Three

751 114 18
                                    

Started with a blind date

.

.

"Lihat ini! Mereka bahkan hanya di peringkat 8!" Wonwoo menyodorkan kertas hasil observasinya beberapa malam belakangan ini. Ia memang sengaja menyisihkan waktunya sepulang bekerja untuk membuka browser dan mencari tahu tentang salah satu ambassador artisnya. Ada satu nama yang sudah ia beri tanda.

"Ya Tuhan hyung!" Seungkwan menghembuskan napas lelah, meletakkan sumpit dengan keras ke atas meja kantin. "Kau ada masalah dengan artis pilihanku?!"

"Ti––Tidak," Wonwoo menelan ludah gusar mendengar nada kesal dari lelaki bermarga Boo di depannya.

Seungkwan menatap tak percaya pada hyungnya yang kembali menyodorkan kertas berisi banyak tabel ke depan mejanya. Ia terlalu jengah dengan Wonwoo yang setiap saat selalu menyodorinya berbagai macam kertas berisi daftar artis, mulai dari daftar ranking popularitas artis hingga ranking ketampanan artis. Ini ketiga kalinya dalam hari ini Wonwoo datang padanya.

"Lihat!" Wonwoo menunjuk kolom paling atas di daftar tabelnya. "Mereka sangat populer, bahkan sudah go internasional. Diamond Plaza berhak memiliki wajah yang sudah dikenal masyarakat dunia. Atau yang ini –Wonwoo turun beberapa kolom- yah walaupun hanya grup kontrak tapi kita bisa mengundang beberapa member saja yang paling terkenal!" Wonwoo menarik napas sebentar.

"Yang ini juga bagus –menunjuk kolom nomor 3– mereka lebih senior dari Highlight dan kudengar mereka mempunyai fans yang sangat loyal. Bukankah Diamond Plaza butuh yang seperti itu?" diakhiri dengan senyum menawan yang Wonwoo yakin bisa membuat banyak orang tak bisa berpaling.

Kecuali Seungkwan. Karena Seungkwan hanya menatap datar ke arah Wonwoo.

"Hyung dibayar berapa untuk mempromosikan mereka semua huh?" tanya Seungkwan sarkas.

Senyum di wajah Wonwoo langsung hilang dalam sekejab digantikan raut wajah tanpa ekspresi.

"Jadwal sudah dibuatkan, para artis sudah menyetujuinya. Timku sudah mengurus final kontrak dengan mereka." Seungkwan menghela napas, "Berhentilah mendesakku hyung! Jika kau tak terima dengan keputusan timku –Seungkwan mendorong kertas tabel itu ke arah Wonwoo– bawa ini dan bicaralah langsung pada direktur!" ucap Seungkwan pada akhirnya.

Wonwoo mendecih kesal dan menarik kertas-kertas itu dengan kasar. "Yeah semoga saja timmu memang bisa diandalkan. Kudengar kau mendapat masalah dengan salah satu agensi dari artismu itu?"

"A–Apa? Bagaimana hyung bisa tahu?"

Timnya memang mendapatkan sedikit masalah, kontrak yang sudah dibuat tersendat oleh administrasi agensi yang menaungi Highlight. Maka dari itu sekarang ini Seungkwan dibantu oleh Jisoo –Manajer Highlight– tengah berusaha mengotak-atik kontrak kerja mereka agar sesuai dengan permintaan pihak agensi.

Wonwoo berdiri dari duduknya, "Tidak penting darimananya. Yang terpenting sekarang adalah timku membutuhkan rincian anggaran advertising milik kalian. Hanya sekedar mengingatkan jika sampai besok laporan tidak ada di mejaku, anggaran advertising bisa saja ditahan!"

"Hyung kau tega melakukan itu padaku?" Seungkwan memohon.

Wonwoo tersenyum manis membuat Seungkwan malah bergidik, "Tentu saja tidak Seungkwan sayang. Tapi aku juga memiliki tanggung jawab terhadap timku sendiri, oleh karena itu –Wonwoo menyodorkan kembali kertas tabelnya– carilah artis lain yang mudah di kontrak dan batalkan artis yang membuatmu kesulitan!"

Started with a Blind Date | MEANIE |Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang