"Itu karena aku... seorang lelaki."
Furihata yakin ia sedang bermimpi saat ini. Ia sangat yakin, bahwa ini mimpi dan sebentar lagi ia akan terbangun. Karena ini mustahil 'kan?! Bagaimana mungkin Akashi yang menjadi primadona Teiko Gakuen ini seorang lelaki?!
'Ini pasti mimpi!' pikirnya.
"Ini bukan mimpi Furihata-kun, aku memang lelaki."
'Bagaimana bisa dia membaca pikiranku?!' batinnya panik.
"Aku bisa membacanya dari raut wajahmu Furihata-kun," jelas Akashi yang entah bagaimana terlihat berbeda dari sebelumnya. Ia terlihat... jahat?
"Tunggu dulu, k-kau pasti sedang bercanda 'kan, Akashi-san?" tanya Furihata untuk memastikan. Tetapi yang ia dapatkan malah tawa kecil yang entah mengapa terdengar jahat disenandungkan oleh Akashi.
"Apakah aku harus 'menunjukkannya' dulu agar kau mau percaya, Furihata-kun?" tanya Akashi sembari membuka sweater dan kancing seragamnya satu per satu.
"T-tunggu Akashi-san! Apa yang kau lakukan?! Seharusnya kau tidak membuka ba..."
Terlambat. Akashi telah membuka, seluruh kancing seragamnya dan menunjukkan sesuatu dibaliknya.
'Waah, seperti roti sobek di minimarket,' batin Furihata, syok.
"Bagaimana Furihata-kun? Apa kau masih tidak percaya? Apa kau ingin aku juga menunjukkan sesuatu dibalik rok ini?" tawarnya. Ia tersenyum sinis sembari mengangkat sedikit roknya.
"T-tidak perlu A-Akashi-san-eh-kun, k-kalau begitu a-aku permisi," cicit Furihata yang tampak syok mendengar pengakuan Akashi. Ia kemudian beranjak pergi dari tempat itu. Tetapi sepersekian detik kemudian, Akashi mendekap tubuhnya dari belakang.
"Apa kau pikir bisa pergi setelah mengetahui rahasiaku, Furihata Kouki?" bisik Akashi tepat di telinga Furihata. Dan entah bagaimana suaranya bisa berubah dari sopran menjadi bariton.
Furihata terkejut setengah mati dan berusaha melepaskan diri dari cengkeraman Akashi hingga terjerembab ke tanah.
"Hmm... bukankah ini sama seperti waktu itu Furihata-kun? Kau juga terjatuh kan waktu itu?" ujar Akashi. Sementara itu kakinya menginjak punggung Furihata.
"Agh, Akashi-san!"
"Aku, benar-benar senang bisa bertemu denganmu, Furihata-kun. Kau benar-benar mainan yang menarik," tuturnya sembari tersenyum sadis.
"Eh? Mainan?"
"Ya, kau benar-benar mainan yang menarik, Furihata-kun. Begitu polos dan dungu. Mudah sekali tertipu dengan sosok ini. Tak kusangka masih ada pemuda yang polos sepertimu. Aku yakin kau pasti mengajakku ke tempat ini untuk menciptakan suasana yang romantis bukan? Khas pemuda bodoh yang sedang dimabuk cinta. Ya, seperti itulah dirimu," sindir Akashi. Sementara Furihata merasa malu mendengar perkataan Akashi.
"L-lepaskan aku!" pekiknya.
Akashi menjambak kasar rambut Furihata hingga ia nampak kesakitan, kemudian sedikit berlutut, "Jangan harap aku akan melepaskanmu setelah semua yang terjadi, Furihata Kouki. Nee, kau bilang ingin bersamaku bukan?"
"Tidak setelah aku mengetahui semuanya!"
Akashi tersenyum sadis, ekspresinya saat ini tampak seperti seorang psikopat yang hendak mencincang mangsanya.
"Hee, kuanggap perkataanmu itu tidak pernah ada. Well, aku memang tidak bisa menjadi pacarmu. Tapi jika kau memang ingin bersamaku, kau bisa menjadi budakku, Furihata-kun. Dengan begitu kau juga bisa menikmati kue 'super lezat' buatanku yang kau sukai itu. Bukankah kau ingin memakannya lagi?" Bisiknya di telinga Furihata yang tertegun mendengarnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Teiko Gakuen Series: First Love Trap
FanfictionDi bawah pohon bunga Sakura, ditengah guguran kelopaknya yang menjadikan sekelilingnya merah muda, untuk pertama kalinya kedua insan ini bertemu. Dan dari situlah semuanya berawal. Teiko Gakuen Series: First Love Trap © VreyaScarletta Kuroko no Bas...