1

90 5 1
                                    

"GERALD BANGUN! UDAH SIANG SAYANG!" teriak bunda dari luar pintu kamar.

Karena geram tidak ada jawaban apapun dari dalam,bunda pun nekat masuk ke dalam kamar Gerald. Dan ternyata...

"Yaampun kamu itu belom bangun juga gerald!" Teriak bunda dengan kesal tepat di telinga kanan Gerald, sambil menarik selimut yang ia pakai.

"MALING MALING, BUNDA AWAS ADA MALINGG," Gerald langsung bangun dan pastinya dengan wajah panik.

"Mana ada maling disini Gerald?" Kata bunda sambil menyolor kepala putranya dengan gemas karena tingkah nya.

"Tapi bunda Gerald mimpi ada maling yang masuk kamar Gerald. terus, Gerald kunci deh maling itu di kamar mandi takutnya masih di situ malingnya bun. Biar Gerald gak takut bunda temenin Gerald mandi yaa?" Ucap Gerald dengan wajahnya yang sok polos.

"Udah gak ada maling malingan sekarang cepetan kamu mandi, ini udah jam 7 kurang 10 menit Gerald Brams Rivaldo!" Jawab bunda dengan emosi yang sudah menggebu gebu.

"Kenapa gak bilang dari tadi bundaku yang cantik dan juga bahenol ini." Ujar Gerald dengan asal lalu ia bergegas ke kamar mandi dan bersiap siap.

"Dasar anakku itu gak pernah berubah." Gumam bunda sambil menggeleng gelengkan kepalanya tak habis pikir.

****

Di tempat lain, tepatnya di kediaman seorang gadis cantik yang berwajah datar dan dingin gadis itu juga jarang tersenyum.

Ia berpenampilan tidak rapi dengan lengan pendek sebahu yang sengaja digulung ke atas dan baju yang di keluarkan tidak lupa juga rambut panjang yang di kuncir kuda. Ia sudah siap untuk berangkat ke sekolah.

Dengan menghela nafas gadis itu menuruni tangga sambil memperhatikan ke seluruh rumahnya yang nampak sepi dan tenang, tapi apa bisa buat? Ia sudah terbiasa dengan semua itu.

Gadis itu membawa mobil putih kesayangan nya dengan kecepatan sedang. Beberapa menit ia menyetir tiba tiba ada suara,

BRAKKKKK DUG (intinya suara tabrakan gitu author kurang tau wkwk).

Gadis itu melihat mobilnya di tabrak oleh pengendara motor yang ugal ugalan, dengan geram ia pun menepikan mobilnya di pinggir jalan dan keluar dari mobil dengan gusar karena mehanan emosi.

"Heh lo itu bisa bawa mobil gak sih? Kalo gak bisa mending gak usah bawa! Tanggung jawab mobil gue lecet lecet nih." Teriak gadis ini,

"Lebay banget lo jadi cewek." Jawab seorang cowok bernama Gerald Brams Rivaldo dengan wajah santai tanpa dosa.

"Maksud lo apa ngatain gue gitu? Lo nyari ribut sama gue hah!"

"Gabby Kay Filbert." Bukannya menjawab Gerald malah memiringkan kepalanya dan membaca nametag yang terpampang di seragam gadis itu.

Nama yang bagus, tapi gak kayak orangnya galakk kek singa yang gak pernah di kasih makan setahun haha. Gumam Gerald dalam hati.

"Heh lo di tanya kok malah bengong, Udahlah makin bego gue ngomong sama orang yang gak punya aturan kayak lo!" Kata gadis itu yang bernama Gabby Kay Filbert atau Gabby.

"Udah ngomongnya udah? ntar gue ganti kerugian nya. Kayaknya kita satu sekolah juga." Kata Gerald sambil memperhatikan pakainya yang mirip dengan gadis ini.

Gadis itu membuang muka dan menatap naas mobil nya yang sudah penyot di bagian belakang.

"Pokoknya gue gak mau tau lo harus ganti rugi sekarang!" Ucap Gabby dengan wajah yang sudah merah akibat menahan amarahnya.

"Iya ntar gue ganti rugi, gue lagi gak bawa duit kess."

"Cihh, sok kaya." Cibir Gabby

"Apa lo bilang? Oh jelas gue orang kaya lagian Lo juga salah siapa suruh ngalangin jalan gue." Gerald menyalahkan Gabby.

"Yeh jelas jelas tadi lo yang nabrak gue jadi lo lah yang salah," ucap Gabby.

"Ya kan gue gak sengaja, Lo nya aja yang ribet!"

"Wajar gue ribet, ini mobil kesayangan gue."

"gue gak peduli mau mobil kesayangan lo kek, mau mobil kakek Lo kek. Bukan urusan gue." Protes Gerald tak mau kalah.

"Kok lo nyolot sih."

"Lah Lo duluan,"

"Terserah lah gue capek debat sama orang stres kayak lo." Setelah mengatakan itu Gabby pun masuk ke dalam mobil dan melanjutkan mobilnya dengan wajah masam. Ia pun berdoa agar tidak bertemu lagi dengan cowok yang sok kecakepan tadi.

Cowok itu masih termenung sambil menatap mobil yang ia tabrak tdi sudah melesat di tikungan jalan.

Kemudian senyum tulus di bibirnya mengembang membentuk senyuman yang dapat melelehkan hati para wanita yang melihatnya. Ia pun menaiki motor nya dan ikut melesat pergi bersamaan dengan angin yang bebas berhembusan dimana mana.

****

THANKS FOR READING, SEE YOU AND THE NEXT CHAPTER ❤

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 31, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

GARALDTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang