"Sahabat"

176 6 2
                                    

Sudah tak asing lagi memang satu kata Itu. Orang-orang memiliki cerita persahabatan dengan suka dan dukanya masing-masing. Pasti berawal Dari ketidakenalan hingga membuat kisat tak terlupakan. Dari sebuah uluran tangan hingga hangatnya rangkulan.

Begitupun aku, berada di sekitar mereka seperti halnya berada dalam sebuah keluarga baru yang Ku temukan. Jujur, aku lupa bagaimana semua ini berawal. Aku lupa siapa yang pertama mengulurkan tangan. Aku lupa siapa yang pertama Kali memberi senyuman.

Yang Ku ingat, masa-masa itu sangatlah berharga.
Warung Pedas Mama Fitri selalu jadi tempat pengisi perut di pagi hari.
Cimol Mang Engkus menjadi kudapan istimewa yang menemani saat berderai Canda. Saung di tengah sawah itu, ya!! Saung itu sebagai markas saat istirahat tiba. Aroma asam kotoran kucing, debu pasir, bantuan yang terjal membentuk suasana tersendiri.

Lepas Dari semua itu, kita selalu menjadi alasan kenapa Pak Andri Sang Penjaga Perpus harus selalu membereskan buku setiap hari. Kita rajin ke Perpus dan memilih buku yang dirasa menarik, tapi apakah buku itu dibaca? TIDAK. Aku kerap main berkelahi-berkelahian dengan sahabatku bernama Randi. Tentu saja, akibat ulah kami Itu mengundang muka masam Pak Andri,namun beliau masih saja sabar.

Belum lagi, Bang dedi penjaga sekolah yang selalu menjadi pendengar setiaku setiap pagi kala aku bernyanyi. Suara merdu nan fals Ku entah menyenangkan hati nya atau merusak organ pendengarannya. Bu Reni, Bu ai Dan Bu Iis yang sabar mendidik kami dengan ilmu dan cinta. Dinil, musuh terbesarku sejagat SDN 2 Cikalong Wetan, karena dialah aku jatuh Dari kursi sebab kursinya dia tarik ketika aku mau duduk. Bu Lisna, pelipur lapar kami karena beliau sering mengadakan acara liwet bersama dan ituuu menyenangkan.
Itulah sekelumit kisah di Sekolah Dasar Ku

Kita Dan KataWhere stories live. Discover now