Tabah

67 9 0
                                    

Dua tahun berlalu,
Sayang? Bagaimana kabarmu?
Apa kau bahagia dengan apa yang kau pilih tempo lalu?
Semoga demikian begitu.

Yang ku ketahui, semua hanya sinestesia.
Tak lebih dari fatamorgana.

Kuharap kau tak dikecewakan sama seperti yang kau lakukan, padaku.

Aku masih terpukau pada masalalu,
saat kau masih ada pada genggamanku.
Meski sudah sekian lama berlalu,
Kau tetap mengesankan, meski akhirnya
aku tak sanggup mempertahankan.

Yang datang akan pergi,
Yang pergi akan diganti.
Yang patah sudah terobati,
bagai niktigami.
Tumbuh,
tambah,
menjulang,
makin tinggi.
Dan yang hilang akan tetap dikenang,
hingga akhirnya usang dalam bayang.

•••

Kabarku baik, teramat bahagia.
Aku telah melewati beberapa hal tanpamu,
yang seru pun indah,
dan tak sama,
seperti sebahagia kita.

Pun akhirnya kesendirian mengajarkan beberapa hal; semisal menghargai diri dan menjaga hati dengan hati - hati.

Rebah dalam tabah.

Kita adalah sepasang resah,
Yang menyembunyikan hati kedalam pasrah.
Mengoleksi kenangan, dan menyeludupkan
diri dibalik ingatan.
Mengapa kita harus meratapi keadaan,
dan mengoreksi Tuhan?
Tidak ada cara merevisi takdir,
Jika keterpisahan adalah ketetapan.

Jakarta, 25 Juli 2018.

Pergimu, Lebih Dari Sekedar GaduhTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang