"Tora ri Langi"
Kata-kata yang dibisikkan entitas misterius kepada Denny itu masih gelap dan tak dapat Denny jangkau maknanya. Namun titik terang muncul ketika sekelompok orang asing dengan sengaja mencuri zirah purwarupa untuk keperluan pertempuran...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Datu adalah sebutan bagi seorang Batak yang menguasai dan paham betul soal hadatuon. Hadatuon adalah merupakan ilmu supranatural sekaligus natural (pengobatan) yang dapat diajarkan dan dipelajari orang-orang tertentu, terutama oleh mereka yang diberi anugerah istimewa. Anugerah ini disebut sahala hadatuon. Proses penyampaian ilmu tersebut selalu bersifat tertutup: dilakukan antara seorang guru (datu) dan seorang 'murid'.
Konon, seorang datu hanya boleh punya satu murid dalam suatu waktu dan terkadang seumur hidupnya seorang datu hanya bisa punya satu murid. Karea itu seorang datu takkan bisa dan takkan mau sembarangan mengajarkan ilmunya kepada sembarangan orang. Proses penurunan ilmu ini sendiri selalu berlangsung cukup lama karena seorang datu diharuskan mampu mengobati orang sakit; mendamaikan pangingani (roh-roh alam), begu (roh jahat) dan naga penghuni alam bawah bumi dengan manusia yang berkonflik; mampu membaca parhalaan (kalender Batak tentang hari baik dan buruk); membaca pertanda kejadian dengan media perbintangan ataupun isi perut hewan ternak atau unggas atau burung; serta mampu menguasai ilmu memusnahkan kehidupan.
Batu Bertangkup
Legenda Batu Bertangkup merupakan sebuah kisah legenda yang terkenal di kalangan masyarakat Melayu baik itu di Aceh, Riau, maupun Malaysia. Batu ini juga sering disebut Batu Belah atau Batu Batangkup atau Batu Bertangkup. Batu ini dinamai demikian karena ia merupakan sebuah bongkah batu besar yang mempunyai ruang mulut yang ternganga dan terbuka seperti sebuah gua atau batu terbelah dua, namun bisa bicara atau mengeluarkan suara yang kuat dan menyeramkan. Di semua variasi legenda, batu ini sering didatangi orang-orang putus harapan yang memilih untuk ditelan saja oleh batu ini daripada hidup terus dalam kesusahan.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Salah satu batu belah yang berlokasi di Penarun, Takengon, Aceh Tengah
