Chapter 2 ; Loser

330 45 7
                                    

Aku baru saja terbangun pagi itu, mendapati rekan-rekanku sudah tak ada di apartemen kecil kami. Selalu berakhir seperti itu, Aku benci, Aku sendirian.

Aku jadi teringat kata-kata dari Ibu semalam yang menyuruhku untuk kembali ke Thailand. Bukan tanpa alasan, atau alasan yang sepele seperti merindukan putranya, hanya saja Ibu tak ingin aku terus merepotkan Taeyong. Aku tak sepenuhnya menyusahkan Taeyong, maksudku dalam segi finansial, Ayah masih membiayaiku meskipun tak sebanyak saat aku menjadi seorang mahasiswa.

Impianku sangat sederhana, membanggakan kedua orangtuaku meskipun aku harus jauh dari mereka. Tapi, Ibu memintaku untuk kembali ke Thailand melanjutkan usaha mereka. Tidak, aku tidak ingin perjuangan belajar matian-matian mendapatkan beasiswaku berakhir dengan melanjutkan usaha Ayah yang bisa aku dapatkan cuma-cuma tanpa pergi ke negeri orang. Mungkin orang-orang di sana akan menertawakan keluarga kami, sebenarnya orangtuaku tidak masalah, tapi aku tidak menginginkannya. Sudah cukup keluarga kami diinjak-injak.

Ah, rasanya ingin menyerah saja.

"Hei, bocah. Kenapa kau menangis?"

Fuck.

Ayah maafkan aku, aku tak sengaja mengumpat. Siapa pula yang tidak terkejut mengdapati pria bertubuh besar di sebrang sana dengan kondisi yang tidak kalah berantakan dariku, belum lagi sebatang rokok di antara kedua jarinya. Oh, aku muak. "Apa mengintip seseorang itu hal yang baik?"

Oh si bodoh ini, lagi pula siapa juga yang menangis pada pagi hari di balkon apartemen yang sudah jelas bersebrangan dengan balkon milik tertangga. Ah, rasanya benar-benar memalukan.

Johnny menarik satu sudut bibirnya ke atas, ya, itu Johnny, tetangga menyebalkan yang beberapa hari ini membuat hariku tampak lebih buruk. "Siapa yang mengintipmu? Kau 'kan memakai pakaian. Lepas dulu pakaianmu, baru aku bisa mengintipmu."

Sialan.

"BERISIK CABUL!"

Oh, sial. Lemparanku memang tidak meleset, tepat mengenai dahinya. Tapi, kenapa aku harus melempar body lotion milik Doyoung?!

Johnny mengangkat body lotion milik Doyoung ke udara. Aku sempat bersyukur mungkin dia akan memgembalikannya, dengan begitu aku masih bisa memaafkannya. Tapi si sialan itu malah melambaikan tangannya sambil berterimakasih, dan ia menghilang dari balik pintu.

ASTAGA, AKU MASIH SAYANG UANGKU.

"Apa? Aku?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Apa? Aku?"

Taeyong cukup terkejut atas apa yang atasannya baru saja katakan. Bukan, Taeyong tidak dipecat. Hanya saja tugasnya bertambah.

"Ya, kebetulan Tuan Jung sedang dalam cuti karena istrinya hamil. Jadi, kau bisa menggantikan tugasnya kan? Cukup beri tahu apa yang kau lakukan saat magang."

Berita buruk bagi Taeyong, "Kenapa harus aku?"

Pria tua besar di hadapannya tersenyum. "Dengan bonus tambahan, benar, kau mau menolaknya?"

boys next door! // nct bxbTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang