Bagian 18: Ketika Tidak Sanggup Bertahan

565 108 11
                                    

"Hari pertama sekolah! Ayo! Semangat! Belajar yang rajin, ya."

"Bantuin Ibu bawain makanan."

"Sekolahmu gimana? Ulangannya gimana? Tadi Ibu liat buku PR-mu ada di meja belajar. Itu pelajarannya hari ini bukan?"

"Nak, tadi Ibu dengar ada info lomba. Hadiahnya dapat beasiswa. Kamu coba saja, ya?"

"Udah belajar belum buat besok lomba? Persiapannya udah matang?"

"Yah. Kamu, sih! Main mulu. Jadinya nggak menang kan! Udah kalau gak mau bilang! Gak usah ikutan kayak gini lagi. Liat tuh anak sebelah kita, dia pulang bawa piala terus! Gak mau tau, fokus dapat beasiswa ya!"

"Katanya ada anak baru, dia pintar ya? Deket gak sama kamu?"

"Kenapa nilaimu sekarang nurun?"

"Jangan santai mulu! Gerak cepet!"

"Ibu mau keluar sebentar, titip jemuran sebentar, ya."

"Ini jemuran pada basah!!! Apa-apaan, sih??? Susah amat disuruh tuh! Ini gimana nantinya?? Buat besok!! Kalau nggak mau kerja tuh BILANG, MALAS banget ya kamu. Ikut aja sana ke ayah kamu! Jangan tinggal di sini!!!!"

"Hari ini temani ibu ke pasar, ya."

"Ih. Diajak jalan jangan ambek mulu!"

"Hah? Kamu nggak punya teman? Salah sendiri! Siapa suruh jadi pendiam? Liat tuh kan yang rangking satu, dia gaul terus. Gak usah ke SMA kalau nggak ada niatan sosialisasi, kayak anak home schooling aja."

"Gak usah nangis!!"

"Kenapa coba tadi nggak mau makan? Sayang masak banyak-banyak, gak usah makan sekalian!"

"Itu kenapa ada luka-luka?"

"Belajar, ya. Ibu jarang pulang. Titip rumah."

The sad truth is, she's never remind what she's talking about.

**

"Perasaan dia tidur mulu di kelas. Kayak nggak punya semangat hidup aja."

"Gak ada tenaga badannya."

"Mukanya pucet terus. Sakit kali?"

"Jalannya aneh."

"Ih si itu presentasi, gak usah didengerin. Suaranya kecil."

"Apa-apaan ya dia mainnya gitu."

"Lho mainnya berdua aja, kita nggak diajak."

"Bego ah, gak bisa diajak ngomong."

"Dideketin kok malah ngejauh."

"Dasar aneh."

"Mau gimana juga, dia kan bukan urusan kita."

"Biarin aja."

"Eh. Coba kerjain dia, yuk? Siapa tau dia nangis."

"Jangan deket-deket sama dia."

"Gak suka sama tatapan matanya."

"Ketemu diem, kok di grup koar-koar? Aneh."

Insouciant: The Girl Who Spend That FairytaleTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang