Ada rasa yang tiba-tiba saja mendesak memaksa menguraikan air mata menjadi serpih sendu yang melagu..
Entah telinga yang bicara atau hati yang mendengar ungkapannya yang selalu pilu, terlalu pilu..
Menangisi rentetan kisah yang hanya berwujud abu bayang semu..
Aku meminta pada Semesta yang melantunkan puisi lama tentang takdir dalam temu..
Aku mengadu pada waktu yang menjelma dalam ruang kalbu..
Namun semua seolah semakin tak tentu, semakin menghimpit dalam belenggu..
Menyerah kemudian aku..
Memilih pasrah tanpa lagi memaki ragaku yang perlahan membeku tanpamu..
Kekasih, dengar lirih bisik hatiku bicara padamu..
Aku rindu!
-artilea-
July, 21 2018 - 11.35
* terinspirasi dari dua orang
yang memutuskan untuk
menghilangkan penat dengan berdendang tanpa bergoyang di
kala malam semakin meradang..
KAMU SEDANG MEMBACA
(Cuma Kata)
PoetryKumpulan kata-kata dibuang sayang.. Latah? Nggak.. Cuma mau ngumpulin kata-kata jadi satu tempat.. Daripada dianggurin trus dibuang gitu aja.. Siapa tahu ada gunanya buat mata-mata yang mau baca.. 😊 *Kecuali yang sudah sengaja disebutkan, selebihn...