Don't copy this story ! ini murni dari imajinasi author semata.
-Tinggalkan jejak bagi yang mau-
-Happy reading-
---------------------------------------------
Tidak ada yang tahu takdir diri sendiri. Setiap detik yang akan datang tidak ada yang tahu. Begitu juga dengan waktu yang akan berakhir dalam kisahmu...
Naila baru saja menyelesaikan pemeriksaan terakhir sebelum ia diizinkan keluar dari rumah sakit. Namun ketika ia keluar dari rumah sakit, ia tidak tahu kemana ia akan pergi setelah ini, sementara ia tidak mungkin tidak keluar dari rumah sakit hari ini karena biaya kamar yang cukup mahal. Untuk biaya selama ini pun ia bayar dengan tabungannya selama ini.
Beberapa hari yang lalu ia juga bertemu dengan seorang pria yang baru saja keluar dari rumah sakit setelah 3 hari dirawat akibat kecelakaan yang dialaminya. Dari pertemuan itu mereka berteman dan beberapa kali juga laki-laki itu menjenguknya bersama kedua orang tuanya. Namun hari ini laki-laki itu sama sekali tidak datang.
Naila sama sekali tidak berharap laki-laki itu akan datang lagi. Ia hanya berpikir bahwa laki-laki itu hanya kasihan padanya dan ia tidak suka dikasihani. Selagi ia masih bisa melakukannya, ia akan melakukannya.
Suara decit roda sepeda terdengar kecil di parkiran rumah sakit umum di perkotaan. Laki-laki yang menjadi pengendara sepeda itu pun turun dari sepedanya dan melangkah masuk ke dalam rumah sakit. Penampilannya yang begitu sederha, berbeda dengan kebanyakan yang memakai pakaian yang sedang tren.
"Semoga masih sempat.." gumamnya sambil melangkah cepat menuju ruangan yang ditujunya.
Tepat disebuah ruangan yang berada di ujung lorong rumah sakit lantai 5. Laki-laki itu mengintip sekilas dari kaca pintu. Sepi, tidak ada tanda-tanda ada pasien yang berada dalam ruangan itu. Ia pun mencoba bertanya pada salah satu perawat disana.
"Pasien di kamar itu baru saja pulang pak," ujar suster itu.
"Ohh makasih ya," ucap laki-laki itu yang kemudian berlari keluar dari rumah sakit untuk mencari perempuan yang menjadi pasien dalam ruangan itu.
Daffa Narendra, laki-laki berusia 20 tahun kembali mengayuh sepedanya sambil terus mencari perempuan yang selama ini cukup mengubah kehidupannya. Meski pertemuan pertama mereka berlatarkan rumah sakit, namun itu sudah cukup baginya untuk mengenal perempuan itu.
Cukup lama ia terus mencari perempuan itu hingga akhirnya ia melihat Naila, perempuan yang ia cari tengah berjalan sambil membawa tas besarnya. Daffa pun segera turun dari sepedanya dan menyusul perempuan itu.
"Naila tunggu !" seru Daffa.
Naila menghentikan langkahnya dan menoleh ke belakang. Matanya yang berhias manik cokelat gelap membulat seketika saat melihat laki-laki itu muncul di hadapannya.
"Ada apa kak ?" tanya Naila yang memang biasa memanggil Daffa dengan panggilan 'Kakak'
"Kamu kakak cari kemana-mana tahu-tahunya sudah disini, ayo ikut kakak dulu," ucap Daffa yang kemudian membawakan tas pakaian Naila tanpa menunggu jawaban dari perempuan itu.
"E-eh mau kemana kak ?" tanya Naila yang berlari menyusul Daffa.
"Ikuta ja dulu, nanti kamu juga tahu.." ucap laki-laki itu yang kemudian menaiki sepedanya. Tangannya menepuk tempat duduk bagian belakang untuk mengajak perempuan itu duduk di boncengannya. Naila hanya pasrah dan menuruti kemauan Daffa, ia pun duduk di bagian belakang sepeda dengan posisi menghadap samping. Tas yang ia bawa tadi ia pangku agar lebih aman.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Last Time with You
Historia Corta[Wattpadnesia Event] [Short Story Spiritual Romance] Hidup indah tidak harus dengan memiliki banyak uang dan barang mewah. Namun dengan adanya kasih sayang dan cinta maka hidup akan lebih berwarna meski hanya ada kesederhanaan didalamnya. Naila Az-Z...