PART 23

26.1K 2.4K 75
                                    


Pagi-pagi sekali Ny. Park dan Jiya sudah kembali ke rumah Jimin. Ini hari senin dan Jiya harus pergi sekolah oleh karenanya Ny. Park terpaksa mengantar cucunya untuk pulang, padahal Ny. Park sudah membujuk Jiya untuk membolos saja barang sehari tapi Jiya menolaknya mentah-mentah.

Ny. Park tentu senang cucunya sangat giat belajar tapi permasalahannya apakah rencananya berhasil? Bagaimana jika ia dan Jiya justru mengganggu kegiatan Jimin dan Hana? Eh.. tidak ini sudah pagi. Kegiatan mereka pasti sudah selesai.

"Halmonie kenapa rumah masih sepi. Apa daddy dan mommy belum bangun? Ah.. Jiya akan ke kamar membangunkan mereka." Belum sempat kaki kecilnya berlari menuju tangga, Ny. Park sudah lebih dulu menahan tangan cucunya itu.

"Yak, Jiya tidak boleh pergi ke kamar. Em, biar halmonie yang membangunkan mereka," ucapnya. Ny. Park tentu saja agak was-was, bagaimana jika Jimin dan Hana masih belum berbusana dan sebagainya lalu tiba-tiba Jiya masuk melihatnya bisa-bisa ia dipecat menjadi nenek karena sudah mengotori mata suci cucu perempuannya.

Jiya mempoutkan bibirnya lucu. "Kenapa tidak boleh? Itu kamar Jiya. Lagipula Jiya juga ingin pergi mandi dan bersiap."

Ah benar juga. Kemarin kami mengunci mereka di kamar Jiya. Astaga seharusnya aku menguncinya di kamar Jimin atau Hana! Bagaimana ini, batin Ny. Park tidak tenang.

Melihat neneknya yang justru terdiam melamun membuat Jiya berinisiatif untuk melanjutkan tujuannya pergi ke kamarnya meninggalkan Ny. Park yang masih berperang dengan batinnya.

Kaki kecil Jiya melangkah menaiki tangga pelan-pelan agar tidak menimbulkan bunyi yang dapat didengar neneknya. Setelah bersusah payah menaiki tangga kini gadis kecil itu sudah ada di depan pintu kamarnya.

"Apa Jiya harus mengetuk pintu dulu atau langsung masuk saja? Ah.. langsung masuk saja. Jiya ingin mengejutkan daddy dan mommy," ucapnya diselingi tawa lembutnya. Tangan mungilnya berusaha menggapai kunci pintu, memutarnya sedikit dan bersiap membuka lebar pintu kamarnya tapi terhenti oleh suara teriakan Ny. Park yang menggelar.

"JIYAAAAAAAAA!!!!! ANDWEEEEE!!!!" teriak Ny. Park membahana sambil berlari tergopoh-gopoh berusaha menghentikan tangan nakal cucunya.

Jiya tersentak kaget hingga memundurkan tubuh kecilnya. Ny. Park kini sudah ada di depannya dengan nafas tersengalnya. "Hah... hah... jangan masuk. Jiya pergi mandi di kamar daddy saja dulu ne, nanti halmonie siapkan seragamnya," pintanya dengan nafas tidak beraturannya.

Jiya hanya menatap Ny. Park dengan tatapan bingung. Kenapa sampai segitunya? Jiya kan hanya ingin masuk ke kamar milik Jiya, pikirnya. Pada akhirnya Jiya mengangguk patuh setelah mendapat tatapan memohon dari neneknya.

Setelah Jiya menghilang dari pandangannya, Ny. Park segera menggedor pintu kamar dan berteriak kembali guna membangunkan dua insan yang masih berada di dalam kamar.

Brak... brak... brak...

"Yak Park Jimin cepat selesaikan aktivitas kalian dan siapkan seragam untuk Jiya! Eomma menunggu di ruang makan. Ayo kita sarapan bersama kecuali jika kau sudah sarapan dengan tubuh Hana ahahaha," ucap Ny. Park dengan jailnya lalu pergi begitu saja ke dapur untuk membuat sarapan.

***


Hana masih terlelap dalam tidurnya, merasa sedikit lelah karena aktivitasnya semalam bersama Jimin. Akhirnya Hana benar-benar menjadi milik Park Jimin seorang. Wanita itu masih ingin tidur lebih lama tapi merasa terusik karena merasakan kecupan-kecupan kecil di seluruh area wajahnya.

"Jimin... hentikan..." pintanya lembut.

"Good morning, baby girl. Apa daddy membangunkanmu?" Hana pun mengangguk mengiyakan. "Mianhae. Daddy sengaja ahaha. Ayo lanjutkan kegiatan semalam," ucap Jimin dengan jailnya.

Hana menggelengkan kepalanya pelan. "Tidak Jim.. aku lelah, ingin tidur," tolaknya halus. Tapi bukan Park Jimin namanya jika tidak mendapatkan kemauannya. Pria itu tetap mendekatkan tubuhnya ke arah Hana berniat menciumnya hingga suara nyaring yang Jimin jelas tahu pemiliknya siapa, menghetikannya.

"JIYAAAAAAAAA!!!!! ANDWEEEEE!!!!"

Hana terlonjak kaget mendengarnya, buru-buru ia mendorong kasar tubuh Jimin hingga terjungkal jatuh dari ranjang.

"Jimin itu eomma!"

Jimin yang terjungkal jatuh pun mengeluh kesakitan, "Yak ah... bokong seksiku..."

Hana bukannya menolong justru menyuruh Jimin untuk segera bangkit berdiri, "Jimin apa yang kau lakukan? Cepat bangun! Di depan ada eomma dan Jiya, bagimana jika mereka masuk?"

"Yak.. kau tidak mau menolong daddy dulu? Ini sakit, baby." Jimin merengek manja, berharap akan di tolong oleh wanitanya.

Tapi Hana tidak memedulikan rengekan Jimin, wanita itu berusaha segera bangkit berdiri tapi gagal karena rasa sakit pada beberapa area tubuhnya, hingga menyebabkannya kembali terduduk dengan rintihan kecil yang keluar dari bibirnya.

Jimin yang mendengar Hana merintih kesakitan segera bangkit berdiri menghampiri Hana dan mengabaikan rasa sakit pada bokong seksinya.

"H-hana kau baik-baik saja? Dimana yang sakit? Perlu ku gendong?" tanya Jimin bertubi-tubi karena khawatir.

"Yak Park Jimin cepat selesaikan aktivitas kalian dan siapkan seragam untuk Jiya! Eomma menunggu di ruang makan. Ayo kita sarapan bersama kecuali jika kau sudah sarapan dengan tubuh Hana ahahaha."

Suara Ny. Park kembali terdengar membuat Jimin sedikit mendengus kesal. "Apanya yang sarapan? Sarapan dengan lantai sih iya! Aishh.. aku lupa jika ini kamar Jiya."

"Jim, cepat pergi siapkan seragam Jiya. Aku baik-baik saja. Nanti aku akan menyusul ke bawah setelah membersihkan diri," perintah Hana lembut. Pun Jimin terpaksa mengangguk mengiyakan.

"Tapi sebelum itu biarkan aku menggendongmu ke kamar mandi. Kau akan sulit berjalan, Hana," ucap Jimin dengan tatapannya yang sedikit nakal yang langsung mendapat hadiah pukulan ringan dari Hana.

Setelah mengantar Hana ke kamar mandi, Jimin segera membersihkan sedikit kekacauannya semalam, sisanya akan ia suruh pelayan untuk membersihkannya nanti. Setelah dirasa cukup rapih, Jimin segera membawa seragam Jiya dan bersiap turun menemui eomma-nya. Jimin ingin mengucapkan terima kasih karena rencana nakal eomma-nya juga sedikit mengomel karena merasa terganggu kegiatannya pagi ini.

[]

MY KISSABLE DADDY ✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang