1. The Moon is Beautifull

4.6K 371 17
                                    

Ada berapa bulan?

Dua belas? Tidak bukan yang itu.

Tentu satu bukan?

Biar ku katakan bagaimana bulan menjadi saksi di malam hari tentang perjalanan cinta dua insan yang saling menyayangi hingga terlalu bodoh menyadari perasaan mereka.




anomalee present

NAFAS INI

Bagian 1. The moon is beautifull



Happy Reading

.

.

.

BRUK!!!

Hhhhh lelah sekali.”

Wonwoo mnejatuhkan ranselnya ke lantai begitu saja, memandangi apartemen berukuran sedang milik mereka. Ah ya, Wonwoo menempati hunian ini bersama seorang temannya. Uangnya telah menipis dan ia mau tak mau berbagi tempat. Bersyukur bahwa temannya ini sangat rapi, bersyukur lagi temannya dapat mengimbangi Wonwoo yang jorok dan malas.

Sekali lagi, dalam hidup seorang Jeon Wonwoo kembali bersyukur meski tubuhnya terasa lelah.

Membungkuk, sepatu berwarna hitam terlepas dari kaki kurusnya. Teman seapartemennya sering mengoloknya tentang hal itu, dan ia tidak peduli. Terlalu cuek untuk hal yang sudah menjadi paten.

“Mingyu?”

Memanggil sambil mencari sang teman, Wonwoo berinisiatif mengitari ruangan. Biasanya Mingyu tertidur di balik sofa sehingga ia mencari seperti sedang bermain petak umpet.

Mingyu tidak ada, artinya ia belum pulang.

Jam kecil di atas lemari plastik memperlihatkan pukul 4, harusnya Mingyu sudah pulang karena jam kerja mereka sama.

Wonwoo memilih untuk memasak makanan sambil menyenandungkan lagu kesukaannya.





Gigi taring nampak. Pria bernama Mingyu baru saja pulang dengan menenteng beberapa belanja yang telah habis, kebetulan hari ini adalah jadawal Mingyu belanja kebutuhannya.

Tinggal bersama Wonwoo selama setengah tahun membuatnya hapal. Wonwoo tidak suka seafood meski bisa memakannya, ia lebih menyukai sayur dan daging merah. Tidak suka buah, tapi snack lover.

Terkadang ia bingung dengan pola hidup Wonwoo, bagaimana ingin berisi jika makanannya hanya itu-itu saja?

Wonwoo suka mie instan, dan mereka selalu berdebat setiap Wonwoo memasak. Perdebatan selalu dimenangkan oleh pria Kim. Hal ini tak lepas dari sikap keduanya yang sudah seperti kutub utara dan selatan.

Jauh.

Dan berbeda.

Wonwoo akan dengan mudah mengatakan ya jika Mingyu sudah mengomel dan mengikhlaskan mie instannya dibuang, terganti dengan makanan empat sehat lima sempurna ala Mingyu.

Jauh dalam hatinya, ia menaruh rasa pada teman seapartemennya yang kelewat datar itu. Tidak ada yang tahu kapan rasa itu datang. Itu terjadi secara...normal?

Oke, Mingyu tahu ini tidaklah normal tapi hey ia juga tidak menginginkan hal ini. Semua terjadi dan dia hanya menjalani saja. Bukankah semua manusia berhak untuk jatuh cinta?

NAFAS INI[MEANIE!]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang