2. Namanya Luna Harvish, Tapi Dia Orang Aneh

9 3 0
                                    

[Namanya Luna Harvish, Tapi Dia Orang Aneh]

🌳🌳🌳

"Jadi, Anda memberikannya kuaci karena tidak tahu cara memperlakukan wanita yang sedang menangis?" tanya Azawa, berusaha mati-matian untuk tidak tertawa. Ia bukan tipikal orang yang suka membuat keributan di rumah sakit.

Kei mendengus menyebalkan. "Omong-omong soal Brian, bagaimana dia? Apa ada laporan tentangnya?"

Azawa kembali serius. "Sesuai laporan Hazel, tim A dan B masih belum menemukannya, jadi mereka memperluas pencarian. Sementara tim yang lain masih mengadang di markas."

"Brian memang orang yang berkompeten. Sulit sekali melacak orang seperti dia." Kei makin geregetan. Ia benar-benar geram. Tidak biasanya pria itu melakukan sesuatu yang tak pernah ia perintahkan.

"Lalu, bagaimana dengan anak itu?"

Kei mengangkat wajah. "Pria Tua itu sudah mati-tak ada yang selamat melawan peluru itu, apalagi sudah menembus bilik jantung." Ia mengerang geram. "Pokoknya, cari dia sampai dapat."

Azawa bersedekap. "Baik, Tuan."

Kei melangkah meninggalkan Azawa dan beralih ke kamar mayat. Ia terdiam melihat Luna yang masih menangisi kematian ayahnya. Ia berpikir kalau sangat sia-sia membawa Pria Tua itu ke rumah sakit, toh, dia sudah meninggal. Hanya saja ia tak bisa tak memedulikannya, dan juga baru kali ini ia dipanggil "bodoh" oleh seseorang. Terlebih, itu gadis yang tidak dikenalnya.

Ia rasa, ada cara lain yang lebih baik untuk menghibur gadis yang sedang menangis dibanding menyodorkan sekantong kuaci.

Kei melangkah mendekat, memegang bahu Luna.

"Luna,"

Kontan Luna berbalik, menatapnya galak. Kei berhasil dibuat terkejut karena saat mata Luna melotot, itu termasuk salah satu kengerian yang ada di dunia. Ia buru-buru melepas tangannya.

"Kamu pembunuh ayahku?!" tanyanya lantang, membuat perawat menoleh kaget saat lewat di luar.

"Bukan aku yang membunuhnya. Sumpah!" seru Kei, menegaskan suaranya. "Mengenai pembunuhnya, namanya Brian. Sekarang, anak buahku masih melakukan pencarian ke berbagai tempat. Tenang saja, dia pasti ditemukan, aku yakin itu. Tak ada yang bisa selamat dari-"

Bruk!

Kei terkesiap saat Luna mendadak jatuh menubruk badannya. Hampir saja ia kehilangan keseimbangan. Manik matanya mengamati gadis itu, terkejap kaget.

"Luna?"

Rasanya berbeda sekali kalau mendadak dipeluk oleh orang yang bahkan tak dikenalnya sama sekali. Namun, ada yang aneh dengan tubuh Luna. Tubuhnya selemas agar-agar!

Buru-buru ia mengangkatnya. Sekonyong-konyong, Kei justru mendapati Luna yang tak sadarkan diri.

"Luna! Luna!"

Berapa kali pun Kei meneriakkan namanya, itu tak dapat mencapai Luna. Saat ini, Luna benar-benar tenggelam dalam luapan duka yang tak terelakkan. Ia tak menyangka kalau hari ini ia telah kehilangan satu-satunya anggota keluarga yang sangat disayanginya.

***

Hari mulai gelap. Matahari sudah hilang dari peredarannya dan tenggelam ke sudut lain. Tak ada kerlipan bintang saat itu. Bahkan bulan pun bersembunyi sungkan di balik awan.

Di tengah hutan yang gelap dan tak ada siapapun di sana, Brian menghentikan larinya dan mengambil napas di salah satu pohon. Sesekali ia menoleh ke belakang, masih waspada kalau-kalau anak buah Kei itu bisa mendapatkannya.

Exclusively His Princess: Live With Extremely Hot And Pervert GuyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang