vingt-deux

1.5K 202 11
                                    

Monday, December 31st


09:00 pm.


Harry Styles: Maukah kita berdamai? :D


Kendra Gates: Tidak sampai lo menjelaskan semuanya dengan detail.


Harry Styles: Haruskah? ._.


Kendra Gates: Lo minta gue tabok apa gue toyor?


Harry Styles: Ouch aku takut qaqa! Aku kesana sekarang!


Kendra Gates: Harry Freakin Styles! Gue hanya butuh penjelasan lo. Gue ga butuh lo buat kesini.


**

"Kendra, ada temanmu si keriting dibawah," ucap Mum dari depan pintu. Gue mengangguk gusar lalu turun ke bawah dan menemuinya.


"Apa?" Tanya gue dingin.


"Kendra! Ga boleh galak begitu ah sama tamu," ucap Mum. Ish!


"Gue mau lo ikut gue sekarang," ucap Harry sambil narik tangan gue.


"Ga mau," ucap gue.


"I want to celebrate new year with you," ucap Harry.


"I want to celebrate new year with my family," balas gue.


"Sudahlah Ken, pergi saja," ucap Mum mengompori.


Sialan, gue langsung ditarik ke mobil Harry dan mobilnya melesat kencang sekali sehingga gue ga berani buat loncat turun. Selama perjalanan gue habiskan dengan diam. Ia membawa gue ke sebuah danau dan ada rakit berisi lilin di dalamnya.


"Maksud l–" ucapan gue terpotong saat ia menangkup kedua pipi gue dan mengizinkan mata gue bertatapan dengan mata hijau emerald nya.


"Gue akan ngasih tau semua alasan gue, karena gue gamau orang yang gue cinta mati penasaran," ucap Harry sambil tersenyum memamerkan kedua dimples nya. Ia memegang kedua tangan gue. Gue hanya terpaku dan terdiam dalam kesunyian malam ini.


"Gue mencintai lo, Kendra Avalyce Gates. And all the little things," ucapnya sambil tersenyum. Gue melongo. I never thought he felt the same way I do.


"Walaupun pada akhirnya kita enggak bisa bersama, gue mau kalau lo tuh anggep gue sebagai rakit ini, dan lo airnya," ucapnya.


"Karena, kemanapun air membawa rakit, rakit akan selalu mengikutinya, biarpun bisa dibawa ke air terjun yang akan justru ngerusak si rakit," ucap Harry lagi.


"Oh, gue juga mau ngasih tau. Dulu lo barang taruhan sebenarnya. Taruhan antara gue dan keempat sahabat gue," ucap Harry. "Eh tapinya gue beneran jatuh cinta dengan lo."


"Jadi, gue batalin begitu liat Kieran dan Gemma," ucap Harry lagi. Aw, dia baik sekali.


"Karena gue tau rasanya sangat cinta tapi enggak bisa memiliki," ucapnya.


"Lo musuhan sama temen lo?" Tanya gue pada akhirnya.


"Kemarahan mereka itu bagai lilin ini, akan surut pada waktunya. Gue gak peduli, tapi kalo gue marahan sama lo, baru gue gakuat," ucap Harry.


"Gue mau kita tetap bersahabat, walaupun gue tau kita saling mencintai," ucapnya. Hati gue teriris kali ini. Ia membawa gue kedalam dekapannya yang hangat, gue hanya bisa merenung dan menikmati pelukannya dalam diam. Ia melepaskan pelukannya dan memegang kedua lenganku.


"Kali ini, cinta ga harus memiliki," bisiknya lalu mencium gue.


Ciuman kedua dan mungkin untuk terakhir kalinya.


End.


**


picturesque ✕ stylesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang