SHE FIND ME

37 4 0
                                    


Minggu pertama perkuliahan semester 3 dimulai dan aku tidak berniat ke kampus, jujur aku masih tidak bisa melihatnya I still love her but she's not mine anymore dan itu membuatku stress.

Selama seminggu aku tidak menghadiri perkuliahan dan tetep mengurung diri dalam kamar kost, menutup diri dari dunia luar untuk mencari ketenangan pikiran.

sekarang adalah minggu malam dan tetap aku masih tidak berniat untuk masuk kuliah dan memilih untuk marathon anime atau bermain game dalam kamar.

"suara ketukan pintu"

Saat mendengarnya aku hanya tetap memainkan gameku dan menghiraukan siapapun yang mengetuk pintuku, paling-paling orang kampus yang mau mencari dana dengan menjual sesuatu dengar harga yang terkadang tidak masuk akal.

Ia aku tau kalau tujuannya cari dana makanya harganya mahal tapi bukan hanya mereka saja yang membutuhkan dana, bagaimana dengan perantau yang duitnya tidak banyak?, aku tidak marah dengan diadakannya cari dana tapi coba perhatikanlah sekmen pasar.

"Kenapa aku terjebak di lingkungan yang tidak ku sukai!!"

Jam menunjukan pukul 7 malam dan aku belum mandi jadi sebaiknya aku mandi sebelum air menjadi tambah dingin, hal yang ku suka dengan kost-an ini adalah tiap kamar memiliki kamar dalam.

Sebelum masuk ke kamar mandi aku memutar lagu ke sukaanku "I just a kid- simple plan", mandi sambil mendenga music lumaya bisa menghilangkan stress di kepalaku.

*****

Beberapa menit kemudian

setelah merasa segar aku mematikan music di laptop dan berpakaian dan sekarang siap untuk melanjutkan game sci-fi pertamaku "mass effect 3". Saat aku membuka game itu suara ketukan pintu kembali terdengar dan kali ini membuatku marah.

Akupun langsung mencari dompetku untuk membeli apapun yang dia jual asal dia berhenti mengganggu ketenangku, akupun menemukannya dan langsung membuka pintu.

"Iya...iya cari dana apa yang kau jua....."

Akupun terkejut saat mengetahui orang yang dari tadi berdiri di depan pintu bukanlah para pencari dana tapi Evelyn teman mantanku.

Saat melihatku dia langsung maju dan menamparku, tamparan itu membuatku darahku langsung naik ke kepalaku dan dengan cepat aku menarik kerah bajunya.

"What do you want?" tanyaku dengan marah.

"Apakah kau datang untuk mengejekku karena putus dengannya?, hah?!!"

"Kenapa diam?!!, just talk what do you want?"

Evelyn tetap diam dan setetes air mata mulai membasahi pipinya, melihat itu membuatku sadar atas perbuatanku barusan sangat kasar terhadap perempuan. Akupun menjauhkan tanganku darinya dan mundur selangkah untuk memberikannya ruang.

"Evelyn I...I'm sorry for what I did to you, come on don't cry"

"No..., It's not your fault" balasnya sambil mulai menangis.

Setelah mengatakan itu dia langsung memeluku, karena teriakanku yang barusan orang-orang di kost banyak yang mengintip dari jendela mereka dan melihat kearahku dan evelyn.

"John... aku mau kau tidak seperti ini dan kembali ke kampus"

"Lyn, orang-orang melihat kita berpelukan dan ini bisa jadi masalah jika pemilik kost mengetahuinya"

Dengan mengerasnya suara tangisan yang ia keluarkan membuatku mulai panik dan malu menjadi tontonan mereka, akupun langsung balas memeluknya dan menariknya ke dalam kamarku sementara kakiku menutup pintunya.

"Hey..hey.. lyn duduklah dan coba tenangkan dirimu"

Akupun menyuruhnya duduk dan mengambilkan segelas air dan ku berikan kepadanya, setelah meminumnya ia menjadi kembali tenang dan duduk terdiam sambil melihat kamarku yang berantakan.

"Kamarku berantakan tapi yah aku laki-laki jadi wajar"

"Ini sudah tidak wajar bahkan kakakku yang laki-laki saja kamarnya tidak seberantakan ini" kata evelyn sambil melihat seisi kamarku.

"Sepertinya kamu depresi sejak putus dengan Vina yah?... John maaf sudah menamparmu"

"it's okay , seharusnya aku yang minta maaf karena perbuatanku tad......" aku tidak meneruskan kalimatku karena mendegar suara yang akan kalian dengar jika kalian sedang kelaparan.

"Lyn..., kamu lapar?" tanyaku sambil menahan tawa, sumpah dia adalah cewek cantik di kelasku, penapilannya selalu membuat orang melirik kepadanya dan tak ku sangka sekarang dia duduk tersipu malu di depanku.

Akupun langsung mengambil jaket spanyol pemberian ayahku dan memberikannya kepadanya lalu mencari kunci motorku, ia...ia aku tau spanyol kalah dalam piala dunia tahun ini tapi jaket itu pemberian pertama ayahku jadi aku tetap bangga dengan jaket itu meskipun spanyol kalah.

"Ayo kita ke pantai, sekalian kita cari makan malam,"

"Ke pantai?, malam begini?"

"Loh, emang nggak boleh yah ke pantai malam-malam?, anginnya lumayan menenangkan..... Atau kamu mau ku antar ke asrama saja?"

"Ini bukan masalah angin atau makanan tapi kita berdua jam segini?"

"There is a problem lyn?"

"This will be a big step for us you know?" balasnya sambil memakai jaketku.

"Ada kaca di dalam kamar mandi jika kamu ingin merapikan sesuatu, and I'll be waiting you in outside"

Setelah mengatakan itu akupun keluar dan menyalaka motorku dan tidak lama kemudian lyn mendatangiku dan langsung naik di kursi belakang.

"Ven...apa nggak apa-apa pintunya tidak di kunci?"

"Iya di kost ini semua aman jika ada kehilangan maka akan dengan cepat di ketahui dan karena itu harganya mahal"

Setelah itu kami langsung berangkat ke pantai yang berada di pusat kota, di dekat pantai ada banyak restorant yang buka bahkan hingga larut malam jadi itu akan menjadi tempat kami malam ini.

Udara malam ini sangat dingin dan aku hanya mempunyai satu jaket dan sekarang lyn sedang menggunakannya, udara dingin membuatku menggigil yang membuatku mengeluh beberapa kali.

Tiba-tiba aku merasa bagian belakangku hangat dan menyadari bahwa lyn menempelkan badannya dan memeluk ku. Sepanjang perjalanan hingga kami sampai di tempat tujuan lyn terus memeluk ku.

Kamipun sampai di restorant dan langsung memesan dan makan malam bersama.

*****

Piece Of DiamondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang