Memang benar aku belum bisa melupakan kenangan itu, aku belum mampu sepenuhnya menghapus tentangmu, tentang kita dalam pikiranku. Ingin sekali bisa sepertimu, tak punya hati lalu mudah melupakan dan mencari persinggahan baru.
Aku tak mau memaksanya, karena semakin kupaksa hati ini semakin menjerit. Ya, aku tak kuasa atas cinta ini. Namun, kupercayakan waktu yang akan menghapus semua tentang mu.
Semua kenangan tentang kita memanglah indah, waktu yang pernah kita lewati bersama, perjalanan-perjalanan panjang yang sering kita lakukan, kekonyolan yang selalu membuatku tertawa, atau say hello yang sering kuucapkan ketika bertemu denganmu di tempat biasanya.
Tak mudah, sungguh ini tak mudah untuk diriku yang rapuh karena pengkhianatanmu lebih memilih dia dibanding aku. Bagaimana bisa dengan mudah aku melupakanmu, sedang kau dan aku selalu berada di tempat yang sama.
Setiap malam kulalui dengan memikirkanmu. Mengingat-ingat apa saja yang sudah aku lewati bersamamu. Mulai dari bahagia hingga rasa sakit yang kuubah sedemikian rupa hingga rasanya menjadi lebih baik.
Melewati hari-hari berat tanpamu bukan perkara mudah. Kau pernah berpikir bagaimana perasaanku ketika mereka menanyakan kabarmu padaku?
“Aku udah putus ama dia, udah gak usah nanya mulu deh”
Kau tau betapa sulitnya menjawab dengan semasa bodoh itu? padahal kenyataannya, melupakan kamu masih jadi sesuatu yang mustahil aku lakukan, Tapi harus.
Aku memang tak mampu melupakanmu sepenuhnya, aku masih melakukan hal yang sama sebelum perpisahan ini, aku selalu mengingat namamu sebelum tidurku dan beberapa kali memimpikanmu dengan pengandaian yang indah. Tapi ketahuilah, aku memiliki kemauan keras untuk meninggalkan masa lalu yang tak pernah bersahabat denganku. Beri aku waktu untuk benar-benar menghapus semua tentangmu, tentang kita, semua yang berhubungan dengan kita. Dan ketika waktu itu datang biarlah semua tentang kita hilang di telan sang waktu. Entah itu cepat ataupun lambat.
Tak selayaknya aku tetap bertahan di masa lalu yang tak pernah memberikan kesempatan padaku untuk bahagia. Perpisahan memanglah sudah seharusnya terjadi. Bertahan pada hubungan yang semakin menyesakkan hatipun juga bukan pilihan yang terbaik untuk kita.
Sudah sepatutnya kenangan itu pergi, aku selalu mecoba merelakannya.
***
Jangan lupa vote ya⭐
KAMU SEDANG MEMBACA
REJECTED MEMORY
Teen FictionAku terlalu keras kepala mempertahankanmu, namun pada kenyataannya kau terus menyakitiku berkali-kali dan pergi begitu saja tanpa pernah menengok kebelakang lagi. Hingga pada akhirnya aku mengambil keputusan yang benar. Melepaskan ingatan tentangmu...