[Sekarung Kuaci Plus Tepukan di Kepala]
---
Pemakaman Tuan Harvish dilaksanakan sepi di sebuah gereja.
Yang datang hanya ibu penjual kroket langganan, segelintir tetangga dan beberapa anggota Black Outfit yang saat itu sedang libur tugas untuk sementara. Kei mendadak mengasihani Tuan Harvish yang introvert itu beserta gadis kecil anehnya itu. Luna menangis tersedu-sedu di depan peti, bersama ibu penjual kroket di sebelahnya. Luna dan ayahnya sering membeli kroket di tempatnya, dan lama-lama mereka jadi akrab.
Di sudut lain, Kei berdiri dengan Azawa dan Hazel. Tampak membicarakan sesuatu yang penting di tengah-tengah acara pemakaman orang lain.
"Ada laporan mengenai di Hongkong. Tuan Jiraya Enmado sudah mengungkapkan kejahatan atas buronan yang meracuni seorang menteri kelautan dalam pesawat Boeing R730," Azawa mengulurkan tablet-nya pada Kei. "Ini spesifikasi laporannya."
Kei mengangguk-angguk tampak tak tertarik. Ia melirik Hazel. "Bagaimana, Hazel? Perluas pencarian sampai ke pusat negara setelah ini. Kerahkan semua tim yang ada, dan tinggalkan beberapa orang di markas. Brian pasti tengah merencanakan sesuatu. Sebagai salah satu anggota Black Outfit, tentunya dia mengetahui seluruh rahasia luar dan dalam pergerakan kita," sorot mata Kei makin tajam. "Tangkap dia secepatnya. Bawa dia padaku, hidup dan mati."
Hazel bersedekap. "Baik!"
Kei melirik Azawa lagi. "Sementara kau, lakukan tugasmu seperti biasa. Ada kasus baru, kan? Selidiki itu, dan beritahu aku kalau kau sudah menemukannya."
Azawa membungkuk. Saat Kei berniat mengambil langkah, Hazel menahannya. Gadis itu membiarkan separuh tubuhnya terekspos. Dengan gaun hitam yang serba ketat dan belahan dada yang menonjol dan menggairahkan serta stiletto hitam mengilap, membuat segala yang membalut tubuhnya itu dirasa tidak cocok untuk menghadiri sebuah acara pemakaman. Rasanya lebih cocok untuk menghadiri red carpet.
Hazel menggoda Kei (lagi), melupakan kenyataan bahwa mereka sedang berada di acara pemakaman. Ia mengulurkan tangannya ke pipi Kei. Sambil menjilat bibirnya yang dipoles tebal lipstik nude berminyak, ia mengerling seksi pada Kei.
"Meskipun kau dalam pakaian serba hitam, kau terlihat makin hot, Darling." Bisiknya penuh desahan. Azawa pura-pura tidak berada di sana, sementara Kei bersikap seperti Hazel justru tak ada di sana.
Melihat reaksi Kei yang (sangat) cuek, Hazel mencibir, "Apa yang membuatmu bisa melunak pada gadis itu? Kau bahkan menolak godaan gadis seksi dan kelas atas sepertiku."
Tampaknya ia melupakan kenyataan kalau Kei adalah bosnya.
"Sudahlah, hentikan," Kei tampak muak.
"Kau bahkan menidurinya, kan, tadi malam?"
"Jangan ngawur!" bantah Kei. "Dan apa-apaan kata-katamu itu?"
Hazel menarik napas berat. "Ya, sudah. Kau memang sekeras batu karang. Tapi ...," gadis itu mendekat, makin dekat bahkan kulit pipi mereka bersentuhan. "Aku tak akan berhenti menggodamu sampai kau melunak padaku, Kei." Bisiknya, napasnya mendesah tepat di telinga Kei. Kei berjengit, menatapnya jijik. Ia khawatir kalau wanita itu meliuri telinganya.
Dan tanpa mereka sadari kalau sedari tadi Luna memperhatikan wanita "kurang kain" itu menggoda Kei. Diam-diam, ia berpikir, Tuh, kan! Cowok itu memang mesum dari awal.
***
Pemakaman berjalan lancar sampai penguburan. Kei berlutut di belakang Luna yang masih terisak sampai matanya membengkak. Ia membiarkan gadis itu sampai tamu-tamu meninggalkan pemakaman—sampai hanya tersisa mereka berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Exclusively His Princess: Live With Extremely Hot And Pervert Guy
Romance[Exclusively His Princess: Live With Extremely Hot and Pervert Guy] Rate: Teen+ Luna hanyalah gadis aneh yang kehadirannya tak diperhitungkan siapapun dan hanya terpaut pada satu teman. Suatu ketika, di saat ia kehilangan segalanya: harta, rumah dan...