BAB 2 - Pindah

27 3 0
                                    


Selamat Membaca Rain(a)💧


***

Makan malam yang sangat tenang. Hanya terdengar suara dentingan sendok yang beradu dengan piring dari si pemakainya.

Seorang perempuan berdiri mengusap perutnya "Huuu kenyangggg".

"Rei bekas makannya beresin, jadi cewek gak boleh jorok". Bunda menegur kelakuan anak gadisnya yang terlihat bermalas-malasan.

"Bentar bun, cape." kata Raina sembari menggeliat untuk merenggangkan badannya.

"Ke dapur doang Rei ya ampun deket ko, ayo jangan males."

"Iyaa, iyaaa"
Lantas Raina berjalan bermalas malasan ke dapur, mencuci piring bekas dia makan. Karena jika tidak, Bundanya akan berubah menjadi ustadzah yang senantiasa menceramahi dan menasehatinya tanpa henti.

***

Selesai mencuci piring, Raina bergegas ke kamarnya, rasanya dia  tidak sabar bertemu kasur setelah seharian dengan rasa lelah ini.

Tetapi, belum juga dia menginjakan kakinya ke tangga, Bunda sudah memanggilnya
"Reiiiii, mau kemana kamu"

Raina dengan malas membalikan badannya "Tidur Bunda, Rei cape". Katanya.

"Nanti dulu, kan Bunda udah bilang. Bunda sama ayah mau ngomong sama kamu". Ucap Bunda sembari membersihkan bekas makan dia dan suaminya a.k.a Ayah Raina.

Raina tidak menjawab, dia berjalan ke arah ruang tv, duduk di sofa yang terdapat di sana. Rebahan bentar gapapa kali ya, kan bundanya masih beres-beres.

Baru saja ia akan memejamkan mata, Ayah menghampirinya "Kalo udah makan, jangan langsung tidur, gak baik. Bangun" ujar ayahnya

Raina dengan malas bangun dari sesi rebahannya. "Ayah sama Bunda mau ngomong apa sih? Rei cape Ayah, ngantuk, mau bobo"ujarnya.

Raina menyandarkan kepala pada bahu ayahnya dengan manja.

"Sebentar doang ko, abis itu kamu boleh tidur". Ujar ayah sembari mengelus kepala anak gadisnya dengan sayang.

"Kenapa lagi dia yah?". Tiba-tiba Bunda datang, duduk di samping Raina. Artinya, posisi duduk Raina saat ini, diapit oleh kedua orang tuanya.

"Ngantuk katanya" Ujar Ayah.

"Rei bangun, mau dimulai nih sesi ngobrolnya" Ujar Bunda, seraya menepuk pelan bahu Raina.

"Hmmm" Raina berusaha membuka kedua matanya, walaupun hanya sedikit.

"Kita mau pindah ke Bandung Rei" Ujar Bundanya.

"Hah?!" Seketika mata yang tadinya mengantuk, membuka secara sempurna.

"Maksudnya gimana Bunda?" katanya.

"Ayah di pindahin lagi, tapi kali ini Ayah sudah di tetapkan di Bandung. Sesuai kontraknya. Ini yang terakhir kalinya, dan kemungkinan kita menetap di sana" Kata Ayah berusaha menjelaskan ke Raina.

"Yaudah, tapi Raina gak harus pindah sekolah kan?" Ujarnya ragu, karena Raina tau Ayah dan Bunda tidak akan mengizinkan dia untuk tinggal sendiri.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 02, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Rain[a] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang