Jaehyun melangkahkan kakinya gontai. Setelah mengantar Taeyong pulang, singgah di tenda pinggir jalan dan meminum soju lima botol, ia akhirnya sampai dirumahnya dengan selamat. Beruntung Johnny menyewakan supir untuknya, tipe sahabat yang pengertian.
"Kau darimana?"
Pria bersurai blonde tersentak. Ia masuk ke kamar dan Yuno tiba-tiba berdiri dihadapannya, "Apa yang kau lakukan di kamarku, Hyung?" Tanyanya.
Jaehyun berjalan menghampiri Yuno. Namun, ia tersentak saat kakaknya itu tiba-tiba melayangkan hantaman keras di pipinya. Ia membolakan mata, "Hyung, kenapa kau memukulku?"
Yuno menarik kerah baju Jaehyun, "Siapa yang mengajarimu menjadi pria brengsek, Jung Jaehyun?!"
Jaehyun menautkan alis, "Apa maksudmu, Hyung?" Tanyanya heran. Namun, pria dihadapannya mendorong tubuhnya hingga terhuyung kebelakang.
"Kau! Kenapa kau membuat Taeyong menangis?"
Jaehyun diam. Menghela nafas pelan dan menunduk dalam. Apa Yuno melihat semuanya? Ia membatin.
Yuno menarik lengan Jaehyun. Membawa adiknya itu duduk di tempat tidur, "Dengarkan aku Jaehyun. Jika kau tak menjadikan Taeyong milikmu, aku tak akan tinggal diam." Katanya lalu berbalik dan hendak meninggalkan kamar itu.
Jaehyun tersenyum miring, lalu berteriak, "Yuno!"
Pria yang lebih tua berbalik, menatap nyalang sang adik, "Dimana sopan santunmu, Jaehyun?!" Ia juga meninggikan suaranya.
"Kenapa kau selalu mengalah untukku? Aku tidak suka itu Yuno."
Jaehyun berjalan menghampiri Yuno, "Jika kau mencintai Taeyong kejar dia!" Ia menghela nafas, "Aku tak mencintainya." Katanya lalu membuka pintu kamar.
"Kau bahkan memukuliku untuk pertama kalinya, hanya karena Taeyong?" Jaehyun tertawa hambar, "Keluar dari kamarku." Katanya lalu mendorong tubuh Yuno.
Dentuman keras dari pintu kamar Jaehyun membuat Yuno tersentak. Ia menghela nafas gusar. Jaehyun mungkin akan marah padanya. Memang, baru kali ini ia memukuli saudara kembarnya itu.
Taeyong mencintaimu Jaehyun-ah, bukan aku. Batin Yuno sebelum berjalan menjauhi kamar Jaehyun.
"Kau baru pulang, Taeyong-ah?"
Pria mungil itu terbelalak, "Appa, kau belum tidur?" Tanyanya gugup. Ia takut jika saja Ayahnya mendengar isakannya didepan tadi.
Tuan Lee menatap anaknya heran, "Kenapa matamu sembab? Kau menangis?"
Taeyong menggeleng kuat, "Tidak Appa, tadi mataku hanya terkena debu." Jawabnya lalu menunduk.
Tuan Lee mengangguk pelan, "Masuk ke kamarmu dan beristirahatlah," Taeyong menggumam, "Iya Appa." Menunduk dan masuk kedalam kamar.
Taeyong menghempaskan tubuhnya diatas ranjang. Ia memandang kosong ke langit-langit kamar. Jaehyun, pria itu membuatnya terlihat seperti orang yang paling menyedihkan.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Chef & Two Handsome Guy | Jaeyong ✓
Fiksi Penggemar❝When you are faced with two difficult choices, it is better if you do not choose both❞ M/M | ENEMYHET/SLASH | INTROSPECTIVE | MATURE Lee Taeyong, seorang Chef di restoran sederhana bertemu dengan dua pria tampan. Dihadapkan pada dua pilihan berat...