Selamat Membaca Rain(a)💧
***Raina Alesta. Gadis dengan rambut sebahu dengan poni yang sudah lepek, dan juga tas gendong yang berada di kedua pundaknya. Tangannya terus menepis sisa-sisa air hujan yang terkena seragam sekolahnya. Dia tadi berlari dari sekolahnya menuju halte, karna hujan yang sedari tadi tak kunjung berhenti.
Hari ini hujan sangat deras dan begitu menyebalkan bagi seorang Raina yang tidak menyukai hujan, menurutnya hujan itu penghambat aktivitas manusia, penyebab manusia sakit, dan masih banyak pandangan jelek tentang hujan di mata Raina.
Raina lebih suka senja. Baginya, senja mampu memberikan kesan terindah sebelum benar-benar pergi. Tapi yang ia lihat kini adalah tetesan air yang jatuh ke bumi, dan orang-orang yang berusaha menghindari tetesan itu.
Tetapi, tidak semua orang menghindar dari hujan. Bahkan Raina melihat orang-orang berlalu lalang dengan tertawa dibawah guyuran hujan seolah tidak peduli dengan air hujan yang membasahi tubuh mereka. Raina selalu berpikir apa yang asik dari sebuah hujan? hujan hanya akan membasahi tubuhnya lalu kedinginan dan sakit. Tidak, tidak, ia benar-benar tidak suka.
Halte sudah sepi, hanya ada Raina dan beberapa orang. Angkutan umum yang biasa ia naiki belum juga lewat. Raina hanya menghela nafas lelah, ini sudah hampir jam setengah enam Raina memang pulang telat hari ini, karena dia ada eskul di sekolah.
Tidak lama dari itu angkutan umum yang biasa Raina naiki berhenti depan halte. Raina dengan cepat menaiki angkutan itu, beruntung angkutan itu tidak terlalu penuh, jadi Raina tidak perlu desak-desakan dengan penumpang yang lain.
***
Sesampainya di rumah. Raina melepas sepatu yang dia kenakan sebelumnya, dia biarkan tergeletak diteras depan rumahnya. Raina masuk ke dalam rumahnya, terlihat sepi, kemana perginya orang rumah.
"Assalamuallaikum. Bundaaaaaa" Raina mengucapkan salam dengan berteriak. Hanya untuk memastikan apakah benar tidak ada orang dirumahnya.
Seorang wanita keluar dari balik tembok yang menjadi pembatas ruang tamu dan ruang keluarga. Dengan celemek yang dipakainya, dia menghampiri anak gadisnya itu. Untuk memberinya peringatan
"Walaikumssalam. Rei, Bunda kan udah bilang beberapa kali, kalo masuk rumah jangan teriak-teriak terus. Berisik tau" omel Bundanya.
Raina menyalami tangan bundanya lalu terduduk disofa. Bunda hanya menggeleng melihat tingkah anak gadisnya itu."Abisnya rumah sepi, Rei kira bunda gak ada dirumah"
"Bundaaaaa basah nih" lanjutnya seraya memberengut kesal.
"Yaudah sana, kamu mandi, bersih-bersih, nanti masuk angin lagi". Raina hanya berdehem menjawab Bundanya, karena rasanya sudah tidak karuan, dia ingin cepat-cepat istirahat.
Raina berjalan gontai menuju kamarnya, dia menghela nafas sebentar lalu menaiki tangga karena kamarnya berada di atas.
Raina berhenti menaiki undakan tangga ketika bunda memanggilnya.
"Rei, habis mandi nanti makan malam ya. Ada yang mau ayah dan bunda bicarakan". Raina hanya mengangguk, mengiyakan permintaan bundanya. Melanjutkan berjalan menuju kamarnya.Hari yang berat untuk hari ini, rasanya sangat lelah dia ingin segera mengistirahatkan badannya.
***
Oh, hai! Ini cerita keduaku, sebelumnya aku pernah nulis cerita, tapi aku unpub karna mau aku revisi lagi, dan karna pas aku baca ulang ternyata berantakan bgt wkwk.
Jadi harap maklum kalo tulisan ini absurd, karna yang menulisnya pun begitu wkwk.
Terimakasih sudah membaca Raina jangan lupa vote dan comment untuk meninggalkan jejak✨
Salam Sayang,
Putpand🐼

KAMU SEDANG MEMBACA
Rain[a]
Teen FictionSebuah cerita mengenai seorang Raina. Gadis yang tidak menyukai hujan tetapi, mempunyai nama yang berartian hujan jika dalam bahasa inggris. Rain(a) rain yang berarti hujan. Banyak hal terjadi dalam hidupnya, pengalaman menyenangkan dan bahkan meny...