Chapter 7

136 13 2
                                    

Sesampainya di rumah sakit, Iqbaal segera melangkahkan kakinya menuju kamar dilantai 3 tersebut.

Dibukanya pintu kamar (namakamu) perlahan. Dilihatnya, (namakamu) tengah bermain Iphone tak melihat kehadirannya.

Iqbaal terkekeh lalu berdehem sambil masuk ke dalam. Membuat (namakamu) menoleh dan tersenyum manis ke arahnya.

"Serius banget main HP nya. Lagi stalk siapa sih?" tanya Iqbaal. Diletakkannya kresek berisi bubur itu di nakas samping ranjang.

"Ih kepi lo Baal." jawab (namakamu) lalu kembali fokus bermain Iphone.

Iqbaal terkekeh menyiapkan bubur untuk makan (namakamu), namun gerakannya terhenti ketika melihat sebucket mawar merah tergeletak diatas nakas.

Alis Iqbaal tertaut. "Ini.. Mawar dari siapa (nam)?" tanya Iqbaal mengambil bunga tersebut.

(Namakamu) menoleh dan ikut mengeryitkan dahi lalu menggeleng. "Engga tau Baal. Dari siang gue tidur sampe lo dateng ini. Ada pengirimnya gak? Coba lo liat."

Iqbaal membolak balik bucket tersebut mencari nama atau identitas pengirim. Lalu ia menggeleng, "gak ada (nam). Yaudah, gue taruh di vas aja ya. Sekarang, lo gue suapin makan dulu."

Iqbaal mengambil vas berwarna biru itu dan meletakkan bunga mawar tersebut kedalamnya. Lalu ia menarik kursi disamping (namakamu) dan mulai menyendokkan bubur.

"Yuk.. Aaaaa kereta mau masuuuk." canda Iqbaal seperti sedang menyuapi anak umur satu tahun.

(Namakamu) memanyunkan bibirnya, namun kemudian ia menerima suapan dari Iqbaal.

Lima belas menit kemudian, piring berisi bubur tersebut kandas dimakan (namakamu). Iqbaal mengambil tisu dan mengelap sisa bubur di bibir (namakamu).

"Makasih ya Baal." ucap (namakamu) tersenyum. Iqbaal membalas senyuman (namakamu) dan mengangguk.

"Permisi... Saya mau memeriksa keadaan saudari (namakamu)." ucap seseorang dari pintu. Seketika Iqbaal dan (namakamu) menoleh dan mendapati seorang dokter bersama susternya.

Iqbaal bangkit dari duduknya dan mempersilahkan dokter yang tidak terlalu tua itu memeriksa keadaan (namakamu).

"Baik, (namakamu) sudah mulai membaik. Jadi Insya Allah besok sudah bisa pulang. Tapi inget ya, jangan terlalu capek dan makannya diatur." pesan dokter tersebut setelah memeriksa (namakamu).

Setelah Iqbaal mengantar dokyer itu keluar, ia kembali menghampiri (namakamu).

(namakamu) tersenyum senang dan memeluk Iqbaal, "yeeee akhirnya gue pulaaang Baaal!! seneng banget guee" teriak (namakamu) keras membuat Iqbaal meringis.

"Budeg telinga gue anjay." ucap Iqbaal sambil memeganggi telinganya.

(Namakamu) tertawa hingga memperlihatkan gigi putihnya membuat Iqbaal tersenyum memandangnya.

"Cantik. Gue seneng kalo lo seneng." batin Iqbaal.

Lalu Iqbaal mengambil Iphone dari saku celana nya dan mengetikkan chat untuk bang Nasim dan kawan-kawannya. Membuat (namakamu) menggembungkan pipinya karena merasa dikacangi.

"HP aja terus, gue di anggurin." sindir (namakamu).

Iqbaal menoleh ke (namakamu) dan mengusap kepalanya, "engga kali (nam). Gue ngabarin bang Nasim sama yang lain kalo lo udah bisa pulang besok. Dan gue yang akan bantu lo pulang." ucap Iqbaal sambil tersenyum.

(namakamu) menganggung mengerti. Lalu memandang Iqbaal yang tengah bermain Iphone.

Pikiran (namakamu) masih terbayang-bayang As'ad. Ia ingin menanyakan perihal As'ad dan Aisyah.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 02, 2019 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

First Love [As'ad Motawh] Season 2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang