(01) CURHAT BANG GOJ*K

15 0 0
                                    

Hai..
Ini tulisan murni dari pengalaman pribadi dengan sedikit gubahan. Jika ada kesamaan alur, karakter, maupun nama dengan tulisan lain adalah murni karena ketidaksengajaan. No plagiat dan plagiat dilarang mendekat.
Thankyou 😘

---------------------------

Disya POV
Bangun pagi adalah hal wacana besar yang dilakukan oleh perempuan dengan tamu bulanannya. Ya, begitu pula aku. Perkenalkan aku Syafirah Disya. Panggil saja Disya. Anak ketiga dari empat bersaudara yang saat ini tengah berusaha lulus dari salah satu perguruan tinggi ternama di Indonesia.

Dua minggu lagi aku akan pulang. Pulang ke kota kelahiranku di Jawa Timur. Saat ini aku masih berada di Kota Hujan. Kota tempatku menimba ilmu. Dan sebentar lagi, aku tak berada disini lagi.

Tentu aku tak ingin menyianyiakan waktuku saat ini. Mumpung hari ini weekend, aku dan dia mau jalan-jalan di ibukota.

Tunggu

Aku belum kenalkan. Sudah hampir dua tahun ini aku dekat dengan seorang lelaki bernama Rafa Mahendra. Panggil saja Rafa. Dia dua tingkat diatasku dan sekarang sudah bekerja bidang IT di ibukota.

Setiap weekend dia mengunjungiku ke Bogor dan sekarang kita akan pergi menghabiskan waktu bersama sebelum berjauhan.

Eits tenang, meskipun aku belum selesai mengurus surat lulusku, aku tetap berkomunikasi dengan baik dengan pembimbing dan aktif di hari kerja. So, weekend aku bisa main sama dia. Oke back to the lead of story.

Author POV
Singkat cerita pagi itu Disya bangun dan melihat jam di handphone nya.

"Gawat, udah setengah 8 aja. Kan janjian pergi jam 8", ujarnya setelah mengingat janjinya kemarin dengan Rafa.

Tak bergegas untuk mandi, Disya malah asik mengecek notif social medianya hingga akhirnya Rafa mengirim pesan.

Rafa:
08.38 Disya bangun
08.42 Disya aku ke kosanmu ya

Disya:
08.43 Tunggu, jangan kesini dulu.
Aku belum mandi
Nanti saja
Mager dingin

Dasar, memang rata-rata mahasiswa tingkat akhir dapat dikatakan MALAS bangun pagi. Begitupun Disya. Apalagi saat bulanannya datang.

Dengan langkah gontai akhirnya Disya pun menuju kamar mandi. Merilekskan tubuh serta keramas karena merasa tidak nyaman dengan rambutnya.

Kurang lebih 10 menit kemudian Disya keluar lalu mengeringkan rambutnya dengan Hair Dryer milik teman sebelah kamar. Membuka lemari dan memilih baju untuk dipakainya.

Untung saja kemarin aku nyetrika, jadi sekarang tinggal pakai. Pikir Disya saat membuka lemari pakaiannya.

Jangan berpikir kos Disya itu mewah. Kalian salah besar. Disya hanya anak kos biasa dengan kamar berfasilitas kasur, lemari dan meja belajar. Selebihnya kamar mandi, TV, kulkas dan dapur merupakan perabot bersama penghuni kosan.

Pilihan Disya jatuh pada rok abu-abu dengan atasan kemeja hijau tosca. Setelah berpakaian, Disya memoleskan krim siangnya lalu BB cream dengan sedikit bedak dan lipstik. Tidak ribet. Sederhana saja yang penting nyaman dan tidak membuat mukanya jerawatan. Disya sangat benci itu.

Setelah usai berpoles dan memakai jilbab abunya. Disya pun tak lupa memasukkan modem wifi nya dan dompet dalam tas. Tak lupa pula mengenakan kaos kaki dan flatshoes lalu bergegas keluar karena Rafa telah sampai di depan kos Disya.

"Lama amat sih", sapa Rafa.
"Kamu aja yang kecepetan. Udah dibilang juga aku belum mandi, masih weh kesini.", balas Disya sembari memajukan bibirnya.

Merekapun pergi ke warung makan untuk sarapan terlebih dahulu.

Setelah kenyang mengisi perutnya, keduanya bergegas memesan ojek online untuk menuju stasiun. Seperti halnya Disya, Rafa juga bukan berasal dari keluarga kaya raya, sehingga untuk pp Bogor-Jakarta kami setia menggunakan jasa ojek online dan kereta commuter line.

Disya bertemu dengan drivernya dan jalan terlebih dahulu. Selama di perjalanan, pak goj*k pun bertanya pada Disya.

Driver Goj*ek (G)
Disya (D)

G: "Tadi cowoknya ya neng."
D: "Hehe, iya pak." dalam hati, deket doang sih pak, ga pacaran
G: "Asal mana emang neng?"
D: "Siapa pak? Saya?"
G: "Iya si enengnya atuh."
D: "Saya dari Jawa pak. Jawa Timur. Bapaknya asli sini?"
G: "Iya saya mah asli sini neng. I*B kan neng? Semester berapa?"
D: "Udah semester akhir, pak. Makanya ini jalan-jalan karena minggu depan mau pulang kampung."
G: "Oh gitu, cowoknya dari I*B juga ya? Tetangga saya juga gitu teh. Cinlok gitu jadi nikah. Sekarang udah punya anak 4."
D: "Oh iya pak? Iya pak sama-sama I*B.
G: "Mau pulang teh emang mau langsung nikah? Jangan dulu atuh teh sayang udah kuliah, lulus langsung nikah."
D: "Nggak kok, pak. Emang disuruh pulang buat kerja dulu sekitar rumah."
G: "Nah iya gitu neng, suruh nunggu aja, jangan langsung nikah"
(Disya: iya atuhlah pak saya juga gamau lulus langsung nikah, belom siap aku tuh masih manjaahhh)
D: "iya pak, kerja dulu hehe".
G: "Cowoknya udah kerja juga teh?"
D: "udah pak."
G: "Kerja dimana?"
D: "Jakarta pak."
G: "Jakarta mana teh?"
D: "daerah pasar minggu pak"
G: "Oh pasar minggu. Udah lama deketnya neng?"
D: "udah hampir dua tahun pak"
G: "udah sering mimpiin belum neng?"
D: "belum pernah sih pak."
G: "wah neng dulunya punya pacar ya? Masih suka sama pacarnya yang dulu kali neng?"
(bapak ini bisa baca orang apa ya? Pikir Disya)
D: "ha? Iya pak. Gak tau kok masih sering mimpiin yang dulu."
G: "biasa cinta pertama mah gitu neng. Bapak juga gitu. Sampe sekarang udah punya istri. Udah atuh buru ditemuin neng, sebelum nyesel ntar kalo udah nikah gak bisa lagi."
D: "ah gamau pak. Gengsi cewek kontak duluan. Lagian dia udah sama temen saya. Saya mah gamau ancurin hubungan orang"

Ini bapak napa ngerti banget sih perasaan aku. Apa semua orang ngerasain kayak gitu ke cinta pertamanya? Entah deh. (dalam hati Disya)

G: "Ih gapapa neng, ketemu aja daripada nyesel nanti neng."
D: "..."

Disya POV
Ngobrol sama bapak ini bikin aku makin galau aja deh ah. Dah tadi malem banget aku mimpi tuh mantan sama temen aku yang sekarang jadi ceweknya.

Emang bener, aku udah deket sama Rafa sekarang. Tapi, Zaikh Namru, masih lekat dipikiranku.

Segera enyahlah. Aku ingin hidup tenang.

To be continue

------------------------
Suka ceritanya?
Please 🌟 for support me to write the story
Thank you 😘

BERTEMAN YES, PACARAN NO! Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang