I'm Sorry

48 5 0
                                    

Kim Jennie,

ini aku,

Jung Jaewon.

Aku hanya ingin mengungkapkan pesan-pesan di benakku yang tidak dapat tersampaikan selama ini kepadamu.

Kau tahu bukan? Aku selalu takut kehilangan.
Aku tidak menyukai kehilangan.
Entah itu kehilangan barang maupun seseorang.
Apa aku masih ingat, ketika aku lupa menaruh penggarisku? Aku menangis, kan? Dan ketika kau menawarkan untuk membelikan yang baru, aku menolak sembari menangis kencang. Pada akhirnya kau harus membantuku mencari penggaris sialan itu yang ternyata kutaruh di sela-sela buku pelajaran.

Jennie, kau harus tahu ini.

Aku menyesal.

Iya, aku menyesal. Menyesal mengapa aku lebih memilih mengungkapkan perasaan yang timbul di antara persahabatan kita. Yang kini membuatmu menjauh dariku, seakan-akan kau bukanlah orang yang berarti di hidupku selama ini. Seakan-akan kau hanyalah orang asing bagiku.

Tidak. Kau tidak salah. Sama sekali tidak salah. Semua ini adalah murni dari kebodohanku. Yang terlalu tergesa-gesa untuk memilikimu dengan status 'kekasih'. Aku memang bodoh. Terlalu obsesi untuk selalu berada di dekatmu. Sampai-sampai aku tidak peduli dan tidak mau tahu bahwa kau sudah milik orang lain.

Orang lain yang mencintaimu dengan tulus.
Orang lain yang tidak terobsesi untuk selalu berada di dekatmu.
Orang lain yang tidak mengekangmu untuk pergi kemanapun yang kau inginkan.

Jauh berbeda dengan diriku.
Aku yang mencintaimu karena hawa nafsu.
Aku yang terobsesi untuk selalu di dekatmu.
Aku yang selalu mengekangmu, melarangmu untuk pergi disaat kau butuh hiburan.
Jika aku masih ingat bahwa aku memiliki otak dan ingat untuk menggunakannya, mungkin jalannya tak akan seperti ini.
Seharusnya aku menyadari, aku hanyalah sahabatmu. Sahabat yang baru bertemu pertama kali saat SMP. Bukan sejak kecil.
Aku bukan kekasihmu.
Orang tuamu bahkan tidak melarangmu untuk pergi kemanapun yang kau inginkan.
Tapi aku begitu bodoh kala itu.
Aku bertindak seakan-akan akulah yang menciptakanmu.
Maafkan aku.

Dan kali ini aku baru sadar. Aku telah mengukir untaian kata 'kehilangan' yang seharusnya tidak pernah aku ukir selamanya.

Aku kehilangan dirimu.
Aku kehilangan sosok yang tegas namun perhatian.
Aku kehilangan separuh jiwaku.

Tapi, sepertinya kata 'kehilangan' tak cocok untuk diriku.

Aku tidak pernah kehilangan dirimu.

Karena aku tak pernah memilikimu.

-

Kim Jennie.

Kau layak untuk mendapatkan yang terbaik.
Kau layak bersanding dengannya.
Lupakan aku.
Aku terlalu jahat untuk disandingkan bersamamu.
Mari anggap, bahwa kita hanyalah teman sekelas ketika SMP.

-Jung Jaewon, teman sekelasmu.

-Jung Jaewon, teman sekelasmu

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
[ J ] HistoriaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang