BAB 4

40 3 0
                                    

"Kok gitu dek?!" tanya Risa—Mama Serina dan Eric.

Serina menundukan kepalanya, setelah selesai bercerita tentang motor nya yang hilang. Sekarang sudah malam dan mereka sekeluarga sedang menyantap makan malam bersama di meja makan.

"Serina takut Ma, terus motornya mogok mendadak" ucap Serina pelan, menatap Risa sebentar lalu menundukan kepalanya lagi.

"Lagian kan motornya udah lama nggak di pakai pasti rusak lah" Eric mencoba membela Serina.

"Iya tapi kan, masa kamu ninggalin motor gitu aja?! Pasti udah di ambil sama maling nya tuh" omel Risa, alis nya berkerut tidak percaya dengan berita yang ia dengar.

"Udahlah Ma, kasihan Serina jangan dimarahin terus" sahut Andre— suami Risa mencoba melerai mereka, apalagi saat ini Risa sedang tersulut emosi.

"Iya Ma jangan marah-marah mulu nanti cepat tua loh" ucap Eric menggoda Risa agar berhenti marah namun nampak nya tidak berhasil. Risa malah melempar tatapan tajam ke Eric. Membuat Eric bungkam dan memilih menatap piring didepannya.

"Nggak marah gimana pa! Ini motor hilang loh, motor itu mahal pah, baru satu tahun dibeli masa udah hilang" ujar Risa pada Andrea.

Serina masih menundukan kepalanya. Merenungkan perbuatannya yang ceroboh itu. Dirinya pantas untuk dimarahi.

"Kamu juga sama Eric! Kalau kamu nemenin Adek mu kan gak bakal gini ceritanya" kali ini Risa memarahi Eric yang sedang mengunyah makanannya kebingungan. Jika satu orang salah Risa pasti akan menyalahkan semuanya.

"Loh kok aku yang di salahin?" tanya Eric,  setelah menelan makanannya.

"Iya kamu juga salah Eric, makanya jangan pac—"

"Cukup ma!"

Semua terdiam.

Andrea memijit keningnya, pusing akan keributan yang terjadi sekarang. Padahal ia lelah karena baru pulang kerja, dan malah disuguhi berita buruk membuat nya mendengarkan omelan Risa yang tak ada habis nya.

Sebenarnya keluarga Serina termasuk keluarga yang sangat berkecukupan, Papa nya bisa saja membelikan motor baru, sekarang juga. Namun Andrea tau yang membuat Risa yang marah adalah karena ketidak tanggung jawaban Serina untuk menjaga motornya sendiri.

"Ma yang terpentingkan itu Serina nggak kenapa-napa, mending motor hilang atau anak sendiri yang hilang?" tanya Andrea, Risa hanya terdiam dengan wajah kecutnya. "Sudahlah besok kamu Papa yang nganterin ke sekolah ya?"

"Iya Pa" jawab Serina, matanya sudah mulai berkaca-kaca.

"Sekarang masuk ke kamar mu dan tidur, kamu juga Eric" titah Andrea.

Serina bangkit dari kursi dan pergi ke kamarnya di lantai dua begitu juga dengan Eric berjalan malas dibelakang. Andrea bernafas lega pertikaian sudah selesai.

Langsung saja Serina merebahkan dirinya di kasur, menatap kosong langit-langit kamarnya beberapa sekon lalu menghapus air mata yang sempat keluar. Serina mengambil guling dan memeluknya.

Cklek..

Seseorang membuka pintu kamarnya, Serina masih memeluk gulingnya. Tidak mau menoleh siapa itu.

Dia duduk di sisi kasur Serina, lalu menghembuskan nafasnya. Tangannya mengelus-elus lembut kepala Serina. Seakan merasa bersalah.

Serina mendudukan tubuhnya dan benar saja itu Risa yang menatapnya khawatir, Serina pun langsung memeluk Risa dan membenamkan kepalanya. Risa pun membalas pelukan Serina lalu mengelus punggung anak bungsu nya itu.

🍑ⓝⓘⓒⓐⓛⓛⓔⓣⓐ🍑

Okey BAB 4 sampai disini dulu

Bye mother father ~

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 31, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Tsundere BAD BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang