#95 ; Who is She?

11.3K 1K 150
                                    

SuHope
[ e s - c a m p u r ]

•Daily Instagram•

Special Chapter

.

.

.

.

.

Di penghujung bulan Juni yang tak mengenal istilah weekend bila menandatangani kontrak kerja di Min's Boutique, walau hanya setengah hari paling tidak─Hoseok masih dengan mood yang sama. Ujung sketchbook menjadi bulan-bulanan tinta hitam, kamomil yang tak lagi mengepul dan ocehan Yoongi keluar kuping kiri begitu saja layak tak ada arti.

"Bagaimana jika di padukan dengan skinny belt?" Jihoon nampak menimbang saran Wendy untuk yang satu ini sebelum Rosé menimpal. "Kurasa akan lebih bagus jika overzsize belt, itu akan membentuk lingkar perut."

"Bagus, bagus."

Dan Yoongi langsung tahu jawaban dari pertanyaan tak terucap yang mampu membuat pupil mata itu berdilatasi saat 'Junmyeon' disebut di antara kalimat ketus secara gamblang. Hoseok terlalu murni, mudah sekali di tebak hanya dengan gelagatnya yang tak sama seperti hari kemarin. Atau memang seharusnya saat kuliah dulu Yoongi masuk psikologi saja, tercium bagai peluang yang terlambat.

"Hoseok, mau titip kopi, atau yang lain?"

"Enggak usah," Bisa Jihoon dengar nada yang berdecak dari mulut Hoseok─sudah lama tidak ada warna. "Oke, kalau berubah pikiran telpon aja ya."

"Oke."

Dan satu bulan terlewati dengan ruang hampa yang entah kenapa ada dalam hatinya. Berkalipun menyangkal tetap saja Hoseok takkan pernah dapat tuli dari dirinya sendiri bahwa ia gelisah, spasi kosong entah ulah siapa terus menyita konsentrasi. Berbisik begitu berisik atas nama seseorang yang belakangan lancang menemukan kunci dan masuk mengacak-acak seluruh eksistensi dalam pintu Hoseok. Orang itu memberi banyak afeksi bahwa dia ada dan akan selalu memegang kunci hidupnya. Ribuan kali 'pun kata tidak mendorong jauh-jauh pria itu─sialnya tak pantang menyerah.

"Kalau kamu mau pulang, pastikan Wendy dan Jihoon sudah kembali. Aku tidak bisa percaya padanya." Yoongi dan pandangan otoriternya memang tidak pernah tidak pedas, sebagai objek yang tidak dapat Yoongi yakini lewat unjuk dagu, Rosé hanya bisa merengut pasrah disisi meja panjang, memunguti semua kertas sketsa yang telah dipilih untuk musim panas.

"Hmm mommy, aku kan sudah besar~"

Bahunya berkedik tak peduli. "Jangan sebut aku mommy, anakku cuman Jake untuk saat ini."

Setelah itu dengan berjalan pelan dan perut yang tinggal menunggu waktu untuk kembali ramping sedia kala, Yoongi pamit karna Jake sekarang sudah bisa bicara walau masih belepotan, bilangnya ingin di ajak jalan-jalan dengan mobil sedan Taehyung yang baru berumur sepekan. Warna nya merah dan Jake suka warna merah─cantik seperti buah stobeli, cantik seperti bibir daddy makan masakan mommy, cantik seperti mommy nya merasakan tendangan dedek bayi, cantik seperti cinta. Hoseok tersenyum kecil mengingatnya, Jungkook pasti telah mengajari Jake banyak hal tentang cara merayu dan bersyair manis.

Tidak juga, ah. Untuk bagian terakhir.

Rosé tampak menyeduh kopi, aromanya semerbak dan menyatu dengan aroma mawar pengharum ruangan, dan kue manis dalam toples yang biasanya jadi rebutan Wendy dan Yoongi. Kelereng Hoseok bergulir pada pintu kaca, cuaca sangat terik dan ia berharap Jihoon juga Wendy tidak meleleh ditengah jalan agar mereka bisa cepat sampai dan dia bisa pergi ke sanggar berhubung libur─melepas sepatu dan beban di pundak, lalu menari dengan aliran metal keras, tipikalnya ketika stress.

Daily InstagramTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang