Part 4

1.2K 141 7
                                    

Part 4

"Silahkan masuk Mingyu hyung."

Wonwoo segera berjalan dengan cepat memasuki rumahnya. Khawatir akan keadaan appanya.

Mingyu hanya mengikuti Wonwoo sambil sesekali memberi salam kepada para maid di rumah Wonwoo.

"Rumahnya sangat besar, pantas gaji yang ditawarkan untukku sangat besar." Batin Mingyu.

Wonwoo dengan cepat berjalan menuju jihoon yang sedang berdiri di samping sofa sambil menangis memeluk boneka hamsternya.

"Jihoon...appa kenapa?" Tanya Wonwoo sambil melihat Seungcheol yang terbaring dengan kepalanya yang berada pada kedua paha Jeonghan.

"Hiks..hiks..tadi appa tiba-tiba tidul waktu Jihoon mau ajak main.. hikss appa cehalusnya tidul di kamal bukan di lantai hiks..huaaaah." tangis bayi itu kembali terdengar.

Wonwoo segera menggendong Jihoon dan mengecup puncak kepalanya.

"Cup..cup..cup.. gapapa udah Jihoon jangan nangis."

Mingyu hanya diam memperhatikan keluarga kecil itu.

"Eomma.. bagaimana keadaan appa? Kenapa appa bisa pingsan?"
Tanya Wonwoo setelah meletakan tubuh Jihoon di sofa bergambar black panther milik anak bayi itu.

"Dokter bilang kalau appa duduk terlalu lama... ketika appa berdiri appa pasti merasa pusing di kepalanya.. otaknya kekurangan aliran darah sehingga ia pingsan.." ucap Jeonghan sambil mengelus kepala Seungcheol.

"Eomma sangat khawatir.. tapi ternyata ini gejala yang umum terjadi.. untunglah bukan penyakit fatal." Lanjutnya

"Ehem.." mingyu sedikit berdeham

"Saya rasa saya harus permisi.." ucapnya

Jeonghan mengarahkan kepalanya pada Mingyu.

"Apa kau lapar? Makanlah bersama Wonwoo.. aku akan mengurus appanya Wonwoo dulu.."
balas Jeonghan sambil memegang tangan Seungcheol yang mulai bergerak.

"B-baiklah kalau begitu.." Mingyu tidak akan menolak, sudah lama dia tidak makan enak pikirnya.

Wonwoo menganggukan kepalanya memberi tanda agar Mingyu mengikutinya.

"Hyung..makanlah yang kau mau, anggap saja ini sebagai ucapan terima kasihku karena hyung mengantarku pulang." ucap Wonwoo

Mingyu hanya menggangguk dan duduk di kursi yang ditarikkan oleh salah satu maid.

"Seungkwan..kau ambilkan makanan yang mau dimakan Mingyu hyung yaa, aku mau mengambil hp ku." ucap Wonwoo pada Seungkwan, maid lelaki yang bertugas di dapur.

"ehem..bo-bolehkah aku meminta daging itu?" tanya Mingyu gugup

"Tentu tuan." Jawab Seungkwan dan segera memberikan sepiring daging kepada Mingyu.

"Terima Kasih.."

.

.

.

Wonwoo kembali dengan ponselnya di tangan. Dia duduk di bangku depan Mingyu.

"Hyung..kapan kau bisa mengajar?" Tanya Wonwoo

"hm? Besok yaa.. jam 6 sore aku akan datang kesini.."

"okeh...

eum.. hyung, kau kuliah ya?"

"ya? Iyaa.. aku kuliah"

"Jurusan apa hyung?"

"Arsitektur hahaha.. ga cocok yaa.. kenapa coba aku malah ngajarin kamu bahasa Korea."

"hmm..kenapa hyung ambil pekerjaan ini?"  Tanya Wonwoo lagi.

"Eum... aku membutuhkan uang untuk kebutuhan hidupku. Orang tuaku juga sudah meninggalkanku sejak remaja..." Mingyu mulai mengalihkan matanya ke arah tangannya yang membentuk pola abstrak di pahanya.

".... Mereka sudah tiada?" Tanya Wonwoo pelan.

"Tidak, mereka masih hidup hanya saja aku...hanya menjadi beban hidup mereka..."

Wonwoo berhenti bertanya lebih. Wonwoo tidak mau melihat Mingyu menunduk terus.

"Begitu ya hyung.. maaf.."

"ah? tidak apa-apa, kau perlu tau diriku karna kita akan sering bersama mulai dari sekarang."

"B-begitukah?" Bingung Wonwoo.

Mingyu hanya mengangguk dan tersenyum tipis ke arah lelaki manis di depannya.

"Ceritakan aku tentang dirimu Wonwoo.." ucap Mingyu

"Ya?? Eoh..ok..eumm aku sangat ingin melanjutkan sekolah hyung.. tapi aku sulit untuk berbicara.. dan juga aku tidak mudah bergaul, jadi pasti semakin sulit.."

"Kenapa kau tidak mencoba dulu??"

"Tidak apa hyung.. aku ingin memperbaiki bahasa Koreaku dulu.. tidak berguna aku sekolah jika tidak mengerti yang diajarkan guruku nanti.." jawab Wonwoo

Mingyu mengangguk mengerti.

"Siapa anak kecil tadi Won?" 

"Eoh? Yang tadi menangis itu adikku hyung."

"Adikmu?! Tapi jarak umur kalia-"

"Kami beda 13 tahun memang.....

...aku tidak tau apa yang dipikirkan orang tuaku saat itu..."

Mingyu hanya diam karena merasa canggung. Akhirnya dia melihat ke arah jam di ruang makan rumah Wonwoo.

"Sudah sore Won.. hyung rasa hyung harus pulang sekarang.." ucap Mingyu

"Oh? Iya juga.. ayo hyung aku antar sampai depan."

.

Mingyu dan Wonwoo berjalan menuju pintu dan melewati ruang tamu. Mereka melihat ada Jeonghan, Jihoon di pangkuannya, dan Seungcheol yang duduk sambil bergulung di dalam selimut. Mereka sedang fokus pada televisi. 

"Eum.. tuan, saya pulang dulu ya.. sudah sore, terima kasih juga atas makanannya..saya akan mengajar besok." Pamit Mingyu

"Oh sudah mau pulang?" Tanya Jeonghan dan dijawab anggukan oleh Mingyu.

"Kau gurunya Wonwoo?" Tanya Seungcheol tegas, berbeda dengan keadaan dirinya saat ini yang tak jauh beda dengan lucunya Jihoon.

"I-iya tuan..."

"Seungcheol."

"Iya tuan Seungcheol.."

Seungcheol menganggukan kepalanya dan setelah itu mengalihkan kembali kepalanya pada film bayi hiu yang sedang ditonton Jihoon.

"Saya pergi dulu..terima kasih.."

"Iya Mingyu,hati-hati di jalan."

.

.

.

"Hyung pulang dulu Won.. Sampai ketemu besok."

"Iya Hyung! Bye bye!!"

.

.

Mingyu kembali ke apartementnya. Rasanya dia tidak dapat menghilangkan senyum dari wajahnya. Wonwoo itu benar-benar takdir yang diberikan Tuhan pada Mingyu. Yah..meskipun sebenarnya mereka belum mempunyai hubungan apa-apa.

Tok tok tok

"Kim Mingyu! Buka pintunya!"

.

.

.

.

.

TBC-

Next/delete ?
Give me some vote & comment

thank you :)

Private Teacher 《MEANIE》Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang