1%

1.6K 243 1
                                    

Cerita ini pernah gue post di akun Wp lama gue, tapi di unpub hehe

Happy reading! 💛

~~

"sering kali kita mengharapkan pertemuan, tapi tidak untuk kehilangan, padahal kita tau, bahwa adanya pertemuan pasti ada pula perpisahan"

~~

Iqbaal Bagaskara, pria pembuat onar suka buat keributan

Fathia (Namakamu), gadis periang penyebar virus kebahagiaan.

~~

(Namakamu) dan satu orang teman nya sedang berada di kantin sekolah, mereka duduk di meja yang sudah biasa mereka tempati.

"eh, lo tau gak sih? Iqbaal hampir dikeluarin dari sekolah karena dia ikut tawuran lawan SMA sebelag. Gila ya itu anak, udah kelas 3 juga masih aja cari masalah" itu adalah Naraya teman sekalas (Namakamu), mereka sudah berteman sejak pertama kali masuk SMA

(Namakamu) meminum minuman yang ia pesan "Iqbaal yang mana ya?" tanya (Namakamu)

Naraya mendorong bahu (Namakamu) pelan "makanya jangan main sama buku terus, sekali-kali lah kenalan sama cowok. Masa Iqbaal aja gak tau sih?" Naraya memakan siomay pesanannya

(Namakamu) meng-angguk-anggukkan kepalanya "kapan-kapan deh" jawab (Namakamu) seadanya

"oh iya Na, nanti lo pulang duluan aja, gue ada rapat Osis" ucap (Namakamu) menatap Naraya yang sedang memakan makanannya

Naraya mengangguk paham, ia sudah menghabiskan makanannya "ke kelas yuk" ajak Naraya. Mereka pun berjalan menuju kelas

~~


(Namakamu) keluar dari area sekolah, ia sudah menyelesaikan rapat Osisnya, ia berjalan ke arah halte depan sekolah untuk menunggu angkot yang akan mengantarkan nya pulang

Dari kejauhan terlihat dua orang pereman yang sedang menatap (Namakamu), (Namakamu) melirik pereman itu namun ia acuh dan membiarkannya.

Kedua preman itu mendekat ke arah (Namakamu), "Neng, sendirian aja nih?" ucap pereman satu yang muka nya seram dan juga pakaiannya yang serba hitam

Preman duduk mendekati (Namakamu). (Namakamu) menggeser duduk nya menjauh dari pereman tersebut

"Neng, jangan jauh-jauh, Neng mau pulang ya? ayo abang anter" ucap pereman dua yang badannya besar

(Namakamu) menatap kedua pereman tersebut "maaf ya, aku gak punya uang. Kalian bakal rugi juga kalo nyulik aku, soalnya aku makan nya banyak nanti duit kalian habis buat beliin aku makan" ucap (Namakamu) dengan wajah polosnya, kedua pereman itu tertawa dengan ucapan (Namakamu)

"Wah bos, ngelawak dia. Udah seret aja ke mobil" ucap preman gendut itu langsung menyeret lengan (Namakamu) dan (Namakamu) langsung memberontak

"Lepasin!! TOLONG SAYA DICULIK TOLONGG" (Namakamu) terus meronta-ronta agar cengkraman tangan preman itu lepas

"LEPASIN WOI!" seorang pria mendekat ke arah (Namakamu), melepaskan cengkraman pereman itu dari tangan (Namakamu), pria itu langsung menyuruh (Namakamu) menjauh dari nya

"Lo tunggu situ" ucap pria tersebut, (Namakamu) menurutinya, ia melihat pria yang sudah menolongnya sedang berkelahi dengan dua pereman tadi, (Namakamu) hanya bisa meringis saat pereman itu memukul wajah pria yang sudah di tolong nya

"AWAS LO KALO BERANI LAGI!!" pria itu sudah selesai melawan dua pereman tadi, sepertinya dia menang, pasalnya kedua pereman tadi langsung lari terbirit-birit. (Namakamu) menghampiri pria itu dan menatap wajah nya yang lebam

"Ma-makasih ya udah di tolongin, maaf juga muka lo jadi lebam gitu" ucap (Namakamu) sambil memegang lebam yang ada di sudut bibir pria itu 

Pria itu meringis dan membuat (Namakamu) dengan cepat menarik tangannya "shh, iya sama-sama" ucap nya sambil mengelus sudut bibirnya

(Namakamu) mengulurkan tangannya "(Namakamu)" ucap (Namakamu) mengenalkan dirinya, pria itu menatap (Namakamu) kemudian mengangguk, (Namakamu) tersenyum kikuk dan setelah itu menarik kembali tangannya

"Btw, luka lo mau gue obatin dulu?" tawar (Namakamu) menatap wajah pria itu, pria itu menggeleng kan kepala

"gausah, lo gue antar pulang" ucap pria tersebut lalu berjalan mendahului (Namakamu) menuju motornya yang berada di pinggir jalan. (Namakamu) menatap bingung pria itu

"ayo buruan sebelum pereman tadi balik lagi" ucap pria itu sambil memakai helm nya, dengan cepat (Namakamu) berlari ke arah pria itu, pria itu memberikan helm dan (Namakamu) menerimanya dan langsung memakainya, pria itu sudah menaiki motornya dan disusul dengan (Namakamu)

pria itu menjalankan motornya "Rumah lo dimana?" tanya pria itu,

"di perumahan Bugenvil" jawab (Namakamu) dan pria itu mengangguk melajukan motornya membelah kota Jakarta

~~

"Makasih ya udah nolongin sama anter gue sampe rumah" ucap (Namakamu) tersenyum, memberikan helm ke pria itu, pria itu mengangguk menerima helm dari (Namakamu) dan menyimpannya di belakang

"sama-sama" kata pria itu cuek

"oh iya nama lo siapa?" tanya (Namakamu)

"Iqbaal."

~~

Hidup adalah sebuah perjalanan selalu ada alasan di setiap perisitiwa. Meski terkadang tak pernah mengerti apa alasannya.

Never LeaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang