menatap Dimas. "Gak usah, biar gua aja yang anter. Lagian se-arah kok," pintanya.

"Gapapa, aku bareng Egi aja," jawab Audrey.

Dimas memasang ekspresi me-melasnya. "Ya udah, gih ke kantor. Takut ditungguin sama Bu. Lilis. Daaah ... " Dimas melambaikan tangannya.

Audrey membalas lambaian tersebut sambil melangkah bersama Egi.

♥♥♥

Sesampainya di kantor, mereka segera menemui Bu. Lilis.

"Ibu, ada apa ya panggil kita berdua?" tanya Audrey sembari duduk bersebelahan dengan Egi.

Bu. Lilis menatap Audrey. "Karena kebetulan Egi ini murid pindahan, jadi tolong perkenal-kan dia dengan denah - denah sekolah ini. Dan kasih tau dia juga peraturan yang tertera di dalam sekolah," ujar Bu. Lilis.

Audrey mengangguk. "Baik, bu. Lagian Egi bukan anak nakal, kok. Dia anak yang cukup berprestasi di Amerika. Puluhan lomba pernah dia ikuti. Dan hasilnya gak pernah mengecewakan."

"Ibu percaya, kok. Ya sudah, nanti kalau ada waktu luang, Ibu akan ngobrol sama kalian lagi. Sekarang kalian istirahat dulu di rumah ya, soalnya udah sore juga."

Audrey dan Egi mengangguk. "Kalau begitu, Audrey sama Egi permisi pulang dulu ya, bu."

"Iya, hati - hati di jalan."

Audrey dan Egi menyalami tangan Bu. Lilis, kemudian keluar dari ruangan kantor.

"Haduh, Bu. Lilis cuma mau ngomong gitu doang. Gua kira mau ngomong apaan," celetuk Egi.

"Ih, Egi apa - apaan sih. Gapapa, dong. Kan emang bener kamu belum tau denah sekolah itu gimana," jawab Audrey.

"Iya-kan ada lu. Jadi tenang aja."

Audrey menghela nafas. "Iya, deh serah."

"Ya udah yuk pulang aja. Udah sore, takut dicariin sama mama lu," suruh Egi.

"Iya."

Mereka mulai berjalan menuju parkiran. Tiba - tiba ada siswi yang menghalangi jalan mereka. Dia berdiri di hadapan Egi sembari mengepal ponselnya.

"Egi ... Boleh minta nomor hp-nya?" ucap siswi tersebut.

"Buat apa, ya?" tanya Egi.

"Biar kenal lebih deket aja. Boleh gak?" pintanya.

Audrey hanya membeku diam, menyimak pembicaraan mereka.

Siswi tersebut bernama Meira dari kelas 3-2, sama dengan Dimas. Audrey selalu melihat tingkah siswi ini yang suka cari perhatian.

"Egi ..." lirih siswi tersebut sambil menunjukkan ponselnya.

"Gua balik dulu, dah. Kasian nih cewek gua pengen balik," jawabnya.

Audrey melotot. Tak percaya dengan kalimat yang dilontarkan oleh Egi. "Cewek gua pengen balik," are you kidding me?

"Lho, Audrey cewek lu?" tanya Meira pada Egi.

"Napa emang?"

"Kan ... Audrey doi-nya Dimas."

"Sotoy lu jadi orang." Egi melanjutkan langkahnya sembari menarik tangan Audrey yang diam mematung. Matanya masih menatap Egi tak percaya.

Meira kesal dengan sikap murid pindahan tadi. Tapi, dia senang mendapat kabar yang bisa digosip-kan.

"Audrey itu pacar Egi, ya. Berarti Audrey selingkuh dong dari Dimas. Hahaha ... Enak aja, Egi itu buat gw. Gak akan gw bikin hidup Audrey bahagia."

Antara Dirimu dan Dirinya.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang