3%

1.2K 214 7
                                    

"Riel ke kelas duluan ya kak!"

"Oke, nanti kalo kakak belum pulang kamu duluan aja ya," ucap (namakamu), Riel mengangguk dan setelah itu pergi sebelum pergi ia mengecup pipi kakak nya terlebih dahulu itu sudah menjadi kebiasaan dan (namakamu) tidak marah ia malah senang

Gavriel dan (namakamu) memang satu sekolah, (namakamu) kelas 12 dan Gavriel kelas 10

(Namakamu) pisah dengan Gavriel, ia masih harus menaiki tangga untuk sampai ke kelas nya. Saat ia akan sampai di lantai kelas, Iqbaal lewat di samping nya dengan telinga nya yang tersumpal headset, (namakamu) hanya diam memperhatikan nya

Iqbaal berjalan lebih dulu, kelas mereka hanya berbeda satu kelas. (Namakamu) tidak perduli, tadi nya ia ingin menyapa tapi Iqbaal terlihat acuh

(Namakamu) masuk kedalam kelas, jam segini kelas sudah ramai dengan murid-murid yang sedang mengerjakan tugas ataupun yang sedang piket kelas

(Namakamu) berjalan ke arah meja nya dan meletakkan tas nya disana, ia duduk dan langsung mengambil ponsel nya

"Woi!" Hampir saja (namakamu) melempar handphone nya, ia menatap kesal Naraya yang sedang memamerkan jejeran giginya

"Hehe maaf maaf, lagian serius banget sama hp nya," kata Naraya sambil duduk di sebelah (namakamu)

"Untung lagi ini gue lagi baik, jadi gue gak mau buat gendang telinga Lo pecah," kata (namakamu) sambil menatap Naraya kesal

"Yaudah sih! Eh iya! Tadi gue ketemu tuh sama ketos, katanya OSIS disuruh kumpul di ruangan OSIS," kata Naraya

"Oke, gue kesana dulu ya," kata (namakamu) sambil berdiri

"Siap! Baru jadi anggota aja sibuk gimana nanti Lo nyalonin diri jadi ketos, ga punya temen main deh gue, untung juga udah mau lulus," ucap Naraya membuat (namakamu) tertawa

"Ketua osis gak sesibuk itu kok, udah ya Na! Bye!" (Namakamu) menepuk pundak Naraya sebelum pergi setelah itu ia berjalan ke ruang OSIS

~~

"Jadi kita bakal adain razia di setiap kelas, setiap kelas bakal ada 3 anggota OSIS biar nanti gue yang bagi. Dan satu lagi, jangan ada yang berani-berani balikin barang mereka sebelum ada persetujuan dari gue ataupun guru. Ngerti?" Ucap Rio sang ketua osis

"Ngerti!" Jawab anggota OSIS serempak

"Sekalian razia rambut, sepatu, sama seragam," lanjut Rio dibalas anggukan lagi

"Oke, Nadya, Udin sama (namakamu) ke kelas IPS 2 ya, udah sana kalian langsung ke kelas nya aja. Bawa tempat buat naro barang siataan nya," suruh Rio dibalas anggukan oleh mereka bertiga, Nadya dan Udin mengambil keranjang yang biasa dipakai untuk meletakkan barang sitaan sedangkan (namakamu) hanya membawa buku dan alat tulis untuk mencatat siapa saja yang melanggar

"Duh males gue masuk kelas ini, murid nya ngelanggar semua," eluh Nadya

"Heh! Kelas gue ya itu! Gue gak suka ngelarang kok!" Kata Udin membuat Nadya mencebik kesal

"Udah elah berantem terus, udah yuk masuk," kata (namakamu), sebelum masuk (namakamu) terlebih dahulu mengetuk pintu dan ternyata mereka sedang belajar agama

"Permisi pak, kami dari OSIS akan mengadakan razia," ucap (namakamu) pada guru yang sedang mengajar

"Oh, iya silahkan," ucap guru itu ramah, (namakamu) membalas dengan senyuman

(Namakamu) menghadap ke arah murid-murid yang wajah nya sudah terlihat panik, (namakamu) tersenyum simpul

"Selamat pagi, kami dari OSIS akan mengadakan razia. Tolong barang yang tidak diperbolehkan di bawa ke sekolah tidak disembunyikan," ucap (namakamu) sedangkan murid-murid sudah panik

(Namakamu) melihat ke pojok kelas, ia melihat Iqbaal yang sedang menatap nya datar membuat (namakamu) tersenyum kecil

"Yaudah mulai aja," kata (namakamu) pada Udin dan Nadya

(Namakamu) dan Nadya me-razia bagian kanan sedangkan Udin di sebelah kiri. (Namakamu) mencatat nama-nama mereka yang melanggar peraturan, karena Udin penghuni kelas ini pasti ia sudah hafal jadi ia tidak memerlukan kertas dan pulpen untuk mencatat berbeda dengan (namakamu) dan Nadya

Baru dua baris, sudah ada 3 topi yang tersita. (Namakamu) mencatat nya tak lupa juga menyuruh mereka untuk memotong rambut nya karena rambut mereka sudah melanggar dari aturan sekolah, baru satu baris keranjang sudah hampir penuh. Benar kata Nadya, hampir semua murid di kelas ini melanggar

Sampailah mereka di tempat Iqbaal duduk, pria itu duduk sendiri

"Mana tas Lo?" Kata Nadya, Iqbaal tidak mendengar ia masih memakai headset nya

"Woy!" Ucap Nadya sambil memukul pelan meja Iqbaal namun Iqbaal tetap diam

"Dia gak pernah bawa tas, apaan juga yang mau disita," celetuk salah satu teman kelas nya membuat (namakamu) mengerutkan kening nya

"Woi! Budeg ya Lo!" Ucap Nadya yang sudah mulai kesal, ia memukul lengan Iqbaal sampai akhirnya Iqbaal bangun menatap mereka

"Apaansi lo?!" Bentak Iqbaal membuat satu kelas hening

"Lo tuh mau sekolah apa mau ngegembel? Sekolah aja gak bawa tas!" Bentak Nadya

"Terus? Masalah buat Lo?" Ucap Iqbaal sambil menatap Nadya

"Udah-udah! Lo gue catet nama Lo karena Lo melanggar aturan sekolah, besok potong rambut nya dan satu lagi tali sepatu harus warna putih jangan warna biru. Baju nya juga dimasukin yang rapih, pake dasi dan pake ikat pinggang," jelas (namakamu) sambil menatap Iqbaal sedangkan Iqbaal menghela napas malas

Iqbaal pergi begitu saja dari kelas membuat (namakamu) kaget, padahal di dalam kelas masih ada guru tapi dia berani kayak gitu?

"Gak usah kaget, dia kan anak pemilik sekolah jadi bebas," ucap teman sekelas nya lagi membuat (namakamu) tersenyum kecil

~~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 30, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Never LeaveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang