Buat yang sudah baca Ketika Hati Bertindak pasti tahu siapa aku.
Belum tahu?
Ah!
Yasudah aku perkenalkan ulang. Namaku Kayron Triwicaksono. Sekarang sudah berumur 26 tahun. Sudah mendapatkan gelar dokter. Puji tuhan. Tak banyak yang perlu aku ceritakan sekarang. Aku sudah terlalu tua untuk bertindak berlebihan. Rutinitasku hanyalah membantu penyembuhan orang-orang berobat kepadaku. Aku mempunyai klinik pribadi bersebelahan dengan rumahku.
Dengan umurku yang sudah melebihi batas sebagai pria lajang, hal ini cukup menghinaku. Bang Billy sudah menikah sejak ia berumur 25 tahun. Parahnya sejak istri bang Billy tinggal di rumah, terpaksa sebagian besar komik-komik koleksinya harus berdebu di kamarku, di atas lemari pakaian dan sebagian ada di kolong tempat tidur. Mbak Tyas juga sudah bertunangan dengan kekasihnya minggu lalu, namun hal itu tidak merubah sikapnya menjadi lebih dewasa. Rencananya dia akan menikah setelah kekasihnya selesai tugas di Sulawesi. Tentara coy.
Ayah dan Bunda juga merasa senang karena sebentar lagi akan mempunyai cucu dari anak pertamanya. Istri Bang Billy sekarang sedang mengandung, wanita itu untuk sementara tinggal di Probolinggo sampai masa persalinan, perkiraannya masih bulan depan. Dengan keadaan seperti itu Bang Billy mau tidak mau harus ke sana setiap akhir pekan di hari libur kerjanya. Ia akan mengambil cuti seminggu sebelum perkiraan masa kelahiran. Anehnya klinikku juga terdapat bidan akan tetapi keluarga istri Bang Billy ingin cucunya lahir di sana. Apa boleh buat, Ayah dan Bunda sepertinya memakluminya.
Pagi hari aku datang ke beberapa bangsal di klinik untuk mencatat rekaman medis. Pukul tujuh pagi aku pergi ke rumah sakit karena sebagian besar pasienku berada di sana. Lalu membantu dokter senior di poli, pukul dua belas siang aku kembali ke klinik dan akan kembali jika ada keperluan lagi. Tidak banyak yang aku lakukan setelah itu. Aku lebih sering berada di rumah dari pada di klinik. Karena sudah ada rekan dokter yang berbagi tugas.
Semua yang aku lakukan di malam hari hampir sama dengan orang-orang pada umumnya. Berkumpul di meja makan, lalu membicarakan banyak hal. Tetapi pernah suatu malam Bang Billy menyinggung tentang Mika. Yah? Apa kabar dia sekarang.
Walaupun nama Mika hanya menjadi bahasan sementara namun hal tersebut kerap menggangu tidur malamku. Ketika masa sebelum akhirnya aku terlelap dalam tidur. Tentang surat yang belum pernah terkirim, tentang nihilnya kabar darinya, dan semua tentang sosok Mika yang sekarang mungkin sedang berbahagia dengan seorang wanita, atau mungkin tidak.
Aku mengayunkan kakiku turun dari temat tidur. Menoleh ke arah nakas lalu berjongkok di depannya. Memutar kunci dari kuningan lalu menariknya. Pintu kecil terbuka. Terdapat kotak seng bekas kue kering yang berkarat. Kuraih kotak itu dan meletakannya dia tas tempat tidur. Belum sempat membuka kotak tersebut sorotan lampu dari depan kamarku menerobos masuk, ternyata pintu kamarku terbuka.
"Ada tamu," kata bang Billy, "tolong buatkan minum di morong kaca jangan lupa bawa setengah lusin gelas."
"Mbak Tyas sama Bunda ke mana? Dan kenapa harus gua."
Pintu kamarku terbanting. Aku melenggang keluar kamar dan langsung menuju dapur. Ledakan tawa terdengar ketika aku tersibukkan menuangkan jus jambu merah dari blender ke morong. Setelah semua siap di atas nampan aku langsung membawanya ke ruang tamu. Mataku langsung terbelelalak dan sedikit tersentak ketika mengetahui siapa tamu yang datang. Aku berusaha bersikap setenang mungkin berjalan dengan santai menuju meja.
"Lah ini, Kayron!" seru Bunda, saat aku mulai menungkan jus tersebut ke setiap gelas. "Silakan Pak diminum. Mika juga jangan sungkan-sungkan."
Ayah dan Bunda duduk di sofa panjang bersama Mika. Mbak Tyas duduk di sofa tunggal menghadap Pak Rezky. Aku tahu Mika menghindari kontak mata denganku. Dan itu adalah sikap paling bijaksana setelah dia pergi delapan tahun yang lalu, dengan cara yang tidak manusiawi.
![](https://img.wattpad.com/cover/156639081-288-k869844.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
Ketika Hati Memilih
RomansaKita hanyalah abu-abu di atas putih Yang jelas itu tak pasti Sebab kita belum memilih Soal apapun tentang hati Karena itu kita di sini Menunggu atau sampai nanti #KetikaHatiMemilih #MikaxKayron #AilaRadit Kisah lanjutan dari Ketika Hati Bertindak Se...