BAB 2

25 4 0
                                    

Serina menatap langit melalu jendela di kamarnya. Matahari yang dengan percaya diri memberikan sinar nya yang panas di tengah siang ini membuat Serina enggan untuk keluar rumah. Apalagi tidak ada yang mau menemaninya ke toko buku, Ayah dan Ibu nya sedang berkerja. Abangnya malah asik pacaran.

Namun karena ia akan membeli sebuah barang kewajiban seorang anak sekolahan. Karena semester baru akan dimulai. Tahun ini Serina resmi menjadi anak kelas XI.

"Bi Sri! Serina keluar sebentar ya" ucap Serina yang sedang mengikat tali sepatunya sepatu adidas nya diteras.

"Iya non, hati-hati di jalan" sahut Sri— pembantu di rumah mereka, berjalan menghampiri Serina.

Dengan berat hati Serina keluar rumah dengan menggunakan masker, sarung tangan, jaket dan helm. Tidak lupa dengan tas yang ia sikut di belakang punggunya. Serina menyalakan motor Scoopy pink yang jarang ia gunakan. Untung saja masih berfungsi.

Gadis itu membawa motornya keluar perkarangan rumah. Dengan Sri yang memperhatikannya dari pintu depan. Serina melajukan kecepatan motornya di temani dengan panas nya terik matahari di siang hari ini.

Apalagi sekarang dirinya terjebak macet yang berkepanjangan. Membuat Serina berdecak kesal, ditambah polusi dimana-mana. Saat ini Serina memikirkan wajah Eric yang tega sekali tidak mau menemani dirinya. Setelah ia pulang, itulah saatnya untuk mengadu pada mama dan papa nya.

Setelah terlepas dari macet sampailah Serina ke toko buku, tempat tujuannya. Ia melepas helm, masker, sarung tangan dan juga jaket yang sejak tadi membuat badannya gerah dan berkeringat. Dengan cepat Serina memasuki toko buku itu yang dilengkapi dengan AC, membuat nya merasa hidup kembali.

Serina menghampiri jejeran buku-buku tulis, mata nya meneliti, tangannya mengambil buku tebal berisi 10 itu sambil membolak-balikan nya. Lalu memasukannya 2 pack buku ke dalam keranjang yang ia ambil di dekat pintu masuk tadi.

Setelah itu ia mengambil sampul buku yang terlihat imut, lalu alat tulis yang di butuhkan. Serina orang yang harus memiliki alat tulis yang lengkap. Ia tidak suka meminjam. Itu merepotkan.

Sudah selesai dengan kebutuhan sekolah, sekarang saat nya untuk memenuhi hobinya, yaitu membaca buku. Serina berpindah ke lantai dua dimana merupakan tempat buku bacaan berada. Langsung saja ia menuju tempat novel dan membeli novel baru dari penulis yang ia kagumi. Tidak lupa juga dengan volume komik yang baru saja terbit. Serina tidak sabar pulang dan membacanya dirumah.

Hari sudah menjelang malam ketika ia keluar dari toko buku itu. Pertanda baik baginya karena tidak ditemani dengan Mr. Sun lagi. Serina menghampiri motor pink nya. Memasukan belanjaannya kedalam tas. Memasang helm dan mengenakan jaketnya yang ia ambil dari dalam jok.

Serina menyalakan motornya. Tapi kenapa motornya tidak menyala?

Gadis itu mulai panik apa karena sudah lama tidak dipakai? Serina pun mencobanya lagi namun tetap saja tidak berhasil. Langsung saja Serina mengambil ponsel dari sakunya memanggil nomor dan berharap segera diangkat.

"Hal—"

"Bang Eric motor Serina mogok nih!" cerocos Serina dengan kesal menatap motornya.

"Kok bisa dek?!" tanya Eric yang mulai khawatir.

"Nggak tau, bang Eric cepetan kesini" rengek Serina.

"Lo sekarang dimana?!"

Tingkah dan suara Serina membuat seseorang tertarik untuk mendekatinya.

"Motor lo kenapa, Mogok?" tanya seseorang dengan nada beratnya membuat Serina terkejut.

Serina langsung menoleh kebelakang dan mendapati cowok tinggi berjaket berwarna hitam dengan alis berkerut dan sorot mata di wajahnya yang terlihat menakutkan dimata Serina. Membuat dirinya mundur selangkah.

Cowok itu melepas kupluk jaketnya dan menampakan rambutnya yang panjang melebihi telinga, dan lagi telinga nya memiliki tindik. Bukankah cowok itu terlihat seperti preman!.

Mata Serina beku menatap mata tajam cowok itu. Rasa takut pun mulai menjalar. Bagaimana tidak? Orang yang tidak dikenal tiba-tiba datang dan berbicara padanya. Serina takut.

"Halo dek! Lo dimana?" tanya Eric lagi.

"Dek!"

"SERINA!!!"

Serina tidak menjawab.

🍑ⓝⓘⓒⓐⓛⓛⓔⓣⓐ🍑

Gimana part 2 nya? Wkwk :" di part ini lebih banyak narasi daripada dialognya yah 🤔

Kalau kalian di posisi Serina gimana takut nggak?

Kalau aku sih pasti takut. Semoga Seriba nggak kenapa-napa ya. Haha

Bye~

Tsundere BAD BOYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang