Thank you for giving a painful sweetnes –Alya
"Alya, Jum'at sore pulang ke Jambi ya nak. Anak tante Ida mau lamaran.." Sebuah
notifikasi pesan yang baru saja masuk di hp Alya secara tidak langsung membuat nya merasa tersindir. Secara Alya yang sudah berumur dua puluh empat tahun belum juga dilamar oleh kekasih nya, Dimas.
setiap Alya pulang ke Jambi, ada saja cara ibunya yang membuat Alya merasa malas untuk pulang ke Jambi. Dimulai dari menyindir, menanyakan terang-terangan kepada Dimas, bahkan saat Alya sedang mengajar dikelaspun ibunya tetap merengek menanyakan kapan menikah yang membuat mood Alya hancur.
Jam menunjukan pukul 14.00 WIB. jam mengajar Alya hari ini sebenarnya sudah habis, tetapi merasa malas untuk pulang kerumah Alya memutuskan untuk bermain ke fakultas kesenian.
Sudah lama perempuan itu tidak bermain alat musik disana. Alya memasuki ruang musik, perempuan itu melihat piano yang terletak di sudut ruangan, sudah terlalu lama fikirnya.
Sekarang Alya sudah duduk di kursi piano, sambil menekan beberapa tuts piano.Alya mencoba megingat ingat tuts nada yang sudah lama tidak dimainkannya. Menurut Alya ada banyak perasaan yang tidak bisa disampaikannya. tapi dengan bermain piano setidaknya beberapa perasaan yang tak bisa diungkapkannya dengan kata tersampaikan.
Di depan pintu ruang musik, Nandar yang baru saja sampai dan berniat ingin melihat-lihat seberapa lengkap alat musik di kampus baru nya merasa terhenti.
Dia melihat seorang perempuan yang belum bisa dipastikan mahasiswa atau seorang dosen, yang sedang memaikan tuts piano.
Alunan melodi yang indah membuat hatinya bergetar, rasanya Nandar terhanyut dalam permainan piano perempuan tersebut.
Permainan perempuan tersebut sangat menggambarkan perasaan rindu dan kekecewaan yang mendalam.
Melodi yang indah, Instrumental itu seolah olah menceritakan perasaan sedih yang mendalam perempuan tersebut.
Kedua sudut bibir Nandar terangkat, dengan langkah panjang Nandar melangkah masuk kedalam ruang musik tersebut.
Tidak tahu mengapa tiba-tiba perasaan sesak dihati Alya bertambah, dia merasa sangat ingin menangis. kemudian Alya memutuskan untuk menghentikan permainan pianonya.
saat Alya membalikan. badan orang itu, orang yang sudah bertahun tahun tidak pernah ditemuinya, Nandar.
Padahal mereka hanya saling memandang tapi debaran dihati Alya semakin cepat. Setelah melemparkan senyuman Alya bergegas meninggalkan ruang musik.
Nandar yang masih terpaku setelah melihat Alya, bergegas keluar saat sudah sampai di depan ruang musik Nandar tidak menemukan siapapun selain mahasiswa.
Nandar yakin Alya juga merupakan dosen tapi saat pertama kali datang ke fakulktas ini dan sampai hari ini Nandar belum pernah melihat Alya dimana pun.
Setelah berlari kencang menuju toilet Alya membasuh wajahnya sambil melamun dia kembali teringat kejadian tadi saat Nandar benar benar berada didepannya .
Alya yang sudah tidak bisa berfikir jernih segera mengabarkan teman-temanya melalui grup whatsapp.
Alya : ke vanilla sekarang!!
Alya : gw ketemu Nandar.
Kanadia : gw di vanilla, mau gw jemput lya?
Alya : ga usah gw bawa mobil
Mutiara : gw masih rapat, ntar nyusul jam 4
Abel : gw otw vanilla.Alya yang sudah sampai di vanilla segera memasuki base camp mereka berempat dan melihat Kanadia sedang menyiapkan makanan dimeja.
Setelah dipaksa Kanadia untuk makan terlebih dahulu sebelum bercerita Alya masih terdiam sembari melamun.
"Lya, inget kamu itu sudah jadian sama Dimas tiga tahun bukan waktu yang sebentar buat mempertahankan hubungan kalian berdua. menurut gw, terlepas apa yang mau lo
ceritain kekita gw sangat ngga mendukung kalau elo masih mempertahanin perasaan lo ke 'orang' itu""Apaan sih, dia punya nama kali nad. lu itu nggak ngerti Kanadia, lu bahkan nggak punya cinta pertama. lu ngga bakalan ngerti apa yang sekarang gw rasain." Teriak Alya marah
Hal tadi memang bukan pertama kalinya mereka berdebat, tetapi menurut Kanadia. Alya keterlaluan kalau hanya perasaan nya dengan orang itu tidak terbalaskan dan dia melampiaskan kemarahanya dengan-nya.
Kanadia yang malas berdebat dengan Alya pun segera keluar dan membanting pintu base camp mereka meningalkan Alya sendiri.