Permulaan

84 21 5
                                    

Sudah sejak pagi tadi Yein merasa ada yang tidak beres dengannya, lebih tepatnya dengan sistem pencernaan miliknya. Mungkin karena akhir-akhir ini dia menjadi sering melewatkan sarapan dan jam makan siang.

Gadis itu meremas kuat perutnya, lambungnya menuntut untuk diisi setidaknya dengan sedikit roti. Setelah menaruh tas ia lantas pergi menuju kantin, berharap bisa mendapatkan makanan disana.

Yein memang merasa aneh, terlebih saat ia malah mengikuti bayangan seseorang dibalik tembok perpustakaan. Seseorang yang ia kenal, meski baru dua hari.

Jeon Jungkook.

"Sedang apa? Tidak masuk kelas?"

"Whoa, aku tidak menyangka akan bertemu denganmu disini." Pemuda itu menjawab diiringi dengan seringaian.

Bahkan kini tidak hanya perut Yein yang bermasalah, sepertinya otak gadis itu juga mulai ketularan tidak beres. Ini Jung Yein loh, Yein yang selalu menghindari mencampuri masalah orang lain selain Sujeong.

"Ikut aku." Jungkook meraih tangan Yein, membawa gadis itu pergi.

"Kemana? Kau tidak masuk-"

"Bolos." Belum selesai Yein menanyakan pertanyaannya Jungkook sudah memotong.

"HA?!" Yein melepas genggaman tangan Jungkook. Membuat keduanya berhenti. "Terus kenapa aku harus ikut denganmu?"

"Ya kan bolos sendirian gak seru."

"Sinting." Yein berbalik, bersiap meninggalkan Jungkook.

"Tunggu tunggu," Jungkook kembali menahan gadis itu yang dibalas dengan tatapan tajam, "whoaaa... What a cold girl" Jungkook melepas genggaman tangannya pada pergelangan tangan Yein. "Baiklah, maaf nona silahkan pergi." Jungkook mempersilakan, bak pelayan kepada tuan putrinya.

Yein melanjutkan perjalanannya menuju kantin, ia merutuki dirinya sendiri atas perbuatan diluar kebiasaan yang baru saja ia lakukan. Bisa-bisanya ia melibatkan diri terhadap urusan orang lain.

Jungkook masih di tempat yang sama, bahkan setelah Yein kembali dari kantin dan bel masuk berbunyi. Laki-laki itu masih bersandar di ujung tembok perpustakaan, kali ini dengan satu putung rokok bersarang di sela jari telunjuk dan tengahnya. Netra keduanya bertemu sekilas sebelum akhhirnya Yein mengalihkan pandangan pada jalanan.

Berandal, batinnya. Bisa-bisanya bolos kelas dan merokok disekolah bahkan saat dirinya baru masuk satu hari. Cari mati? Atau memang mau bunuh diri?

-

Atensi Sujeong terpusat pada sahabatnya. Gadis itu tidak sedikitpun memperhatikan pelajaran Jisoo Saem, dan Sujeong menyadarinya. Sejak kembali dari kantin tadi Yein terus-terusan menatap nanar jendela kelas. Ia tahu, ada yang tidak beres dengan sahabatnya itu.

"Ya, Jung Yein."

Yein hanya menoleh.

"Satu hal yang aku benci sebagai sahabatmu adalah kau tidak pernah mau mengutarakan perasaanmu padaku jika aku tidak bertanya lebih dulu, kali ini ada apa?" Sujeong mendekat.

Kalimat tadi sangat Sujeong sekali. Tegas, dan tepat sasaran.

"Jadi setahun lalu aku pernah tidak sengaja bertemu dengan sesorang, laki-laki." Yein menatap Sujeong, "aku belum pernah menceritakannya padamu?"

Sujeong hanya tersenyum kecut, "Tidak pernah."

"Satu tahun berlalu, dan sekarang kami bertemu kembali."

"Ah, saat di perpustakaan itu?"

"Itu pertemuan kedua, ah jika itu bisa dibilang pertemuan. Tadi aku bertemu lagi, dan kau tahu eksistensi laki-laki itu selalu menggangguku."

"Siapa namanya? Murid sekolah ini? Ah! Jangan-jangan murid pindahan itu." Kemarahannya sedikit reda, Sujeong merendahkan suaranya

Yein diam, merasa tidak ada lagi yang perlu diceritakan.

"Yein-ah, aku menunggu jawabnmu."

"Nama?" Netra Yein mengedar mengingat-ingat kejadian satu tahun lalu. "Jungkook, Jeon Jungkook." Ia berkata lirirh.

"Nah, itu memang murid baru di sekolah kita."

"Kau tahu dari siapa?"

"Kim Taehyung, siapa lagi." Semburat merah muda tiba-tiba muncul di pipi Sujeong.

*

Jungkook sangat menikmati aktivitasnya, menjadi pusat perhatian, sesekali ia menghirup gulungan tembakau di tangannya itu lalu menghembuskan asapnya ke udara.

Sejak pertemuannya tadi dengan Yein, pemuda itu hanya sekali beranjak dari tempatnya untuk membeli susu kemasan rasa blueberry. Selebihnya hanya duduk bersandar dan merokok.

Sebenarnya ia sedikit kecewa, karena hingga sekarang tidak ada yang melaporkan tindakannya itu ke komite kedislipinan. Padahal ia sudah bersiap diri.

Merasa bosan, ia bangkit.

Bel istirahat berbunyi saat pemuda itu berjalan menuju kelas, sesekali ia meminum susu kemasan yang tadi pagi ia beli.

Di perjalanan, ia berpapasan dengan Kim Taehyung.

"Ya!" Taehyung menarik lengan teman barunya itu.

"Ada apa?" Jungkook menghentikan langkahnya.

"Kemana saja kau? Berani-beraninya bolos di pelajarannya Jae Saem, cari mati ya?"

Jungkook hanya tertawa, yang dibalas dengan tatapan heran oleh lawan bicaranya.

"Mau kemana?" mengalihkan perhatian, Jungkook mengambil alih pembicaraan.

"Makan siang, di atap. Ikut?" Taehyung mengangkat bekal makan siangnya.

"Well, as your wish."

Keduanya berjalan berdampingan menuju atap gedung lama sekolahaan. 


// hmmmmmmm, entah sudah berapa abad saya menelantarkan ff ini T.T

lagi kangen Yein Jungkook dong, yasudah ku melanjutkan kehaluanku di ff ini aja, biar berfaedah. hehe

terimakasih sudah membaca, maafkan segala kekurangan saya

REMINISCENCETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang