PIECE OF DIAMOND

37 4 0
                                    


Kami sekarang duduk berduaan di pinggir pantai, kami tidak sendirian ada banyak juga orang yang membawa pasangannya kemari dan meninkmati malam bersama. Aku tidak tau kenapa aku dan lyn bisa langsung sedekat ini.

Pasangan yang lain hanya berpegangan tangan satu sama lain sementara lyn bersandar di badanku sambil memeluku, kamipun tetap dalam posisi begitu sampai kami melihat salah satu dari pasangan itu berciuman.

"John ... Apa bibirmu masih perawan?"

"Maaf, sayangnya tidak, vina... sudah mengambilnya"

"Apa kau ingin merasakannya lagi tapi kali ini pasti berbeda"

"Lyn apa kamu pernah bercium sebelumnya?"

"Belum... bahkan berpelukan seperti ini adalah kali pertamaku"

Mendengar itu akupun langsung melihat kearah wajah lyn, dia terlihat serius dan mendekatkan wajahnya kepadaku dekat.... Dekat... dan semakin dekat sampai kami bisa merasakan hembusan nafas kami bertemu.

"Lyn.... Ini salah, kau harusnya menyimpan ciumanmu untuk orang yang tepat"

"Kamu benar aku harus menyimpan semua yang ku punya untuk orang yang tepat dan kamu adalah orangnya"

Setelah mengatakan itu kami berciuman saat bibir kami bertemu kami langsung memainkan permainan perang dan aturannya adalah siapa yang berhasil memasukan lidah ke mulut lawan dialah pemenangnya.

Selama beberapa menit kami terus berperang dan akhirnya perang selesai dengan kekalahanku, beberapa menit kamipun kembali ke posisi berpelukan dan diam selama beberapa saat.

"Bagaimana bedakan rasanya"

"Kamu benar lyn rasanya memang beda dan aku tidak tau kenapa bisa berbeda"

Diapun melihat kepadaku dan mendekatkan mulutnya ke telingaku.

"Karena aku berbeda dengan orang-orang lainnya, banyak orang yang pintar, cantik dan mencoba menggoda lawan jenis untuk mendapatkan apa yang mereka inginkan bahkan sampai menggunakan tubuh mereka"

"Kota ini memiliki terlalu banyak membuat dosa yang tidak ada gunanya dan malah merugikan diri khususnya kaum perempuan".

"Tapi aku berbeda dengan mereka, mereka menyebutkan kalau mereka itu bagaikan emas dan itulah yang membedakanku dengan mereka karena aku ini Berlian dan kamu akan membuatku menjadi lebih dari itu"

Setelah mendengar itu pandanganku tentang Evelyn yang ku kenal berbeda 180 derajat, sekarang dia seperti orang sepertiku yang berusaha berbaur dengan mereka yang menganggap diri mereka Gold hanya untuk mendapatkan tempat yang aman untuknya.

Dan sekarang aku menemukan potongan berlian diantara tumpukan emas, aku ingin membuatnya menjadi berlian yang utuh bahkan membuatnya lebih dari itu tapi ini bukan saat yang tepat, kami harus menyelesaikan studi kami masing-masing.

Aku harus terus berkembang dan memastikannya menjadi miliku. Aku melihat jam dan sekarang sudah jam 10 lewat dan sekarang adalah waktu untuk mengantarkan lyn ke asrama

"Lyn... sudah larut malam ayo kita balik"

"Tidak... mereka pasti sudah mengunci pintu asrama, akan jadi masalah jika aku kembali sekarang sebaiknya kamu mengantarkanku ke penginapan"

"Oh...okay, aku tau tempat yang cocok untukmu menginap malam ini"

"Cocok untuk ku?" tidak John ... cocok untuk kita"

Setelah mengatakan itu diapun naik ke motorku dan kami berangkat menuju hotel terkenal di kota ini dan tidak jauh dari pantai kamipun sampai dan langsung berjalan kemeja resepsionis.

"Pesan satu kamar deluxe please....." kataku.

"Alright sir... tapi bisa perlihatkan aku tanda pengenal kalian berdua sir?"

"Bukannya untuk memesan kamar hanya memerlukan satu nama?"

"Maaf sir tapi sekarang kami memperketat pengamana hotel karena polisi biasa datang untuk mengecek tindakan yang menyimpang"

"Sir... kami mempunyai ruangan super prime dan ruangan itu kebal terhadap penggeledaan polisi, harga 1 malam 2,5 juta sir"

"Kami pesan yang itu dan aku akan menambahkan 500 untuk melupakan nama kami" sela Evelyn.

"Sure madam,1 ruangan super prime, harganya total 3 juta"

Evelynpun mengeluarkan kartu atmnya dan membayar harga kamar itu, setelah itu seorang waiters datang dan memanduh kami menuju ruangan itu.

"Welcome to super prime room" katanya sambil membuka pintunya.

Kami berdua masuk dan melihat seisi kamar itu dan wow kamar ini punya kolam berenang dan kamar mandi yang luas dan benda yang paling penting yang harus dimiliki hotem adalah kasur dan kasur ini terlihat elegan dan wow sangant indah.

Setelah melihat-lihat aku menuju pintu dan memberikan tip kepada waiters.

"Sir kami tidak menerima tip dari penghuni kamar ini"

"Ohm... bagaimana dengan makan malamnya?"

"Makan malam akan diantarkan 1 jam dari sekarang sir dan di buat oleh chef terbaik kami sir"

"Nah... itu dia masalahnya, ambil ini dan aku ingin kamu menahan makannya dan antarakan ketika aku menelpon ke resepsionis, can you make it?"

"Sure sir" katanya sambil mengambil 300 ribu yang kutawarkan.

"Sir enjoy you night dan pastikan untuk membuatnya puas" kata waiter itu.

"Hahahaha, now go and leave us" kataku lalu menutup pintunya.

Akupun menjutu tempat tidur dan berbaring lalu berpikir apa yang akan terjadi kedepan, ini salah, Evelyn masih polos and so do I, mungkin aku harus mengendalikan nafsuku dan mengakhiri ini.

"Evelyn, sepertinya ini tidak benar dan tidak baik untuk kita"

"Johnatan... setiap apa yang ku lakukan pasti sudah kupikirkan dampaknya dan ini yang terbaik untuk masa depan kita"

"Lyn tapi sekarang bukan saatnya"

"Tenangkan dirimu buang semua rasa kebaikanmu, lupakan tentang norma-norma dan berpikirlah tentang hal yang akan kita lakukan, dan aku yakin kau akan menemukan apa yang kau cari"

Evelyn membuka semua baju di depanku dan membuatku melihat bentuk tubuhnya yang indah, 2 benda yang dimilikinya terlihat besar dan pas menggangtung ditubuhnya dan saat aku melihat bagian bawahnya aku kehilangan kata-kata seakan black hole berusaha menyerap semuanya dariku.

Evelyn berjalan menuju kamar mandi, kamar mandi di ruangan ini trasparan sehingga aku bisa melihat lekukan tubuh Evelyn yang indah dengan jelas lalu dia mulai menyalakan shower dan membersihakan badannya.

"Hey... aku menyuruhmu berpikir bukan malah melihatku"

Saat ia mengatakan itu wajahku serasa terbakan dan akupun menundukan kepada dan seketika didalam pikiranku hanya ada Evelyn..., aku berusaha fokus dan memikiran yang dia katakan sampai akhirnya aku menemukan jawabannya.

Setelah medapatkan arah pemikiran Evelyn akupun menggugurkan semua pakaian yang ku kenakan dan memasuki kamar mandi. Seperti yang Evelyn bilang sebelumnya ini adalah langkah besar yang akan kami buat.

Piece Of DiamondTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang